Dear Arsih

35 2 0
                                        

   Aku baru saja patah hati dan kita malah akrab dengan cepat. Terlalu cepat aku jatuh cinta padamu karena  cerita-cerita yang berawal dari obrolan kecil   tentang kehidupan satu sama lain tanpa kita sadari.
   Aku belum bisa mengenali apakah ini betul sebuah perasaan sayang atau hanya perasaan nyaman karena kita sering berbagi tapi, aku mulai sadar kalau aku sedang patah hati saat kamu mengatakan ada seorang pria yang mendekatimu. 
    Aku tidak berani mengatakan "aku mencintaimu" meskipun sebenarnya aku meneriakannya dalam hati. Aku takut kalimat itu akan membahayakanmu.
    Aku merasa lega ketika kamu meragukan lelaki itu. Aku bahagia sekaligus takut. Kamu meragukan dia tapi tetap mengharapkan sebuah perasaan tulus. Kenapa tidak melihatku saja ? Aku yang selalu khawatir setiap melihatmu duduk menyendiri dengan pandangan kosong. Kenapa tidak menyadariku ?  Ah, aku lupa kita hanya sebatas teman. Kamu pasti meragukanku karena aku lebih banyak bercanda.
    Arsih, aku baru saja patah hati dan hari-hariku sedikit berantakan. Aku terlalu cepat jatuh cinta padamu yang sama sekali tidak menyadari bahwa aku terluka setiap kamu berkata kamu ingin mengenal pria itu. Pria yang selalu kamu selipkan namanya dalam percakapan kita. Apakah aku patah hati lagi bahkan sebelum memiliki ? Ah, iya aku lupa bahwa kita hanya teman cengkrama. Jadi, aku tetap mendengarkan dengan seksama.
   Baiklah, mungkin kuselipkan saja namamu dalam doaku supaya Tuhan membantuku.

Setelah Patah HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang