IV

534 68 10
                                    

— Secret admirer



"Lo jahat banget."

Kalimat itu membuatnya terkekeh geli. Menerima kotak bekal yang disodorkan oleh Hidan. Teman yang selalu dia andalkan.

Sementara Hidan tak punya pilihan lain, ia harus tetap bungkam dan mengikuti apapun yang cowok itu mau. Umur bukan hambatan baginya untuk memperbudak seseorang.

Hidan contohnya.

"Kalo suka bilang, jangan main racun dek."

Cowok itu tak menghiraukan ucapan yang lebih tua. Memilih untuk membuka ponselnya, berniat melakukan siaran langsung pada akun Instagram pribadinya.

"Bang ikut sini."

Keduanya saling bertatapan sebelum akhirnya mengekor.

Saat ponselnya sudah tertata, menampilkan seluruh ruangan. Ia memulai siaran langsung.

"Yo! Siapa kangen gue?" Sapanya pada para penggemar.

Hidan serta sang kakak, yaitu Mahesa ikut melambaikan tangannya pada kamera. Menyapa ratusan penonton yang datangnya entah darimana.

"Kak Hesa udah makan belum?" Ujar Mahesa, membaca komentar yang deras seperti air sungai.

Mahesa pun mengacungkan jempolnya sebagai jawaban, tak lupa tersenyum manis, membuat kolom komentar makin riuh dengan pujian padanya.

"Riki udah ngedance dari kapan?"

Riki, sang pemilik nama menoleh. Dia sedang pemanasan untuk memamerkan tarian barunya pada fans-nya.

"Dari sekolah dasar, kelas lima."

Riki lantas mendekat, membuat dirinya memenuhi layar. Cowok itu tampak mengotak-atik ponselnya sejenak, lalu memutar sebuah Vidio dirinya yang menari di atas panggung untuk acara perpisahan sekolah.

Kolom komentar sekali lagi banjir dengan pujian, betapa lucunya Riki. Atau begitu luwesnya bocah dalam Vidio itu menari.

Hidan berdecih. Tak tahu saja orang yang mereka panggil lucu itu sebenarnya iblis.

Mahesa menepuk bahu Hidan, memberikan semangat. Berdoa saja cowok itu segera sadar akan perbuatannya dan bertaubat.

"Riki udah punya pacar belum?"

Yang ditanyai segera tersenyum, senyuman itu sangat lebar. Lantas membuat Hidan dan Mahesa bergidik ngeri.

"Pacar ya.." gumamnya, mengusap layar ponselnya, membaca satu persatu komentar sambil berfikir jawaban apa yang harus dia berikan.

"... Bukan pacar sih, masih suka. Ditunggu ya!" Ucap Riki kemudian, menampilkan rasa antusiasnya dalam ucapan.

Ia meletakkan ponselnya, keluar dari layar. Lalu musik mulai terdengar, Hidan dan Mahesa tak beranjak dari tempat mereka. Membaca komentar sembari menggoda fans Riki.

Sementara cowok itu fokus pada koreografi.

Siaran langsung itu diakhiri tepat pada menit ke tiga puluh. Riki serta dua temannya melambaikan tangan pada kamera, mengucapkan terima kasih sudah bersedia menonton siaran langsungnya.

"Dah~"

***

"Shaka! Woy!"

Sang pemilik nama masih tak menanggapi panggilan Jeremy.

Cowok itu menemani sang sahabat yang tengah berbaring di ranjang rumahnya, dengan setoples keripik. Entah apa yang ditontonnya.

Lantas ia mengambil tempat disamping Shaka. Mengintip pada ponsel cowok itu. Apa sih yang dia tonton sampai mengabaikannya begitu?

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang