- 6 -

444 62 9
                                    

---

destined

---

cw/ implicit sexual activity

---

Heeseung menarik dirinya bangkit seraya mengambil asal kaos miliknya yang tergeletak di lantai dekat ranjang.

Memakainya sembarang kemudian sempat menilik kearah ranjang, disana masih ada Jaeyun, tunangannya, yang masih tertidur pulas dengan selimut yang melingkupi polos tubuhnya.

Tidak berniat sedikitpun untuk membangunkan karena Heeseung juga paham, Jaeyun mungkin lelah setelah banyak ronde yang mereka lewati tadi bahkan baru selesai menjelang pagi.

Acuh kemudian lelaki dengan tinggi badan 183cm itu mengambil langkah ke arah nakas untuk menarik laci teratas.

Berusaha menangkap cahaya dari layar ponselnya begitu kunci layarnya terbuka, cukup untuk membuat kedua matanya membuka sempurna.

Setelahnya malah membuat perasaannya geram.

Sangat beralasan karena disana masih tidak ada satu pun pesan balasan atau notifikasi missed calls dari nomor Sunghoon.

Apa ini berarti Sunghoon mulai menyepelekan keberadaannya?

Atau mungkin lelaki itu mulai besar kepala karena belakangan ini Heeseung terkesan selalu bersikap baik kepadanya?

Ah sial, Heeseung semakin membenci keadaan seperti ini.

Harusnya jika tau Sunghoon akan tidak tau diri begini, Heeseung akan lebih memilih untuk terus bersikap kasar dan berbuat sesukanya.

Toh Sunghoon itu miliknya, Heeseung telah membayar untuk itu.

Tunai, dimuka.

"Brengsek, Lo kemana sih Park Sunghoon?"

Persetan dengan semuanya kini Heeseung butuh rokoknya, sebelum pikirannya penuh dengan pertanyaan yang tidak bisa ia temukan jawabannya, terlalu penuh dan berkelumit.

Ditambah lagi terakhir kali berpisah tadi Heeseung membiarkan Sunghoon bersama dengan Jay.

Membiarkan peluan untuk mereka berdua saling berinteraksi. Itu tidak pernah Heeseung harapkan terjadi dan tidak bohong jika dia menyesal.

Heeseung tidak buta untuk tau dengan pasti jika Jay menaruh perasaan pada Sunghoon.

Serta bagaimana sejarah pertemanan antara dirinya dengan Jay, sudah terbaca dengan jelas jika Jay juga ingin memiliki Sunghoon untuk dirinya.

Sebenarnya bahkan mungkin jauh diwaktu sebelum Heeseung tersadar akan keberadaan lelaki manis yang saat ini memenuhi pikirannya.

Saat ini, selalu, sejujurnya bahkan ketika Heeseung sedang menghabiskan waktu panas dengan Jaeyun.

Heeseung hanya memikirkan Sunghoon, bagaimana kepalanya itu dipenuhi oleh Sunghoon.

Hingga mulai membuat imaji dalam otaknya jika ini Sunghoon yang sedang berada di bawahnya bersama dengen suara desah dan teriakan Sunghoon yang memuja serta mengagungkan namanya.

Kak Heeseung, Heeseung, Kak- Ah-

Oh shit, sepertinya perasaannya mulai ikut bermain terlalu jauh.


--- ❄️ ---


"Hei, Hoon, bangun." Jay tersenyum kecil, ini sudah kali kedua ia mencoba membangunkan Sunghoon yang tertidur pulas.

destined x heehoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang