October 2nd

479 48 2
                                    

[+Aster]

Aster bosan. Ia sudah menunggu hampir sejam yang lalu, namun Kyo tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Mereka sepakat untuk bertemu di cafe seberang kampus, lalu pergi bersama ke toko buku. Barusan Kyo mengirim pesan lagi, mengatakan masih ada lima belas menit sebelum kelasnya usai.

Pengunjung cafe ini lumayan ramai. Kebanyakan memesan take away, jadi yang duduk di dalam cafe tidak banyak. Hanya tujuh orang ditambah Aster. Jadi cafe seluas ini rasanya sangat nyaman sembari menikmati minumnya lebih lama lagi.

Aster memutuskan untuk pindah tempat duduk di dekat meja yang menyediakan stop kontak. Ia mengisi daya ponselnya selagi menunggu Kyo sambil menyelam di sosial media. Di sebelahnya duduk seorang lelaki bersurai blonde yang ia ingat sejak tadi duduk disini sembari berkutat dengan laptopnya. Aster sempat tersenyum tipis ketika lelaki itu menoleh akibat gerakan kecil dari sebelahnya. Ia cukup terkejut karena lelaki itu memiliki fitur wajah yang sangat tampan.

Suara tombol keyboard yang ditekan terus terdengar. Aster yang penasaran diam-diam melirik ke arah lelaki itu dan melihat layar laptopnya. Layar terang itu menampilkan sebuah game yang belum pernah ia mainkan. Wajah lelaki itu datar, namun gerakan tangannya menunjukkan ia tampak sedikit kesal. Aster melihat karakter yang ia mainkan berulang kali jatuh dari ketinggian.

Lima menit berlalu, Aster tidak sadar matanya terfokus pada layar laptop sejak tadi. Ia sangat tertarik melihat cara lelaki itu bermain. Tangannya menopang dagu.

Merasa diperhatikan, lelaki itu melirik ke arahnya. Aster awalnya tidak menyadari itu, namun melihat jari-jemari itu berhenti bergerak membuat Aster tak sengaja mengalihkan pandangan. Mata mereka bertemu. Aster panik dan sontak membuang muka.

Itu sangat memalukan. Wajahnya memerah seketika. Ia pikir lelaki itu akan mengatakan sesuatu, namun hanya ada keheningan. Aster menghela napas lega. Yah, walaupun jantungnya berdetak sangat kencang. Bagaimana tidak? Ia tertangkap basah memperhatikan lelaki itu bermain game dan—yang paling penting—mata lelaki itu benar-benar mempesona.

Matanya berwarna biru. Ini pertama kalinya Aster melihat mata seindah itu meskipun orang-orang juga sering mengatakan mata heterochromia-nya sangat indah. Selain dirinya, lelaki itu pantas masuk jajaran orang-orang bermata indah.

Ini terdengar gila, tapi Aster cukup tertarik padanya. Ia ingin mengajak lelaki itu berkenalan. Setelah menatapnya tanpa sadar, rasanya tidak sopan jika Aster tidak menjelaskan mengapa ia melakukan itu. Aster menarik napas dalam sebelum berbalik. Ia hendak membuka mulut ketika seseorang datang dan memeluk leher lelaki blonde itu dari belakang.

"Onii! Apa kau sudah menunggu lama?"

Aster mengenal wajah itu. "Alban senpai?"

Mendengar namanya disebut, Alban menoleh. "Oh, Aster? Kau disini juga? Apa kalian berdua pergi bersama?" tanyanya.

Aster menggeleng cepat. "Tidak, senpai. Aku sedang menunggu Kyo."

"Oh," Entah mengapa Alban memilih duduk diantara Aster dan lelaki itu. Ia menatap Aster. "Apa kalian sudah saling kenal?"

Aster melirik lelaki itu, lalu menggeleng. "Tidak...."

Alban merangkul lelaki itu. "Sonny Brisko. Mahasiswa teknik kimia semester 6, asisten laboratorium, wakil ketua BEM, dan...," Alban mendekat dan menundukkan kepalanya. "...pacarku."

Aster terkesiap. Alban meletakkan jemarinya di bibir, membuat gestur agar Aster tutup mulut.

Astaga. Ia merasa sangat bersalah karena sempat tertarik pada kekasih seniornya. Alban merupakan salah satu senior yang banyak membantu Aster sejak pertama kali menjadi mahasiswa. Aster mengenalnya dari Ren. Alban memang benar-benar dapat diandalkan. Hanya saja, Aster tidak tahu kalau lelaki bernama Sonny ini merupakan pacarnya.

"Alban, ayo pergi. Aku sudah selesai." Sonny menginterupsi mereka.

"Oke."

Alban mengucapkan selamat tinggal. Seolah memberinya peringatan, Sonny meletakkan tangannya di pinggang Alban. Aster tertawa miris.

Kyo datang sekitar lima menit setelah kepergian Alban.

"Kenapa kau lama sekali?!" Aster langsung menyemprotnya dengan pertanyaan.

"Sudah kubilang tiba-tiba saja aku ada kelas pengganti!"

"Sial, aku hampir menggoda pacar orang."

Kyo bingung. "Hah?"

Aster mendengus. "Tadi ada seseorang yang duduk di sebelahku, kupikir dia sangat tampan jadi aku ingin bertukar akun sosial media. Aku tidak tahu ternyata dia kekasih Alban senpai...." Ia menutup wajahnya malu.

"Kekasih Alban senpai? Maksudmu Sonny senpai? Sonny Brisko?"

"Ya, dia."

Kyo tertawa keras. "Bagaimana bisa kau tidak mengenal Sonny senpai? Dia cukup populer dan semua orang tahu dia menjalin hubungan dengan Alban senpai." katanya.

Aster membela diri. "Aku belum pernah melihatnya sama sekali!" serunya.

"Sekarang kau sudah tahu, ini jadi pelajaran untukmu agar tidak sembarangan menggoda pacar orang."

"Diam, Kyo!!"

~~~

#PoorAster

31 Days of October [Sonnyban]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang