Jangan lupa tombol bintangnya ditekan ya,
Gomawo.°
°
°Fabian masih mengingat percakapannya dengan Rexy satu tahun yang lalu. Katanya Evelyn tak pernah mau membuka hatinya dan sangat sulit untuk menerima seseorang dalam hidupnya. Awalnya Fabian percaya, karena memang benar. Evelyn selalu enggan berbicara dengannya, apalagi menerima cintanya. Hal itu juga dialami oleh Rexy, Evelyn lebih memilih lelaki itu manjadi sahabatnya bukan sebagai pasangan dan berkomitmen satu sama lain. Padahal semua orang selalu berpendapat bahwa keduanya adalah pasangan yang cocok.
Tapi lihat sekarang, justru keadaan berpihak padanya. Pada Fabian. Bertahun-tahun Fabian mengejar gadis itu dah selama itu pula ia selalu diabaikan bahkan acap kali ia menerima penolakan. Namun pada akhirnya gadis itu menerimanya. Tepat setahun lalu, setelah pertemuan mereka di rumah singgah. Enam bulan kemudahan mereka semakin dekat dan ya.... seperti harapannya sedari dulu. Mereka berpacaran dan kini Fabian tengah menunggu gadisnya dipinggir lapangan.
Di tangan Fabian sudah ada sebuah botol air mineral dan sapu tangan yang ia siapkan untuk Evelyn.
Setelah kelas olahraganya selesai, Evelyn langsung menghampiri Fabian yang duduk di bangku panjang pinggir lapangan.
"Capek?"
"Lumayan"
Dengan telaten Fabian mengusap keringat di wajah Evelyn dengan sapu tangan yang ia bawa. Lalu membuka tutup botol air mineral dan menyodorkannya pada sang gadis.
"Nih minum dulu" Evelyn pun menerima sodoran dari Fabian. Fabian memerhatikan gadisnya yang sedang minum. Kentara sekali, Evelyn kepanasan dan kehausan hingga ia dapat menghabiskan setengah dari air mineral dalam botol itu.
"Makasih, Bi"
"Sama-sama, haus banget ya kayaknya?"
Evelyn tertawa kecil, "iya nih, panas banget soalnya" mendengar tawa renyah milik sang gadis, Fabian pun jadi ikut tertawa dan mengusap puncak kepala Evelyn dengan penuh rasa sayang.
Saat tengah asyik bercengkrama, tiba-tiba dari arah belakang datang Rexy menghampiri mereka. Fabian selalu merasa risih awalnya, kenapa lelaki itu selalu ada dan mengikuti Evelyn kemanapun. Bukan hanya risih, tapi ia juga sangat cemburu. Tapi pada akhirnya ia terbiasa juga, sebab Rexy adalah sahabat Evelyn yang berarti sudah menjadi sahabatnya juga.
"Buat gue mana?" Rexy mengadahkan tangannya meminta sesuatu Apada Fabian.
"Apa?"
"Minum buat gue mana?" Gertaknya.
"Dih, beli aja sendiri" acuh Fabian. Lalu memalingkan wajah kearah gadisnya.
"Kok gitu?"
"Lo punya tangan sama punya kaki kan?" Rexy mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Me Home [END] ✓
Teen Fiction⚠️ Part berantakan, jadi periksa terlebih dahulu sebelum membaca ⚠️ °°° "Capek?" "Lumayan" "Ya udah kalo gitu aku langsung anter kamu pulang" "Tapi jangan pulang ke rumah ya" "Lho, kenapa?" "...." "Kamu aneh, dimana-mana kalo pulang ya ke rumah...