اثنان (Itsnan)

18 7 0
                                    

"Sandalku mana sih, pasti dicolong lagi !!" Geram salah satu santriwati yang bernama Asyilla

"Jangan su'udzon dulu kamu lla, nggak baik loh berburuk sangka sama orang lain" sahut Najwa yang sudah sabar setiap menangani Asyilla

"Eh bentar, itu yang disamping tempat sampah kek mirip sandalku wa" ucapnya mendekati arah tempat sampah

"Bener wa ini sandalku" membawa dua pasang sandal berwarna cokelat muda

"Tuhkan benar kataku, ngga mungkin ada yang ambil sandalmu huh" ucapnya kesal

"Afwan hehehehe" jawabnya tanpa merasa bersalah

"Assalamu'alaikum, afwan ruangan pak Kyai sebelah mana ya?" Ucap 2 anak kembar laki laki dengan memakai pakaian serba hitam

"Wa'alaikumsalam, ehh" sontak Najwa menundukkan pandangannya kebawah terkecuali Asyilla yang masih terkagum kagum melihat 2 anak kembar tampan yang ada di hadapannya

"Ishh, Asyilla jaga pandangamu" sambil mencubit tangan teman yang tak tahu diri ini

"Ehh astagfirullahaladzim maaf" sontak Asyilla menundukkan pandangannya

"Ruangan pak Kyai dekat sebelah Masjid itu" sahut Najwa sambil memalingkan pandangannya ke ruangan besar itu

"Terimakasih banyak, kalau begitu kami permisi maaf merepotkan" ucap salah satu anak laki laki tersebut

"Assalamu'alaikum, pak Kyai" ucap  Rafardhan sambil mengetuk ngetuk pintu berwarna cokelat emas

"Wa'alaikumsalam warrahmatullahi wabarrakatuh, wah sudah sampai kalian rupanya, silahkan masuk" jawab Kyai Nabhan dan mendapat anggukan dari keduannya

"Terus ini yang namanya Rafardhan Abdillah yang mana ? Terus yang namanya Ramadhan Abdullah yang mana?" Sontak Nabhan di buat bingung oleh keduannya

Keduannya saling pandang, dan tersenyum ala kadarnya

"Saya yang Ramadhan, dan ini adik saya Rafardhan" jawabnya sambil menunjuk adiknya

"Sulit ya, kemungkinan nanti jika kalian sudah tinggal di sini lumayan lama, saya bisa menghafalnya" kekeh Nabhan dan di susul dengan si kembar

"Kalau begitu kalian langsung ke asrama yang sudah disediakan" dan mendapat anggukan mereka berdua

              ~🕌~

Arthar berjalan-jalan menyusuri koridor pesantren sambil mencoba menghafal Al-Qur'an ia harap bisa menjadi penghafal Al-Qur'an yang lebih lihai ketimbang kakaknya

Setelah sampai ke taman dirinya langsung duduk dibawah pohon sambil menyandarkan tubuhnya sejenak dengan tenang, tak lama ketenangan itu berubah karna ada sebuah kaleng yang melayang hingga mengenai kepalanya

"Astagfirullah,siapa yang melempar kaleng ini kearah saya tapi untung saja memakai peci kalau tidak bisa-bisa masuk uks" rintih Arthar sambil mengusap kepalanya

"Yaampun kamu itu gimana sih fa, itu kena kepala orang deh kayaknya" kesal Huwaida

"Ah masa si? Apa kita harus kesana buat pastiin ?" Pikir Zulfa

"Emmm yasudah kita coba lihat ?" Memastikan keadaan yang terjadi

"Assalamu'alaikum, afwan apa tadi ada benda yang mengenai kamu?" Tanya Huwaida dengan rasa panik

Seperti santriwati pada umumnya Huwaida dan Zulfa menundukkan pandangan mereka

"Wa'alaikumsalam, benar ada kaleng yang mengenai kepalaku tapi untung saja saya memakai peci kalau tidak bakal benjol kepala saya ini" keluh Afthar

"Afwan, atas ketidak sengajaan tadi" sahut Zulfa

"Oh jadi kamu yang melempar kaleng di kepala saya?!tegasnya

"Emm bukan, bukan seperti itu tadi saya tidak sengaja menendang kaleng merah itu." Jelas Zulfa

"Maaf kan teman saya, itu benar benar tidak sengaja" sahut Huwaida

"Iya saya maafkan, lain kali lihat-lihat dulu jangan ngasal. Kalau begitu saya pergi dulu takut kepergok Abah, Assalamu'alaikum" ucapnya yang kemudian pergi meninggalkan Zulfa dan Huwaida

"Wa'alaikumsalam" jawab mereka secara bersamaan

-Jangan lupa vote serta kritikan nya ya syukron :)

AAMIINMU AAMIINKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang