CHAPTER 9

42 29 3
                                    

Enjoyy

********


“ANANTHAAAAAA!!.”

Anantha membalikan badannya, dengan kemeja putih yang sudah berlumuran darah segar, Anantha mendekati orang yang memanggilnya.
“owhhh bawa temen ternyata” ucap santai anantha saat melihat siapa yang memanggilnya,

“jangan mendekat atau saya tembak!!.” Pak Chandra ia membawa teman, “tembak saja, perlu izin dari saya?.” Perkataan Anantha membuat teman Pak Chandra geram,

ddooorrrr.” suara tembakan sangat nyaring disetiap penjuru ruangan, peluru mengenai lengan kanan Anantha,

“aaakhhh ssshhhh” ringisan anantha sembari memengang lengan kanannya yang bercucuran darah, Anantha tetap mendekati orang tersebut “meleset tembakanmu Pak? Perlu saya ajarkan?.” Ucap anantha tanpa rasa takut.

Di parkiran dalam mansion

Vano baru saja tiba di mansion, ia melihat handphonenya yang tadi bergetar terus menerus,
“oh langsung masuk ae ternyata” Vano membuka helmnya lalu ia masuk kedalam Mansion ia berjalan ke ruang tengah disana ia melihat bodyguard suruhan papahnya Anantha sedang memantau tv.

“permisiiii.” bodyguard itu melihat ke asal suara “temannya tuan Anantha yah?.” Tanya bodyguard tersebut,
tetapi Vano merasa bingung kenapa Anantha disebut tuan “ehh iya pak saya vano” ucap Vano sembari berjaba tangan dengan bodyguard Anantha,

“oohh Vanoo, saya Pak Fauzan mari duduk sini.” Ajak Pak Fauzan pada vano, “ehh terimakasih pak tapi saya mau ke kamar Anantha, disebelah mana ya pak?.” tanya Vano pada Pak Fauzan, “ohh kamarnya Tuan Anantha itu ada di lantai atas, yang ketiga diujung.” mendengar jawaban dari Pak Fauzan Vano langsung menuju lantai atas tidak lupa ia bisa terimakasih.

Sedangkan Pak Fauzan ia terus memantau cctv,  melihat teman dari Pak Chandra menembakan peluru pistol pada lengan anantha membuat ia merutuki dirinya sendiri karena kelalaiannya yang lupa memberitahu kalau ia membawa seseorang bukan satu tapi duaa,

“sial kenapa saya lupa, pasti Tuan Robert marah besar anaknya terluka.” Pak Fauzan langsung menyusul Vano yang berada dikamar Anantha untuk ikut dengannya menemui Anantha di ruang bawah tanah.

“Vanoooo ikutt sayaa cepat!.” Vano yang baru saja akan menutup kembali pintu kamar Anantha dibuat kaget karena paniknya Pak Fauzan.
Vano sudah mengambil senjata berupa pistol yang disuruh Anantha.

“ada apa pak?.” Vano bingung kenapa dengan Pak Fauzan yang begitu panik “ikuti saja saya nanti saya jelaskan” Mendengar jawaban Pak Fauzan vano ikut turun ke lantai dasar,

“jadi gini kita menyusul Anantha karena sekarang dia dalam bahaya, kamu ikut saya ke ruang bawah tanah” setelah memberitahu Vano mereka langsung menuju ruang bawah tanah yang dimana mereka harus melewati lorong terlebih dahulu,

“lorongg apaa ini” gumaman Vano masih terdengar oleh Pak Fauzan,
“kalo kita mau keruang bawah tanah kita harus melewati lorong ini”

Vano berjalan dibelakang mengikuti Pak Fauzan, melihat ada darah ditembok tembok lorong dan melihat darah seseorang yang seperti diseret sepanjang lorong, itu membuat Vano merinding saat melihat itu semuaa,

EVANESCENT 06.04 (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang