16

2 0 0
                                    

Ghea mondar-mandir dari tadi menunggu kepulangan Alinka, sudah lama dia pergi tapi belum kembali ke rumah, Ghea khawatir takut ada apa-apa di jalan.

sedangkan Rey suami Ghea hanya diam di sofa melihat Ghea yang berjalan bolak-balik.

Rey tidak mengkhawatirkan anaknya karena Rey tau kalau Alinka bisa mengatasi semua masalah, kalaupun putrinya itu di begal di tengah jalan mungkin begalnya yang bakal ketakutan melihat Alinka, kan anak itu macam preman.

"gak usah khawatir sama Retta". ujar suaminya langsung kena semprot Ghea.

"gimana gak khawatir,orang aku nyuruh dia pergi dari habis maghrib sampai jam 10 malam belum pulang". Ghea memarahi suaminya yang begitu santai berucap seperti tadi.

"yy-ya kan aku gak tau kalau Retta perginya lama kan aku juga baru pulang jam 8 tadi". panik Rey takut istrinya mengamuk.

Rey langsung berdiri ia memeluk istrinya menenangkanya agar tidak mengkhawatirkan.

tapi malah pelukan Rey langsung di tepis Ghea. "apaan sih peluk-peluk".

"ya kan aku nenangin kamu biar gak nangis". kata bingung Rey menggaruk tengkuknya.

"ngapain nangis aku bukan cewek alay yang gampang nangis". ketus Ghea.

'salah terus perasaan deh, lebih bagus emang diem'. batin Rey yang selalu di salahkan istrinya, memang cewek selalu benar pikirnya.

suara motor terdengar memasuki garasi, Ghea bernafas lega mendengar suara motor tetapi ia belum lega karena belum mengomeli Alinka.

Alinka dan Angkasa membuka pintu mereka masuk kedalam rumah. "Assalamualaikum". ucap Alinka dan Angkasa secara bersamaan.

"walaikum salam". jawab Rey tenang dan Ghea menjawab dengan wajah marah.

"beli ke supermarket mana jam segini baru pulang". Ghea melotot membawa  kayu panjang kecil untuk memukul, Ghea bersiap memukul, tapi Ghea tidak pernah melakukan hal itu dia membawa kayu itu hanya untuk menakuti Alinka. "supermarket nya pindah kemana?".

dari dulu Ghea selalu membawa tongkat legend tapi tetap saja Alinka tidak takut, dia hanya takut dengan omelan mamanya. "Angkasa kamu masuk ke kamar, tidur ya besok sekolah". titahnya Ghea lembut pada Angkasa yang berdiri di samping Alinka.

tidak banyak berkata Angkasa pun mengikuti perintah tantenya, biarkan saja Alinka di marahi toh Angkasa tadi sudah mengingatkan tapi Alinka tak mendengarkan.

"ke supermarket kota". jawab jujur Alinka, dia tidak pernah bisa berbohong ke orang tuanya.

"emang supermarket di depan gak buka?". tanya Ghea. "jauh banget ke supermarket kota, gak sekalian kamu nginep semalaman di jalanan".

"mana barang yang mama suruh beli tadi". Ghea meminta barang belanjaan yang menyuruh Alinka beli tadi.

Alinka memberikan barang belanjaannya ke Ghea, sekalian dengan uang kembaliannya.

Ghea langsung mengambil barang belanjaan dari tangan Alinka, tanpa berkata apapun Ghea langsung pergi ke dapur menata barang belanjaanya.

Alinka melihat mamanya tanpa ber- kedip, kali ini ia melihat mamanya benar-benar marah, Alinka tidak takut dengan mamanya yang marah, yang ada di fikiranya sekarang kenapa mamanya tidak memeberikan uang kembalianya.

"kamu sih pulang telat di omelin kan sama mama". ujar Rey. "kamu dari mana aja kok lama banget belinya?". tanya Rey, memang tidak pernah memarahi anaknya, bahkan dari dulu Rey kalaupun anaknya salah dia hanya bertanya dan menasehati tidak pernah memukul sama sekali.

"aku tadi naik motor muter-muter kota sama bang Angkasa". jawab Alinka. "truss ketemu Kai".

Rey hanya mengangguk, ia tahu kalau Alinka sangat menyukai Kai bahkan dari dia masih SMP dia selalu bercerita tentang Kai kepada Rey.

"papa gak marah?". tanya Alinka takut jika papanya marah karena dia sudah membuat istri tercintanya marah.

"ngapain marah? papa itu maklumin, kan kamu masih muda jadi wajar aja kalau pengen main kemana-mana". jelas papanya memegang pundak Alinka. "udah sana kamu tidur".

Alinka menuruti apa kata papanya dia beranjak pergi ke kamarnya.

"emang turunan gue banget tuh anak, walaupun dia cewek sifatnya dia ke gue banget njir, gak pernah takut di omelin sama orang tua". gumam Rey kagum melihat tingkah laku putrinya yang sama persis denganya di waktu muda dahulu.

THE LOVE OF ALINKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang