prev: Jika kalian pikir kesialan Sunghoon hari ini sampai situ saja, tentu tidak karena lebih parahnya tumpahan jus alpukat itu tidak sengaja mengenai luaran kemeja milik Heeseung.
--- ❄️ ---
cw/ harsh words, abusive behavior
--- ❄️ ---
"Satu juta lima ratus ribu, sebentar, coba dibaca ulang pelan-pelan, tarik nafas dulu Sunghoon, tenang." itu sugesti kedua yang Sunghoon ucapkan hari ini.
Setelah betul-betul menarik nafas panjang satu kali lagi, lelaki yang belum beranjak dari tempat duduknya semenjak kejadian kesialan yang menimpanya di kantin tadi terjadi kembali memastikan tulisan di layar ponselnya.
"Satu... Juta... Lima ratus ribu... SATU JUTA??? Orang gila? Kemeja jelek begini aja harganya sama kaya gaji part time gue sebulan kalo nggak dipotong ijin cuti?"
"Argh sial banget kenapa sih." wajahnya diusap kasar, kepalanya menggeleng kuat-kuat, nada suaranya yang tidak ia sadari naik satu oktaf membuatnya menjadi pusat perhatian.
"Apa liat-liat gue bukan tontonan!!!"
"Dipikir gue orang gila apa ya pada bisik-bisik liatin gue, anjing emang Lee Heeseung tanggung jawab lo!!"
Melamun lagi, biasanya hari jumat akan menjadi hari yang paling Sunghoon tunggu, karena selain besoknya weekend lelaki dengan tinggi badan 181cm itu juga mendapat hari libur dari pekerjaannya di sebuah kafe.
Biasanya juga setelah kelasnya ia akan menyambangi apartmen milik Sunoo bersama Jungwon menghabiskan waktu untuk menonton film atau menamatkan drama yang tidak sempat ia tonton karena kegiatannya yang padat antara kuliah, tugas, dan pekerjaannya.
Bukannya malah memikirkan bagaimana cara mengganti kemeja jelek berbau jus alpukat seharga satu juta lima ratus ini, uang darimana lagi sekarang pikirannya buntu. Gajinya bulan kemarin saja minus karena banyak pengeluaran yang tidak terduga, belum lagi ia masih ada tanggungan mengirimkan uang untuk Bibinya yang sudah ia anggap seperti orang tuanya sendiri.
Tunggu dulu, soal kemeja ini jika ia coba pikirkan lagi sebenarnya tidak ada kewajiban Sunghoon untuk menggantinya bukan?
Toh ia sudah meminta maaf dengan tulus pada Heeseung. Perduli atau tidak itu bukan masalahnya lagi kenapa harus pusing-pusing memikirkan?
Benar, tidak usah diambil pusing lagi.
Lebih baik ia pulang untuk membersihkan kemeja sialan ini dan mengembalikannya pada Heeseung jika sudah bersih dan wangi seperti baru.
"Akhirnya ini otak bener juga punya pikiran, lagian sembarangan banget suruh-suruh ganti dih." monolognya pada diri sendiri sebelum benar-benar pergi dari tempatnya duduk.
===
Aneh, weekend kemarin menjadi terlalu tenang, maksudnya, diluar dugaan Sunghoon karena ajaibnya ia lewati seperti weekend yang biasanya. Menghabiskan waktu untuk bekerja lalu kembali pulang ke apartmen kecilnya.
Seharusnya ada yang berbeda kan? Sunghoon kira ponselnya akan penuh dengan teror notifikasi pesan atau panggilan masuk dari dia, yang ogah Sunghoon sebut namanya.
Bukankah urusan mereka kemarin belum selesai ya, harusnya kan lelaki itu menghubungi Sunghoon entah untuk sekedar basa basi mempertanyakan soal kemejanya atau langsung mengajak bertemu soal pertanggung jawaban dari Sunghoon.
"Anjir ini Kok kesannya gue nungguin dia hubungin gue sih? ENGGAK BANGET. Tapi gue ngerasa ada yang belum tuntas kalo kemeja ini belum gue balikin."
Dan disinilah Sunghoon berada dengan tangan membawa paper bag berwarna cokelat berisi kemeja milik Heeseung yang sudah terlipat rapi, bersih, dan wangi parfum murah milik Sunghoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
destined x heehoon
Fanfictionsunghoon terlambat untuk menyesal karena tentang dirinya dan heeseung nyatanya hanya sebuah permainan dengan perasaan sebagai taruhannya. Ⓒlovintheice - twitter