Arya dan Alinka berjalan di koridor kelas XI dan kebetulan kelas mereka melewati semua kelas MIPA 1 sampai 4.
Alinka melihat seorang perempuan yang memakai kerudung untuk menutupi auratnya, perempuan itu duduk di depan kelas MIPA 2.
"hey assalamualaikum Maezza". sapa Alinka menghampiri Maezza.
ya...gadis itu ialah MAEZZA AL HUMAIRAH --Maezza, sahabat Alinka, orang yang sedang di sukai Arya.
"walaikum salam". jawab Maezza menoleh ke arah Alinka tersenyum ramah. "Alinka, ya ampun aku kira tadi kamu siapa". kagetnya, ternyata sahabatnya lah yang menyapannya.
sementara itu Arya hanya diam mengalihkan pandangan matanya dari tatapan mata indah yang berwarna biru milik Maezza.
Alinka yang melihat Arya mengalihkan pandangannya pun memberi kode, untuk meminta nomornnya langsung ke Maezza.
Alinka menginjak kaki Arya sangat keras, membuat Arya terpekik kesakitan, Arya ingin berteriak tetapi ia tahu ia harus bersikap baik di depan orang yang di sukainnya.
Arya meringis kesakitan merasakan kakinya yang masih di injak Alinka. "sakit Al". ucap Arya tanpa suara menghadap ke arah Alinka.
mata dan kepala Alinka memberi kode untuk meminta nomor telfonnya Maezza ke orangnya langsung.
"malu Al". katannya Arya tanpa suara. "lo aja deh yang minta".
"kamu kenapa, kok kayak sedang nahan sakit?". tanya Maezza lembut pada Arya.
"gue--". Alinka semakin menginjak kaki Arya. "em... maksudnya aku gak papa kok". jawabnya tersenyum.
"tapi kamu kayak kesakitan gitu".
"gak kok, perasaan kamu aja kalik". elaknya yang memang menahan rasa sakit.
wajar jika Arya kesakitan karena kakinnya di injak Alinka, tenaga Alinka memang setara dengan tenaga laki-laki.
Alinka melepaskan injakkan kakinya dari Arya.
"Maezza, ini Arya mau ngomong sesuatu sama kamu". ujar Alinka langsung mendapat pelototan Arya. 'kok gue sih anying'. batin Arya. 'emang dasar ember nih mulut anak haram'. lanjutnya dalam hati.
"mau ngomong apa?". tanya Maezza melihat ke Arya.
"tuh lo ngomong gih ke Maezza nya, gue mau ke kelas dulu".
"ya jangan dong lo disini aja, kalau lo pergi gue gak bakal jadi ngomong". cegah Arya agar Alinka tidak pergi.
"yaudah deh gue disini, tapi lo buruan ngomong ke dia".
"iya Alinka bawel".
"cewek-cewek lo tuh yang bawel, sejak kapan lo lihat gue bawel, aneh lo njirr". tak terima Alinka, dia memang tak pernah bawel, tapi dia suka menjahili temannya.
"gue eh maksudnya aku boleh minta nomor telfon kamu gak?". tanpa basa basi Arya langsung memintanya ke Maezza.
"boleh, mana handphone kamu". Maezza meminta handphone nya Arya.
Arya mengambil handphone miliknya dari saku, langsung memberikan nya kepada Maezza.
Maezza tak pikir panjang ia langsung menuliskan nomor telfonnya ke handphone milik Arya.
Arya kaget ternyata gampang sekali memintanya langsung ke Maezza, sudah cantik, baik lagi. Masyaallah bidadari emang sebaik ini, batin Arya, dia tersenyum kagum melihat Maezza.
"ini". Maezza memberikannya kembali ke Arya.
"makasih ya Maezza". ucap Arya tersenyum pada Maezza.
"iya sama-sama". angguk Maezza. "kamu mau ngomong apa?". tanya Maezza.
"eh enggak cuma mau ngomong itu aja kok". Maezza hanya mengguk-mengguk.
"yaudah kalau gitu aku sama Arya ke kelas dulu ya". kata Alinka berpamitan. di angguki Maezza.
"wassalamualaikum". ucapnya Arya dan Alinka lalu pergi.
"walaikum salam". jawab Maezza melihat punggung mereka berdua yang sudah berjalan pergi.
🖊🖊🖊🖊🖊
"udah gak sakit lagi kan, kaki kamu". Kai yang menaruh kotak P3K ke atas meja, yang ada di samping tempat tidur yang di duduki Atezz, yang ada di UKS.
"iya udah mendingan, kan udah di obati sama kamu, jadi kakinya gak sakit lagi". ujarnya manja. "apalagi yang ngobatin orang ganteng kayak kamu".
"pacar siapa dulu dong?". pede Kai.
"pacar aku lah". jawab Atezz tertawa melihat kelakuan Kai.
"iya aku kan gantengnya gak ada obat". percaya diri Kai yang sangat tinggi.
"iya deh si paling ganteng".
"oh ya Eza kemana? tadi kan dia ada di belakang kita, kok sekarang dia gak ada?". tanya Atezz mencari Eza.
"Eza ke kelas duluan". Kai menjawab. "tuh anak emang jailangkung datang tiba-tiba, ngilang juga tiba-tiba". kesal Kai pada Eza yang datang-datang mencari masalah dan mendapat makan gratis, lalu setelah kenyang ia langsung ngilang begitu saja tanpa berpamitan.
Atezz mengangguk faham, Atezz sudah tau sifat Eza yang sebenarnya, Eza kalau sudah kenyang pasti akan ngilang begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LOVE OF ALINKA
Teen Fictioncerita ini hanya karangan biasa, dan ini hanya karya milik saya, dan tidak denganya.