Cafe adalah milik perempuan. Dunia mereka dalam kegelisahan modern. Begitu mudahnya melihat berbagai macam perempuan perkotaan di dalamnya. Dari berbagai macam kota. Dari beragam latar ekonomi dan pendidikan. Yang jelas, sebagian besar dari mereka adalah orang-orang makmur dan terdidik. Hanya segelintir kecil dari mereka yang berasal dari ekonomi bawah dan tak berpendidikan.
Apalagi jika kita membicarakan cafe-cafe estetik, terlihat mewah dan kekinian. Kita bisa langsung menduga bahwa ruang semacam itu, jarang diperuntukkan oleh mereka yang berekonomi suram. Tekanan ekonomi yang dimiliki oleh kafe-kafe modern nan estetik tak sanggup ditanggung oleh kalangan bawah. Baik mereka masih remaja atau sudah sangat dewasa.
Tekanan ekonomi yang diberikan ruang semacam itu begitu tak mudah dan seringkali berat. Bagi orang-orang tertentu yang begitu pas-pasan dan masih mengandalkan uang dari orangtua yang juga sedang kesusahan mencari uang. Melintasi kafe yang elegan dan tampak keren pun sudah sangat berat. Apalagi jika harus memasukinya.
Karena kekayaan bersanding erat dengan kepercayaan diri. Maka kita bisa dengan mudah menduga bahwa berbagai macam perempuan yang berada di berbagai cafe berasal dari kalangan yang makmur. Atau setidaknya, mereka tak terlalu kekurangan uang dan mempermasalahkannya.
Orang-orang kaya modern dan terdidik, yang begitu erat dengan ilmu pengetahuan dan juga jejaring perputaran ekonomi memasuki ruang-ruang publik semacam cafe untuk berbagai keperluan. Selain sebagai ruang berkumpul bersama. Ruang menikmati diri sendiri dan mengerjakan tugas-tugas perkuliahan atau atau beragam proyek yang mendesak. Cafe juga sangat identik dengan ruang pelarian.
Atau lebih tepatnya, cafe adalah ruang di mana kegilaan modern berkumpul.
Ruang khusus yang begitu erat dengan kelelahan hidup, perasaan ngeri akan masa depan, dan berbagai anak muda yang merasa bahwa hidup harusnya berakhir di usia dua puluh tahunan.
Cafe sangat identik dengan perjalanan. Jika seseorang tidak mencoba melepas perasaan muak mereka di ruang-ruang kafe yang tersebar di berbagai macam sudut. Meraka akan lari ke perjalanan-perjalanan. Sebelum usia menghancurkan masa muda mereka dengan kenyataan dan segala jenis tanggung jawab yang menyebalkan.
Apakah masih ada perempuan yang berbahagia di era semacam ini? Yah, menjawabnya sangatlah tidak mudah. Benar-benar tak mudah. Kebahagiaan adalah hal yang sangat langka di kalangan perempuan kaya, modern dan berpendidikan hari ini.
Kehidupan mereka setiap hari adalah pelarian. Lari dari banyak hal dan lari dari sekian banyak tuntutan hidup yang tak menyenangkan.
Terkadang, mereka akan mengandai jika seandainya mereka tak pernah tumbuh dewasa. Atau selamanya berada di usia remaja dan dewasa muda. Karena usia setelah 25, adalah usia yang hampir menuju akhir dari kebebasan hidup mereka.
Sangatlah menarik melihat dan mengamati berbagai macam cafe dan orang-orang di dalamnya. Terlebih para perempuan yang memiliki waktu yang jauh lebih terbatas dari pada para laki-laki.
Membandingkan ruang publik dari satu kota ke kota lainnya. Dan bagaimana mana para perempuan memanfaatkan ruang publik itu. Akan menjadi fokus utama dari buku kali ini.
Sangat susah untuk tidak mengaitkan perempuan modern yang makmur dan berpendidikan dengan cafe dan perjalanan. Kecuali alasan semacam gangguan jiwa seperti kecemasan dan yang berkaitan dengannya. Atau sesosok perempuan yang tak tertarik dengan orang banyak dan tak suka dengan ruang publik yang ramai.
Akan selalu ada perempuan di cafe-cafe estetik mana pun. Kecuali kafe yang teramat khusus untuk para laki-laki. Atau cafe yang tak lagi memiliki peminat.
Bagi sebagian perempuan perkotaan, cafe adalah ruang untuk menghibur diri dari tuntutan hidup yang begitu banyaknya. Sebagian besar remaja dan perempuan muda mengisi berbagai macam cafe dan para perempuan itu datang dan pergi sesuka hati mereka. Tujuan utama dari ke kafe selalu berkaitan dengan bertahan hidup. Baik untuk melepas stress dan depresi. Atau memikirkan masa depan dan yang berkaitan dengannya.
Mari kita bersepakat bersama bahwa menjadi waras di dunia modern hari ini sangatlah tidak mungkin. Ada sedikit kegilaan dalam diri kita masing-masing. Perasaan rapuh nan terasing. Beragam kecemasan dan ketakutan-ketakutan. Atau malah, kegilaan itu sudah terlanjur lekat dalam bentuk pola yang menetap.
Tak perlu ke psikiater dan mencari-cari diagnosa yang tepat. Kita telah memasuki era kegilaan dalam artian ringan maupun berat. Orang yang hidup hari ini, terlebih para remaja dan orang-orang dewasa berpendidikan tinggi, akan sangat sulit lepas dari kegilaan dan ketidakpuasan hidup.
Dari banyaknya orang yang sakit dan gila itu. Sebagian besarnya berkumpul di ruang-ruang publik wisata dan cafe-cafe yang jumlahnya begitu banyak.
Mengapa banyak kafe begitu sangat populer dan nyaris tak lepas dari keramaian anak-anak muda dan orang-orang makmur perkotaan. Karena mencari kekayaan, menjadi kaya, dan mempertahankan kekayaan itu sendiri, mengarahkan kita pada kegilaan dan beragam masalah hidup.
Tekanan untuk sekedar memikirkan kekayaan saja sudah sangat berat dan melelahkan. Apalagi masih dalam tahap berusaha mendapatkannya saat masih berkuliah atau tengah bekerja dengan segala macam kebutuhan hidup dan tanggung jawab di sana sini.
Menjadi kaya itu tak mudah. Begitu juga dengan pikiran yang terlampau luas dari pendidikan tinggi yang membuka terlalu banyak kemungkinan.
Kekayaan dan pendidikan tinggi biasanya mengarah pada ketidakpuasan hidup dan perasaan hampa terhadap banyak hal. Inilah alasan kenapa, banyak orang lari ke berbagai macam tempat wisata dan cafe. Ini yang juga menjadi alasan mengapa cafe menjadi bagian penting dari kehidupan psikologis perempuan modern.
Suatu ruang khusus, yang mana seseorang bisa datang dan pergi sesuka hati tanpa perlu meresahkan pertemanan yang kian sulit, hubungan sosial yang tak lagi menyenangkan, atau orangtua yang tak terlalu banyak mengerti masalah yang dihadapi anak-anaknya.
Kaitan antara cafe dan kegilaan begitu sangat dekat dan erat. Arti dari cafe itu sendiri adalah terapi. Ruang terapi untuk menyembuhkan perasaan sakit yang telah diberikan oleh para orangtua, dunia pendidikan, dan hubungan sosial yang tak menghibur.
Dan cafe hari ini, sangat dekat dengan para perempuan dan kegilaan-kegilaan mereka. Sebuah ruang yang kini menjadi penuh oleh perempuan dan kegelisahan yang timbul dari akibat perubahan sosial dan politik yang menyangkut gender dan identitas.
Di mana ada cafe dan perempuan. Di sana akan selalu ada kegilaan. Kegilaan yang banyak dan kegamangan hidup yang tak kalah banyaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PEREMPUAN DAN OMONG KOSONG DUNIA SEHARI-HARI
Non-Fictionselalu tak mudah menjadi perempuan. terlebih mereka yang kini hidup di perkotaan dan terlibat dalam hal-hal yang modern dan terkini. usia perempuan sangatlah terbatas. baik secara sosial maupun biologis. terkadang, mereka ingin bersenang-senang sa...