REAL LOVE | JUNHO X DONGYUN (CHASOM)

PART 14 | Terlanjur Cinta

•REAL LOVE•

•Terlanjur Cinta•

"Sungguhkah nak Changuk?"

"Iya Tante, ini!"

"Anak ini benar-benar ya! Apa dia tidak sayang dengan nyawanya?!"

"Dongyun! Sini kamu!" kata sang ibu. Dongyun yang baru pulang kencan dengan Junho kaget ibunya tidak di dalam kamar bersama ayahnya. Biasanya kalau selesai makan malam maka ibunya akan beristirahat sembari menonton tv di kamar.

"Iya bu? Ada apa?" tanya dongyun santun sembari menghampiri ibunya dan duduk di samping ibunya.

"Ibu mau tanya sesuatu. Jawab yang jujur ya?" kata sang ibu dan dongyun mengangguk mengiyakan.

"Kamu punya kekasih manusia serigala ya?" tanya sang ibu. Dongyun kaget, bagaimana ibunya bisa tahu kalau dia berpacaran dengan seorang manusia serigala.

"Jawab ibu dongyun," kata ibu dan dongyun akhirnya menghela nafasnya. Bagaimanapun juga orangtuanya berhak tahu siapa yang menjadi kekasihnya.

"Iya Bu, aku pacaran sama manusia serigala. Namanya Junho," kata dongyun dan sang ibu melotot kaget.

"Kamu putusin dia sekarang!" kata ibu dan dongyun kaget.

"Aku gak mau Bu, aku suka sama Junho," kata dongyun.

"Kamu gak sayang sama nyawamu berarti? Iya?" kata ibu dan dongyun menggeleng.

"Dia baik Bu, dia gak memangsa manusia saat seperti masa 500 tahun yang lalu," kata dongyun. Keluarga besar dongyun selalu memiliki cerita turun-temurun yang katanya berasal dari leluhur mereka yang merupakan korban selamat dari sebuah pemangsaan besar-besaran oleh para manusia serigala yang lapar.

Tepat 500 tahun yang lalu, kondisi alam sedang kurang mendukung untuk menanam tumbuh-tumbuhan pakan ternak. Banyak warga desa mengalami cuaca ekstrem yang dingin sekali sehingga ilalang pun sulit untuk tumbuh. Bukan hanya desa saja yang susah namun hampir seluruh dunia mengalami cuaca ekstrem.

Banyak desa dahulu kala bekerja sama dengan manusia serigala untuk menjaga mereka saat malam hari dengan imbalan daging hewan ternak apapun entah itu ayam, kambing,sapi,domba, babi atau apapun lah yang diternakkan oleh penduduk desa setempat. Para manusia serigala selalu melakukan tugasnya dengan baik untuk menjaga warga desa yang terkadang kemalingan ataupun rumahnya dimasuki hewan buas.

Pada malam tersebut seharusnya malam dimana para manusia serigala akan berpesta semalaman karena akan ada peristiwa bulan darah yang langka. Ketua klan manusia serigala paling kuat membuat kesepakatan saat terjadinya kerjasama dimana saat bulan darah terjadi maka warga desa harus menjamu mereka dengan hewan ternak yang gemuk-gemuk dan banyak dan sebagai imbalannya nanti, warga desa tidak perlu memberikan mereka makanan daging apapun selama 3 periode penuh (1 periode itu hitungannya 3 Minggu ya! Mereka dikasih makan full daging-dagingan setiap awal periode dan akhir periode mereka). Kepala desa menyanggupinya atas persetujuan para warganya.

Namun sayangnya cuaca ekstrem melanda desa di bulan dimana peristiwa bulan darah tiba. Semakin mendekati fenomenanya, para warga desa semakin resah karena banyak ternak mereka kekurangan makanan dan kurus juga tak sedikit yang mati kurus kering. Para warga desa akhirnya berusaha menipu para manusia serigala dengan membuat daging palsu menggunakan stok kedelai di lumbung desa. Para warga desa membunuh beberapa hewan ternak dan mengambil darahnya dan dagingnya yang sedikit tersebut dicacah lembut sekali seperti bubur lalu dicampurkan dalam tumbukan kedelai yang dibuat menjadi tahu. Dan mereka mengganti air untuk membuat tahu dengan mencampurkan darah hewan. Setelah tahu darah tersebut jadi, mereka merendamnya menggunakan campuran air bersih,darah dan pewarna merah darah yang berasal dari tumbuh-tumbuhan di hutan. Mereka memotong-motong tahu darah tersebut dan melukisnya layaknya itu daging sungguhan.