CHAPTER 3

53 35 1
                                    

Sore hari dimana bocah lelaki  menunggu kedatangan bunda dan papanya ia rebahan dikursi ruang tamu, ditemani satu kucing hitam yang ikut merebahkan diri dibawah karpet ruang tamu , kucing ini selalu membuatnya emosi setiap harinya.

“ananthaaa... Nak kami pulang” mendengar suara bundanya bocah itu bangun dengan terburu buru “ngeeekkk” tidak sengaja ia menginjak kucing hitam “ehh astaga keinjek lu lagian lu item si ngga keliatan, ngeblur mata gua”

Kucing ini menghiraukan pemiliknya lebih memilih pergi.
“aelahh kucing kampret dasar tutung”

Lelaki 10 tahun itu bergegas menemui kedua orang tuanya
“bundaaa papaaa aishh lama sekali kalian yah, kerja kerja kerjaa mulu nantha kesepian loh”

keluhan lelaki ini membuat kedua orang tuanya terdiam karena mereka pun tidak tau harus bagaimana karena hanya dari itu mereka bisa berada diposisi seperti ini

“kan uangnya buat nantha juga buat masa depan nantha” ucap papanya sambil berjalan ke ruang tamu “cobaa nantha sini papa mau bicara”
lelaki yang sering disebut anantha itupun nurut ikut duduk di sofa ruang tamu “ada apa? Papa mau bicara apa?? Silahkan pah”

pria paruh baya itu memasang wajah serius karena ada sesuatu yang harus dibicarakan dan itu menyangkut anaknya, bundanya pun bingung apa yang ingin dibicarakan sama suaminya itu

“begini papa mau ngomong serius, kamu kan sudah 10 tahun nanti kalo kmu sudah menginjak usia 17 tahun, papa mau kmu turun tangan ikut bergabung sama pekerjaan papa”

bundanya terkejut saat mendengar omongan suaminya itu, yang benar saja anaknya akan diterjunkan ke dunia pekerjaan yang begitu bahaya, bundanya tau pasti dan begitu jelas jika pekerjaan itu resikonya tinggi

“yang benar saja kamu? Itu anak sendiri loh, kmu ngga ada pembicaraan juga sebelumnya sama aku!? Kenapa ngambil keputusan sendiri, kmu tau pekerjaanmu itu tidak sembarangan kan!!”

emosi meluap karena bagaimanapun seorang ibu tidak ingin melihat anaknya kenapa kenapa
“tenang bundaa jangan emosi seperti itu sama papa, nantha kan masih 10 tahun masih ada waktu beberapa tahun lagi”

bunda hanya menghela nafas panjang dalam hatinya semoga saja anaknya baik baik saja, pria paruh baya itu hanya tersenyum penuh arti.

“yasudah papa hanya bicara itu saja dan yah sayang I’m sorry okay saya tidak bermaksud seperti itu tapi ini demi kebaikan anak kita kalo bukan anantha penerusku lalu siapa lagi? Sudah papa mau mandi”

pria paruh baya mencium kening istrinya lalu melenggang pergi ke kamarnya untuk mandi

“aakh bundaa nantha juga mau ke kamar saja” bocah lelaki menaiki tangga menuju kamar nya sambil berteriak karena ulah sang kucing yang mengambil ikan kesayangannya itu “yaaaaakkk MALIKAAAA!! nemooo yaampun nemoooo astagaa bundaaaa bisakah malikaaa lempar saja ke amazon astagaa mati muda aku lama lama”

bunda yang mendengar itupun hanya tertawa karena tingkah lucu anaknya.

{“Hanya waktu yang bisa merubah segalanya, aku hanya figuran dalam kehidupan ini”}

EVANESCENT 06.04 (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang