Waktu itu, aku memarahimu karena kukira aku hanyalah sebuah sandaran saat dia tidak ada di sisimu.
Ternyata bukan kamu pelakunya tapi, aku tidak paham keadaan.
Waktu itu aku mengamuk di kolom e-mail hanya karena sehari kamu datang bisa dihitung dengan jari.
Kukira kamu benar-benar merindukanku hingga aku rela menunggumu setiap menitnya. Mengecek layar tak peduli saat aku di kelas, di depan layar atau rebahan.
Ternyata bukan kamu pelaku dari harapan yang kuelu-elukan tapi, aku yang terlampau ingin menceritakan beban.
Aku memakimu tanpa dasar dan akhirnya sadar...
Kalau ekspetasikulah yang berlebihan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Setelah Patah Hati
PoetryKita ini apa setelah tidak ada hubungan lagi? Mantan yang tetap akrab atau hanya sebuah kenangan yang harus diasingkan dari pikiran?