October 22nd (Part 2)

504 44 1
                                    

[⚠️🔞NSFW, soft sex, Alban's first time, anal fingering, blowjob, onii-chan kink, fluff, aftercare]

Jika kalian merasa masih minor, tolong jangan baca chapter ini, thanks.


Akhir-akhir ini Sonny pulang sangat larut. Alban bahkan perlu menghangatkan makan malamnya lagi ketika ia tiba di rumah. Hal itu terjadi selama seminggu terakhir. Bahkan terkadang Alban telah terlelap dalam tidur ketika Sonny kembali.

Suatu waktu Sonny pulang lebih awal dari biasanya. Ia mampir sebentar memesan pizza untuk makan malam, lalu membeli alkohol di supermarket. Dengan niat memberi kejutan kepada sang kekasih, Sonny masuk ke dalam apartemen tanpa menimbulkan suara.

Alban tidak ditemukan di ruang tengah maupun di dapur. Ketika Sonny membuka pintu kamar, ia melihat siluet Alban berdiri di depan lemari. Lelaki yang lebih muda darinya itu hanya memakai celana pendek tanpa atasan. Sonny terkesiap.

"Sonny? Kau sudah pulang?"

"Ah, maaf. Ya, aku kembali lebih cepat. Jadi aku membeli pizza untuk makan malam."

"Okaeri."

"Tadaima." Sonny tersenyum. "Kalau begitu aku akan mandi dulu."

Sonny baru saja membuka jasnya ketika Alban memeluknya dari belakang. Lelaki itu tersentak.

"Bisakah kita melakukannya malam ini?" Suara itu terdengar lirih. Keadaan ruangan yang senyap seolah membuatnya mendengar detak jantung Alban dengan jelas.

Sonny melepaskan pelukannya dan berbalik. "Ya, tapi aku akan mandi dulu."

Oh, lihatlah betapa lucunya wajah merah Alban saat ini.

Selama menunggu, Alban tidak menyentuh pizzanya sama sekali. Hanya alkohol. Ia tidak mau ketika mereka berciuman, Sonny merasakan pepperoni dari mulutnya. Terlebih lagi, Alban sudah mencoba berbagai jenis cairan penyegar mulut dan membersihkan dirinya.

Sonny bergabung dengan Alban di ruang tengah setelahnya. Ia mengambil sekaleng alkohol dan menegak setengahnya. Mereka berbicara sebentar, dan Sonny menyadari Alban selalu menghindari kontak mata.

"Alban, kemarilah." Sonny menepuk pahanya.

Tanpa ragu, ia meraih tangan Sonny dan duduk di pangkuannya. Lelaki itu memeluknya, lalu menumpukan dagu di pundak Alban. Kedua tangannya bergerak mengelus punggung yang terbalut piyama.

"Karena ini pertama kalinya untukmu, kau harus rileks dan terbiasa dengan sentuhanku."

Benar. Alban memang pernah mengatakan ingin berhubungan intim, namun ia tidak menyadari ketika Sonny menyentuhnya, Alban selalu merasa gugup.

"Genggam tanganku." Sonny mengulurkan tangan dan Alban langsung menurut. Tangan besar itu dingin, kontras dengan miliknya yang hangat.

"Apa kau bisa merasakan detak jantungku?"

Alban mengangguk.

"Sekarang tatap aku," Sonny menyatukan kening mereka. "Aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu."

Sonny menciumnya, hanya menempel di awal sebelum mulai menggerakkan bibir. Ini tentu saja bukan ciuman pertama mereka. Namun, Sonny merasakan bahwa Alban masih belum terbiasa. Ia akan mencatat ini dan mungkin akan lebih sering mencium sang kekasih.

Selama sesi ciuman itu, Alban tiba-tiba merasa tubuhnya sangat ringan. Sonny mengangkatnya seperti tanpa beban, sembari fokus dalam pagutan bibir mereka. Barulah ketika tubuh Alban menyentuh sprei yang lembut, ia merasa lebih nyaman.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

31 Days of October [Sonnyban]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang