Pada tahun 2016, seorang bernama Andrea Tantaros menulis di Obsever dengan judul semacam ini, Five Ways Feminism Has Made Women Miserable. Dan di bagian akhir tulisannya ia menulis semacam ini, "Kita bisa lebih bahagia sebagai perempuan, tetapi tidak sampai saat kita membebaskan diri dari kebiasaan generasi kita dan akhirnya mulai melepaskan ikatan."
Seseorang lainnya yang bernama Sanziana C, mengatakan dalam tulisannya yang berjudul Modern Feminism is Lying Hurting Women. How do the Opressed Become Oppressor? bahwa "Gelombang ketiga dan keempat menjadi semakin politis dan kapitalis, dan sejak itu, pesan kepada perempuan mengenai bagaimana memiliki kehidupan yang bahagia hanya berfungsi untuk membuat perempuan sengsara. Kita tidak hanya tidak bahagia daripada ibu dan nenek kita, kita secara signifikan lebih tertekan (stres)."
Bayangkan, pandangan semacam itu diutarakan oleh orang-orang yang telah begitu lama berada dalam pusat geografis dan politik feminisme dan menjadi bagian manusia yang hidup dari hiruk pikuk kelahiran berbagai gelombang feminisme itu sendiri.
Mereka yang memiliki sejarah panjang kebudayaan, filsafat, ilmu pengetahuan, berbagai perang politik dan nilai, serta pertempuran panjang berbagai ideologi yang disenjatai oleh beragam teori, penelitian, penemuan-penemuan, dan iklim intelektual yang cukup kental dan agak-dalam dengan beberapa sejarah universitas yang cukup kuno dan lama. Yang tentu saja, bersamaan dengan adanya orang-orang yang mati rasa, enggan berpikir, dan sangat konservatif dalam situasi apa pun.
Setidaknya, mereka memiliki akar yang lebih kokoh dalam mempertanyakan, menolak, memberontak, atau membenci sesuatu. Terutama apa yang mereka sebut sistem patriarki atau terkadang, langsung mengarah ke laki-laki itu sendiri.
Tapi saat kita melihat ke negara ini, dan sewaktu menyaksikan dengan mata kepala sendiri para perempuan modern yang baru memasuki gegap gempita kebebasan dan secara tak sengaja menemukan feminisme dengan penuh suka cita dan terkadang menjadikannya pegangan, cara berpikir, atau alat tertentu untuk memberontak atau melepas hal-hal buruk yang diarahkan ke mereka.
Kita menemukan banyak sekali kebaikan tapi juga kebingungan dan rasa sakit di antara perempuan yang menyerap feminisme dalam kondisi yang begitu tak terarah, berantakan, tercecer, tak dalam, dan jarang dibicarakan secara intelektual dalam suasana tatap muka yang cukup bijaksana.
Feminisme yang diserap oleh para perempuan modern yang baru merasakan kebebasan memasuki sekolah atau kampus, yang baru mulai terlibat dengan banyak orang dengan beragam latar belakang, yang di masa hidupnya tak pernah berada dalam forum intelektual nyata yang penuh ketegangan dengan tuntutan moral yang tinggi, yang sejak kecil langsung menyerap semua konten dan pemikiran yang tak terarah dari media sosial tanpa adanya pembimbing atau teman diskusi yang layak, mereka yang berasal dari desa atau kota yang memiliki keluarga yang cukup tradisional dan jarang memiliki orangtua yang bisa diajak bicara, dan mereka yang masih hidup dalam sistem nilai patriarki yang kuat dalam bentuk agama, budaya lokal, atau masyarakat bersama.
Dalam lingkungan, situasi, dan kondisi semacam itu. Yang serba tanggung, tertutup, penuh letupan emosional, dan ditambah rasa sakit dari dunia nyata yang berawal dari gagal percintaan, kerusakan hubungan anak dan orangtua, atau luka emosional dari beragam kondisi. Para perempuan menemukan feminisme di internet, dalam percakapan media sosial, dan mengambilnya dari para influncer, selebgram, atau tokoh publik yang tak memiliki kedalaman berpikir atau ranah intelektual yang layak dan bisa dipertanggung jawabkan secara lebih baik.
Para perempuan generasi ini tak dipersiapkan secara emosional untuk mempertanyakan secara tatap muka dan langsung dalam kondisi intelektual yang kuat dan dalam. Iklim intelektual yang kokoh dengan kecenderungan kuat mencari kebenaran dan menahan diri telah lama hilang. Mereka menemukan feminisme dari orang-orang yang marah, mereka yang terluka, mereka yang membenci dan mengalami trauma dari laki-laki karena berbagai hal, dan mereka mengambil beragam pandangan feminisme secara acak dari orang-orang yang tak menikmati hidup mereka sendiri dan sakit secara kejiwaan.
![](https://img.wattpad.com/cover/323427673-288-k823249.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PEREMPUAN DAN OMONG KOSONG DUNIA SEHARI-HARI
No Ficciónselalu tak mudah menjadi perempuan. terlebih mereka yang kini hidup di perkotaan dan terlibat dalam hal-hal yang modern dan terkini. usia perempuan sangatlah terbatas. baik secara sosial maupun biologis. terkadang, mereka ingin bersenang-senang sa...