Lantunan Qur'an yang merdu terdengar jelas ditelinga Huwaida membuatnya akan heran siapa yang membaca Al-qur'an dengan nada murotal seindah ini ? Dirinya mencoba mendekati arah suara itu yang rupanya berasal dari arah perpustakaan
"Sebentar, sepertinya aku pernah mendengarkan suara itu saat disekolah juga? Tapi apa dia yang membacanya?" Katanya sambil bertanya tanya dengan diri sendiri
Suara itu sudah hilang tanpa Huwaida sadari dan saat Huwaida ingin memasuki perpustakaan dirinya tak sengaja bertubrukan dengan laki - laki berbadan tinggi
"Astagfirullah" ucap mereka bersamaan
"M-mmaaf, aku tidak melihat karena lantunan ayat suci Al-Qur'an tadi yang membuatku terfokus dengan suarah indahnya" ucap Huwaida dengan polosnya
Afthar di buat bingung oleh perempuan yang berada pada hadapannya saat ini. Sejak dari tadi yang membaca Al-Qur'an itu dirinya dan kenapa dengan polosnya perempuan ini jujur di hadapan Afthar
"Apa yang kamu bilang suara tadi indah??" Tanyanya sambil membenarkan peci
"Na'am, menurutku itu sangat indah dan merdu" jawab Huwaida dengan lembut
Athar tersenyum lebar mendengar ucapan dari perempuan ini
"Apa kamu masih ingat? Suara barusan itu suara siapa?"
"Aku pernah mendengar suara ini saat di sekolah sejak tadi pagi, tapi aku suka benci dengan orang yang membacanya" jawab Huwaida dengan rasa kesal ketika mengingat kejadian waktu mukena yang di sembunyikan oleh Athar
"Kenapa kesal?" Tanya nya kembali tanpa merasa bersalah saat kejadian kemarin
"Gus Hadiyan Fatir Atharayhan, aku ingatkan sekali lagi ya! Walaupun aku tidak bisa menatapmu aku tidak sebodoh itu ya? Mentang - mentang aku tidak melihatmu dengan seenak jidat kamu mencoba menyodorkan pertanyaan - pertanyaan konyolmu" kekesalan huwaida serasa sudah di ambang pintu saat menghadapi Afthar
Lantas Afthar terkekeh pelan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal
"Afwan, saya kira kamu tidak mengenal saya. Ingat Huwaida jangan selalu marah saat dihadapan saya sesungguhnya orang yang sering marah - marah itu... " ucapan Afthar terpotong saat kyai Nabhan datang menghampiri mereka
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam" ucap mereka serentak
"Abah, tumben lewat di depan perpus? Atau mau mampir sejenak? Sahut Athar
"Tidak, abah hanya ingin mengelilingi pesantren sambil melihat santri dan santriwati yang hanya berduaan saja takutnya nanti timbul fitnah pastinya juga jika seorang kaum Hawa dan kaum Adam berada ditempat yang sepi apalagi hanya berdua maka ketiganya adalah syaiton" jelas kyai Nabhan yang sepertinya sedang menyinggung keduanya
Seketika keduanya membeku, tanpa ada sepatah suara yang muncul dari mereka
"Afwan, pak Kyai tadi Huwaida tidak sengaja lewat ke arah perpustakaan karena mendengar lantunan ayat suci Al-Qur'an yang dibaca oleh Athar, jadi Huwaida putuskan untuk datang di perpustakaan, tidak salah kan ? Jika seorang muslimin mendengarkan lantunan ayat suci sejenak?" Sahut Huwaida yang berhasil memecahkan suasana
"Memang benar, tapi apa pantas harus berlama - lama seperti ini ?"
"Tidak sengaja bah tadi, hanya kebetulan saja" sahut Athar dengan wajah panik
"Iya abah percaya, sekarang kalian kembali keruangan masing-masing. Jangan lupa nanti sore setor hafalan, ingat ! Tegas kyai Nabhan
"Baik bah/pak Kyai" ucap keduannya
KAMU SEDANG MEMBACA
AAMIINMU AAMIINKU
Fiksi RemajaGus Hadiyan Fatir Atharayhan seorang anak bungsu dari seorang kyai hingga saat ini menjadi pewaris untuk melanjutkan sebagai pengurus penting yang bersangkutan dengan pesantren Tak disangka setelah dirinya lulus dari SMA Kyai Nabhan akan menguliahka...