اربعة (Arba'ah)

13 6 0
                                    

"Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarrakatuh, Pengumuman untuk seluruh santri dan santriwati di harapkan untuk berkumpul di Masjid An-Nur setelah ba'da 'Isya, karena pesantren akan mengadakan pengajian akbar yang di isi oleh K.H. Nabhan  Fawwaz Zulfadli Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh"  kata seorang yang memberi pengumuman

Dari arah gazebo depan asrama terdengar gumurung suara santriwan dan santriwati yang sedang heboh dengan permasalahan bintang tamu tak melainkan lagi termasuk Huwaida, Zulfa, Asyilla, Najwa, Aisy, Maryam, Hanan

"Harus nya saat ada pengajian akbar pesantren mengundang seorang gus yang itu loh" komplain Zulfa

"Halah jangan halu deh, di pesantren kita juga ada gus idaman" sahut Aisy

"Siapa memangnya? Perasaan engga ada?" Tanya Asyilla

"Anak pak Kyai, Gus Hadiyan Fatir Atharayhan" ceplos Huwaida dengan mimik wajah datar

Sontak para santriwati lainnya kaget mendengar kata yang habis di ucapkan oleh Huwaida. Tidak ada yang tahu nama panjang dari anak bungsu pak Kyai hanya orang - orang tertentu yang tau. Tapi permasalahannya kenapa Huwaida bisa tahu?

"Kamu tau wa?" Sontak mereka kanget dengan ternganga

"Memang kenapa? Kalian lupa ya? Semenjak SMA ini aku 1 sekolah dengan nya bahkan hingga 1 kelas"

Membuat semuanya diam sejenak, kenapa bisa mereka lupa padahal hal itu sudah pernah di jelaskan oleh Huwaida sebelumnya bukan?

"Oh iya kami lupa wa? Ucap mereka serentak

"Kembali ke topik dong, siapa tahu dengan kita berdiskusi pak kyai menghadirkan sosok bintang tamu yang di idam idamkan oleh kaum hawa plisss"  ceplos Hanan kegirangan

"Astagfirullah, kok bisa ya kita punya teman se heboh dia mana halu nya di luar jangkauan lagi" ledek Maryam dengan sedikit tertawa

Yang lainnya juga ikutan tertawa dan pecah saat Adiba lewat di depan mereka tak ada sapaan di antara mereka yang akhirnya di sapa lebih dahulu oleh Adiba

"Assalamu'alaikum, maaf mengganggu. Diantara kalian ada yang bernama Huwaida ?" Ucap Adiba sambil mencari - cari pemilik nama tersebut

"Wa'alaikumsalam, afwan ada apa memanggilku?"

"Ah kamu rupannya yang bernama Huwaida? Kebetulan kamu di cari abah dan di suruh untuk keruangan sepertinya ada kepentingan yang ingin di bicarakan?" Jelas Adiba

"Baik, kalau begitu saya izin permisi. Terimakasih atas pemberitahuannya"

              ~🐈~
"Ada apa abah memanggilku? Dan itu bukanya keluarga Huwaida?" Tebak Athar

"Na'am, abah sengaja mengundang keluarga Huwaida karna ada hal penting yang harus di bahas sebelum kalian lulus SMA nantinya" jawab kyai Nabhan dengan senyuman

"Sudah dari pada hanya berdiri di sini kita sapa mereka" sambungnya

Saat semuanya sudah mulai kumpul minus dengan Huwaida yang masih di tunggu mereka sempat mengobrol tentang masalah perjodohan itu.

Terdengar jelas di telinga Athar saat mendengar kata perjodohan dari mulut abahnya dengan abahnya Huwaida

"Apa yang mereka maksud? Apa akan ada perjodohan? Lantas siapa yang akan di jodohkan nanti?" Batin Athar

Ternyata yang baru saja di bicarakan rupanya sudah datang, diapa lagi kalau bukan Huwaida

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam warrahmatullahi wabarrakatuh" dengan sumringah mereka menjawab salam dari Huwaida

"Huwaida, mari duduk sini samping Umi" dan mendapat anggukan dari Huwaida

"Alhamdulillah, semuanya sudah kumpul dan langsung saja kita bahas acara perjodohan yang sudah kita rencanakan sejak jauh - jauh hari" ucap Kyai Nabhan

"Jadi setelah Athar dan Huwaida lulus, kami akan menguliahkan kalian secara bersamaan di universitas Al- Azhar Kairo" sahut Kyai Kahfi

"Dan setelah kalian lulus kelak, kami akan mencoba mendekatkan keluarga kita" sambung Kyai Nabhan

"Mendekatkan keluarga? Kita? Maksudnya bah?" Tanya Athar dengan mimik wajah yang kebingungan

Begitupun dengan Huwaida yang tengah mencerna ucapan barusan, sebenarnya ia ingin sekali bertanya tapi Huwaida memilih untuk membungkam karna takut salah saat berbicara

"Rencanannya setelah kalian lulus di Al-Azhar abah akan menjodohkan kamu dengan ning Huwaida" jelas Nabhan

Keduanya tercengang mendengar ucapan itu tak mengira hal itu akan terjadi.

AAMIINMU AAMIINKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang