Sementara itu di luar kelas, Kai yang melihat di luar kelas XI IPS 3 pun tidak berani masuk ke dalam, Kai hanya berani melihat dari luar kelas, karena anak kelas XI IPS 3 sangat seram akan mental orang yang masuk tanpa permisi contohnya orang seperti Atezz yang di bully karena dia tidak memiliki sopan santun terhadap rakyat kelas XI IPS 3.
"anjirr serem banget kelas ini". Kai bergidik ngeri.
"ini kalau orang yang mentalnya gak kuat, masuk kelas ini besoknya langsung bunuh diri". gumamnya sendiri melihat dari jendela.
"ya gimana gak mau bunuh diri, gak cowok gak cewek di kelas ini sama aja, suka bikin mental orang terguncang". lanjutnya bergidik ngeri.
"ngeselin banget tau gak sih rakyat kelas miskin ini". gerutu kesal Atezz keluar kelas.
sebenarnya anak kelas XI IPS 3 itu banyak anak orang kaya, tetapi berhubung kelasnya yang sedikit kotor dan pengap, itu sebabnya membuat semua anak kelas XI berbicara bahwa kelas ini itu kelas paling miskin, padahal jika di katakan rakyat kelas ini itu semuanya anak orang kaya, tidak ada anak orang miskin di kelas ini, berbeda dengan kelas XI lainnya yang memang ada anak beasiswa dan anak dari orang yang bukan miskin tetapi berkecukupan lah.
Kai menoleh ke arah Atezz yang sedang kesal. "kamu kenapa babe kok murung gitu mukanya". tanya Kai pada Atezz.
"masak aku lagi ngomong sama cewek centil malah gak di dengerin, dia malah bilang kalau aku angin lewat, ngeselin banget kan tuh cewek centil". Cerita Atezz menceritakan kejadian di dalam kelas XI IPS 3.
"iya babe ngeselin banget emang tuh cewek, makanya tadi aku kesini itu buat nyusulin kamu biar gak berantem sama cewek itu". ujar Kai memeluk pundak Atezz.
"percuma kamu gak akan di dengerin sama cewek brandalan itu". Lanjutnya menenangkan hati Atezz yang sedang kesal.
"iiihhhhh... So swettt banget sih pacar aku, sampai nyusulin aku ke sini". gemas Atezz melihat pacarnya yang romantis.
"iya dong, sebagai lelaki yang sejati aku harus susulin kamu, buat mastiin kamu gak kenapa-napa".
"makacih cayang tuh, makin cinta deh sama kamu".
"halah bucin mulu lo". ujar ATALLAH FAHREYZZA --Eza. sahabat Kai. yang lewat di koridor ini, biasalah Eza kan sedang apel ke pacarnya anak kelas XI IPS 2, makanya dia bisa bertemu Kai dan Atezz di sini.
"iri aja lo, kayak lo gak aja". Sarkas Kai menonyor kepala Eza.
"perasaan lo selalu toyor kepala gue mulu dah, jangan-jangan lo cinta lagi sama kepala gue". kata Eza mengusap kepalanya yang di toyor Kai.
"cinta kata bapak lo".
"bapak gue di rumah, kenapa kangen lo sama bapak gue, pengen minta restu lo sama bapak gue". kata Eza ngelantur. "sorry lo bukan tipe gue".
"lo kira gue gay apa minta restu ke bapak lo, gue juga gak mau kalik sama lo".
"duh akur dikit kenapa sih, perasaan berantem terus deh kalian". kesal Atezz melihat perdebatan dua teman yang tak bermutu dan tak akan ada habisnya.
"tau tuh pacar lo, kasih tau dia supaya gak bikin masalah sama gue". ketus Eza.
"kok jadi gue sih". tunjuk Kai pada diri sendiri yang bingung, siapa yang salah?.
"udah stopp jangan berantem mending kita makan di kantin aja dari pada kalian berantem yang gak akan pernah ada berhentinya, mending makan kenyang". usul Atezz mencegah mereka agar tidak melanjutkan perdebatanya.
"elo ya yang traktir, kalau bukan lo gue males nih, gue bakal terusin perdebatan ini". kata Eza yang memang suka gratisan.
"iya gue yang traktir, gitu banget anceman lo". Atezz memutar bola matanya kesal, Atezz sudah tau bahwa dia akan kena imbasnya lagi.
memang kurang ajar ya mereka, padahal yang bertengkar mereka, tetapi Atezz yang kena imbasnya.
🖊🖊🖊🖊🖊
"kantin kuy". Ajak Arya pada Alinka.
Alinka mengangguk. "kuy lah, sekalian gue mau ketemu ayang". ujar Alinka berdiri dari tempat duduknya.
"ya ampun Alinka lo tuh ya udah di tolak berkali-kali sama sih kutu kuprett masih aja tetep ngejar dia". kata Vira ya memang benar, Alinka sudah di tolak berkali-kali, Vira lah yang menjadi saksi bisu ke goblokan Alinka yang tetap mencintai orang yang sudah beberapa kali menolaknya secara langsung.
"gue gak peduli, gue bakal tetep berjuang sampai hari itu tiba". ujar Alinka, menarik tangan Arya mengajaknya ke kantin. "dah ayo ke kantin, kalau lo ikut cepet nyusul". kata Alinka.
"emang dasar batu". gumam Vira kesal sendiri melihat Alinka yang tetap berjuang padahal dia sudah tau kenyataannya.
"padahal dia banyak yang suka tetapi dia tetep aja kekeuh sama kutu kuprett jelek itu". sahut Satriya yang ikut kesal melihat Alinka.
"iya, sayang banget padahal dia cantik banget malahan, tapi dia malah ngejar cowok jelek". Angguk Dio.
"yang namanya orang kalau udah jatuh cinta itu bakal buta sama apa aja". kata Angkasa. "dah lah mending kita susul Arya sama Alinka ke kantin". Angkasa menyusul Alinka dan Arya ke kantin, diikuti Satriya.
"iya laper nih gue, dah keroncongan cacing di perut gue memohon mohon untuk di beri makanan". kata Dio memegang perutnya yang keroncongan.
"laper mulu perasaan perut lo". ketus Zavi melirik tajam.
"iya". angguk Vira. "gue gak pernah denger perut lo gak pengen makan".
"dah lah kita susul mereka". kata Dio berjalan menyusul temannya di kantin, di susul Zavi dan Vira di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LOVE OF ALINKA
Teen Fictioncerita ini hanya karangan biasa, dan ini hanya karya milik saya, dan tidak denganya.