Sudah lebih dari dua minggu Seungwan tidak menginjakkan kakinya di perpustakaan kampus. Terlalu banyak memori disana.
Akhir-akhir ini dia selalu mengikuti Sooyoung. Sekarang dirinya dan Sooyoung sedang mengerjakan tugas di cafe dekat kampus. Sangat ramai. Bukan selera Seungwan.
"Lo makan dulu, Seungwan. Lo juga harus jaga kesehatan." Kata Sooyoung memaksanya membuka mulut sambil menyendokkan makanan ke dalam mulutnya.
"Lo sekarang pikirin Ibu aja sama Yerim. Ayo dong! Mana Seungwan yang rajin banget itu?!"
Seungwan bersyukur memiliki Sooyoung. Setelah menceritakan kejadian dua minggu lalu pada Sooyoung sambil menangis, Sooyoung tidak memarahinya. Dia terus menenangkannya sambil memeluk Seungwan.
Seungwan mengangguk dan memakan makanannya. Akhir-akhir ini dirinya kehilangan selera makan. Kantung matanya sudah sangat besar karena kurang tidur dan menangis.
Tidak lama Seungwan mendengar lagu dari Red Velvet terputar. Hal itu membuatnya menghentikan kegiatan makannya.
Seungwan tidak bohong. Dia merindukan Joohyun. Keberadaan Joohyun sudah familiar di hidupnya. Tapi melihat kejadian dua minggu lalu dengan mata kepalanya sendiri selalu membuatnya ingin mengeluarkan air mata.
Sooyoung lalu memasang airpods di telinga Seungwan. "Putar lagu Mozart kesukaan lo. Gak usah dengar yang lain."
💙
Seungwan berjalan menuju parkiran kampus. Tiba-tiba seseorang menghalangi jalannya. Seungwan terkejut melihat Seulgi di depannya.
"Gue mau ngomong sama lo, boleh ya?"
Seungwan ingin menolak permintaan Seulgi tapi Seungwan bisa melihat raut wajah Seulgi seperti sangat memohon. Akhirnya dirinya mengangguk.
💖
Seulgi mengajaknya ke cafe yang sepi. "Gue sama Joohyun udah temenan dari kita SMP." Kata Seulgi memulai pembicaraan.
Seungwan hanya diam memainkan sedotan minumannya menunggu cerita lanjutan Seulgi.
"Gue udah hafal banget kelakuan dia. Joohyun orangnya selalu milih latihan musik daripada ngerjain tugas. Dia malas pulang ke rumah orang tuanya. Tapi semenjak ada lo..." ucapan Seulgi terhenti memperhatikan Seungwan. "Dia beneran suka sama lo, Seungwan. Dia cinta sama lo. Bahkan walaupun lo block nomor dia, dia tetap masih kirimin lo pesan udah kayak orang gila. Dia gak berani nemuin lo soalnya terakhir kali lo ketemu dia lo bilang jangan pernah hubungi lo lagi, dan dia nurut. Joohyun takut lo tambah benci sama dia.
Gue ngerti ini sulit dipercaya tapi Joohyun deketin cewek-cewek itu gak pernah serius. Semenjak mantan gilanya itu pindah ke luar negeri dia emang suka pergi sana-sini sama cewek. Tapi gue jamin mereka cuma nongkrong gak lebih. Dia orangnya suka bosan. Tapi kalau udah suka sama sesuatu pasti dia bakal betah dan perjuangin."
Seungwan mengedipkan matanya beberapa kali menahan air matanya untuk keluar. Dia tidak mau menatap Seulgi.
"Dia member paling jarang absen kalau latihan. Tapi akhir-akhir ini Joohyun selalu absen. Dia juga menolak banyak tawaran kerjaan. Joohyun bilang dia mau fokus kuliah dulu tapi gue yakin bukan itu alasannya. Joohyun mikirin lo."
Seungwan mulai mengusap air matanya yang mengalir di pipinya. Dia tidak mau terlihat lemah. Apalagi di depan teman Joohyun.
"Yang lo lihat waktu itu, itu murni salah paham. Joohyun udah cerita semuanya."
Seungwan menghembuskan napasnya dengan pelan. Setiap hari semenjak kejadian itu selalu membuat Seungwan kepikiran.
"Mantan gila Joohyun itu namanya Hyeji. Dia tiba-tiba deketin Joohyun lagi padahal waktu itu dia yang ninggalin tanpa kabar. Joohyun udah gak ada rasa sama dia. Joohyun terus-terusan nolak Hyeji buat dia langsung marah dan dia maksa sampai entah bagaimana lo lihat mereka dengan posisi seperti itu."
"Seungwan, semua yang gue bilang ini gak ada yang gue palsuin. Gue gak bakal bohong sama lo dan gue juga gak bakal bohong untuk membela sahabat gue. Please, kalau lo udah siap, coba dengerin penjelasan Joohyun ya. Gue berharap yang terbaik buat kalian."
💙
Malam ini Seungwan membantu resto Ibu. Ibu sudah menyuruhnya untuk istirahat tapi dirinya masih butuh distraksi. Ibu pasti menyadari perubahan sikap Seungwan.
"Kak Joohyun kok gak pernah kesini lagi kak?" Tanya Yerim tiba-tiba.
"Lagi sibuk." Jawab Seungwan singkat.
"Kemarin-kemarin kan juga Red Velvet lagi banyak jadwal tapi suka main kesini." Kata Yerim sambil memanyunkan bibirnya.
"Yerim masuk kamar aja istirahat ya, sayang. Udah malam." Kata Ibu ketika menyadari Seungwan hanya terdiam.
Seungwan terus mencuci piring mencoba menghilangkan sosok wanita itu dari pikirannya.
"Lagi berantem sama Joohyun?" Tanya Ibu sambil ikut membantu mencuci piring di sebelahnya. "Ibu gak tau masalah kalian apa. Ibu cuma mau bilang Joohyun anaknya sangat baik. Kalau kamu gak di rumah pun suka main kesini bantu Ibu."
Hal itu membuat Seungwan menghentikan aktivitasnya. Dia baru mendengar soal ini.
"Joohyun bilang jangan kasi tau kamu makanya Ibu gak pernah cerita. Tapi udah lama anaknya gak main kesini. Kalian beneran berantem?"
Seungwan hanya mengangguk. Menahan air matanya untuk keluar. Dia sangat merindukan Joohyun. Tapi bayangan apa yang terjadi di studio musik waktu itu selalu menghantuinya.
"Kamu udah coba dengerin penjelasan Joohyun?"
Seungwan menggeleng. Ibu mengeringkan tangannya lalu mengusap kepala Seungwan dengan lembut.
"Dengerin dulu penjelasan Joohyun. Siapa tau itu cuma salah paham. Nantinya terserah kamu mau bagaimana." Kata Ibu sambil tersenyum meyakinkan Seungwan.
💖
KAMU SEDANG MEMBACA
everybody's watching her but she's looking at you
FanfictionCollege AU, kinda? Musician x Doctor.