-2-

464 63 17
                                    


"Tapi gue bosen, gimana kalau kita buat perjanjian? Lo jadi punya gue dan gue bakal kasih seberapa banyak pun uang yang lo mau."

"Ok, gue mau."

--- ❄️ ---

cw/ harsh words, alcohol, mentioning of sexual activity

--- ❄️ ---

Dahulu ketika Sunghoon kecil ditanya apa yang ingin ia lakukan ketika dewasa nanti, pasti dirinya akan menjawab lantang dan bangga tentang impiannya menjadi dokter.

Impian yang sayangnya hanya bertahan sampai di usianya yang ke 13.

Kehidupan yang berputar seperti roda membuat anak laki-laki yang memiliki otak cemerlang itu mau tidak mau mengubur impiannya itu dalam-dalam.

Memaksa untuk merelakannya.

Dan ketika Park Sunghoon di usia 20tahun kini ditanya apa yang ia inginkan saat ini, tanpa berpikir dua kali dirinya akan menjawab, uang, uang yang banyak melimpah.

He wants to be rich.

Maka ketika sore itu seorang keturunan kaya bernama Lee Heeseung menawar dirinya dengan iming-iming banyak uang seolah tau itulah titik kelemahan Sunghoon, tidak perlu waktu yang lama untuknya mengiyakan menyetujui kontrak tanpa hitam diatas putih yang mereka buat.

"Hoon? Malah ngelamun, lo gak mau balik cepet?" itu suara Soobin, senior sekaligus pemilik kafe tempatnya bekerja.

"Mau gue tutup ini, demi Tuhan deh Sunghoon lo pasti nggak denger barusan gue bilang apa."

Soobin baru saja kembali dari memasang kertas di pintu luar perihal pengumuman kafe yang akan tutup sementara untuk 2hari kedepan.

"Eh maaf Kak, hehe. Gue tadi lagi nggak fokus."

"Ck, dasar. Mami gue minta gue pulang 2hari buat bantuin ngurus acara lamaran kakak gue. Jadi kafenya tutup dulu dan lo ya bisa pulang cepet hari ini."

"Beneran ini? Terus gue yang 2harinya gimana, kak?" kedua mata Sunghoon melebar, tidak sabar mendengar jawaban Soobin, memastikan saja sih sebenarnya.

"Ya anggep aja libur, pergunain baik-baik tuh liburan lo biar ngga kusem udah kaya orang banyak pikiran." canda Soobin yang sejujurnya cukup kasihan melihat Sunghoon yang beberapa hari ini memang terlihat seperti itu.

"Kak tolong dah, tau aja emang pas banget gue lagi banyak pikiran inii." balasnya dengan nada pura-pura ingin menangis.

Padahal sih memang benar, kalau bisa menangis sudah menangis Sunghoon semenjak hari pertama hidupnya berurusan dengan Lee Heeseung.

"Hoon woy, gue bercanda doang kali. Udah sana siap-siap pulang. Have a nice holiday!"

"Gue balik duluan ya, Kak Soob! Lancar buat acara lamarannya!"

Jam yang melingkar di tangan kiri Sunghoon menunjukan pukul 7, lebih cepat 2jam dari jam pulangnya yang biasanya.

"Mampir grocery shopping dulu kali ya sebelum balik?"

Moodnya sedang sangat bagus, kakinya sudah akan siap melangkah menuju pusat perbelanjaan terdekat dari tempat kerjanya itu sebelum getaran pertanda masuknya pesan diponselnya terasa beberapa kali.

Hah, Gila.

Sebanyak apapun Sunghoon membaca pesan masuknya, isinya tetap tidak berubah.

Pesan berisi bukti saldo yang baru saja masuk ke rekening bank miliknya sebesar sepuluh juta.

destined x heehoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang