KETAKUTAN LAKI-LAKI LEMAH DI DEPAN PARA PEREMPUAN YANG MANDIRI

35 0 0
                                    

Kemandirian perempuan yang luar biasa di banyak bidang akhir-akhir ini, dan kecenderungan mereka yang mulai berani menjadi diri sendiri dan mempertahankan dunia yang mereka sukai. Membuat sebagian laki-laki yang tak siap dan terlalu lemah secara kejiwaan, ekonomi, dan karakter menjadi ketakutan dan mulai kebingungan memilih calon istri.

Di pedesaan, sejarah laki-laki yang mirip parasit, pengangguran, yang mengandalkan gaji istri yang merantau keluar negeri sudah menjadi hal umum. Suami yang sudah tak punya harga diri, tak punya perasaan akan nilai tanggung jawab keluarga, yang tak bisa jadi pengayom emosional dan ekonomi bagi anak dan istri dan para laki-laki yang tak ada niat untuk maju, ingin hidup serba enak tanpa bekerja, selalu menuntut lebih ke pasangan atau istri, dan ingin selalu dituruti segala kemauannya, sudah menjadi cerita umum mengenai kemerosotan laki-laki modern.

Banyaknya perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga, selain karena makin banyaknya para perempuan yang makin keras, egois, mandiri, berpendidikan tinggi, mulai sadar mengenai hak dan tanggung jawab dari masing-masing anggota keluarga. Juga karena egoisme laki-laki dan sikap tak bertanggung jawabnya yang seringkali jauh lebih brutal. Yang selama berabad-abad telah menjadi nilai bersama bahwa laki-laki adalah sosok yang berdiri di atas, yang jarang sekali ditantang dan dibantah. Suatu sumber keamanan psikologis yang membuat laki-laki dulu merasa aman walau sangat tak bertanggung jawab dalam membangun keluarga.

Saat perempuan modern yang lebih keras, sadar diri, enggan mengalah dengan mudah tanpa penjelasan yang rasional, dan begitu mandiri secara ekonomi mulai bermunculan di mana-mana. Jumlah mereka semakin banyak dan telah mengalami kehidupan modern yang penuh kebebasan yang menggiurkan. Ternyata, semakin banyak juga laki-laki yang tak siap dengan perempuan-perempuan semacam itu. Banyak sekali laki-laki yang tak siap karena sejak awal mereka lemah. Atau karena lahirnya sebuah budaya baru dari generasi baru yang kian melemahkan para laki-laki itu sendiri.

Budaya baru yang lahir dari para orang tua yang depresif, yang miskin, orang-orang kaya yang tak bahagia, dan mengalami perpecahan dalam rumah tangga, di sebuah lingkungan toxic dan saling menyalahkan. Yang terus-menerus digempur oleh internet dan keinginan yang terlalu berlebih. Yang banyak dari mereka tak mampu untuk menjangkaunya.

Mereka pun melahirkan anak laki-laki yang rusak sejak kecil. Iri dengan tetangga, teman sebaya, dan orang-orang di dunia internet. Ingin ini dan itu tapi ekonomi orang tua tak seberapa. Pusing dengan khayalan muluk akan hidup yang nyaman dan mewah tapi tak siap bekerja keras dan berkomitemen dalam bekerja. Dan beberapa generasi laki-laki yang otaknya mesum dan disatukan oleh pornografi.

Khayalan mereka terlalu besar di usia yang masih kecil dan remaja. Impian mereka terlalu menjulang tinggi. Keinginan mereka terlalu melimpah. Egoisme mereka begitu sangat tak tertolong. Sikap mereka terlalu buruk dan meremehkan apa pun dan siapa pun. Membuat mereka pada akhirnya begitu sangat menderita saat memasuki usia dewasa muda (awal kedewasaan).

Kebanyakan orang tua mereka jarang mengajari mereka untuk hidup bertanggung jawab, penuh kemandirian, menjadi pekerja keras, diajari mencari uang sendiri dan berbisnis, atau diajari contoh nyata bagaimana bersikap tak meremehkan dan baik terhadap orang lain sehingga nanti tidak kesusahan dalam masuk ke pekerjaan apa pun.

Dimanja oleh para orang tua mereka dengan tidak dituntut apa pun dan tak pernah diajari kemandirian dan kebijaksaan sejak dini. Setelah menyelesaikan sekolah atau perkuliahan, mereka pun bingung.

Ternyata hidup tak seindah coli di kamar. Hidup tak melulu memburu link. Mengkhayal memacari perempuan bidadari yang kaya bak model. Adu bacot di media sosial sesuka hati. Menghalu perempuan-perempuan anime dan manga layaknya penderita gangguan jiwa yang sudah parah.

Masa-masa yang sangat mudah: makan, main, menghalu, membuli, dan tidur sesuka hati telah berakhir. Dan banyak laki-laki modern, yang hidup hari ini, tak siap untuk itu.

PEREMPUAN DAN OMONG KOSONG DUNIA SEHARI-HARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang