واحد (Wahid)

20 6 0
                                    

Afwan,jika ada kesalahan dalam pengetikan karena masih tahap revisi.

"Assalamu'alaikum Abah" ucap dari seorang laki laki bertubuh tinggi itu
"Wa'alaikumsalam, kenapa Ray?" Jawab Kyai Nabhan
"Wa'alaikumsalam, ada apa Ray?" Sahut seorang wanita berparuh baya yang baru saja muncul dari arah dapur
"Abah, Umi. Ray dengar akan ada 2 santri kembar yang ingin mendalami agama disini??"

Nabhan serta Zainab mencoba untuk duduk di kursi panjang guna menjelaskan ucapapan yang di keluarkan dari anak bungsu mereka ini

Zainab, menepuk nepuk kursi sampingnya agar Ray duduk di sampingnya, tak ada suara Ray lantas duduk di samping Uminya

"Apa Umi akan menjelaskan yang Ray maksud sebelumnya?" Tanyanya dengan nada lembut

"Na'am, akan ada santri kembar yang datang besuk pagi, mereka anak salah satu kerabat dekat abah kamu" jelas Zainab

"Kerabat dekat? Apa ada hubungan darah atau apa?" Celoteh Athar

Umi nya lantas terkekeh pelan "kenapa terlalu ingin tahu sekali dirimu tentang anak kembar itu?"

"Bukannya ingin tahu mi, Athar hanya penasaran saja" sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

Nabhan hanya menggelengkan kepalanya, tanpa disadari sejak tadi sudah ada gadis bercadar hitam yang berdiri di ambang pintu

Tanpa sadar Athar memalingkan wajahnya ke arah luar tak ia sangka ternyata kakak perempuannya sudah pulang dari kairo

"Assalamu'alaikum" ucap Adiba dengan senyuman manisnya

"Wa'alaikumsalam warrahmatullahi wabarakatuh" jawab mereka

"Umi rindu sekali dengan anak sulung yang satu ini" sambil memeluk putrinya erat

"Adiba Juga rindu rindu amat rindu sama umi" dengan membalas pelukan dari uminya

"Engga kangen sama adikmu yang sholeh ini ???" Dengan santainya ia mengucap seperti itu

"Engga, aku rindunya cuma sama Abah dan Umi"

"Oh, gini sekarang yang habis pulang dari Mesir ?!" Dengan memasang raut wajah kesal

"Iya? Kenapa memangnya?" Ucapny dengan nada meledek

Mata Athar membulat mendengarkan ucapan yang ia dengar dari kakak perempuannya dirinya tak menyangka bahwa kakaknya akan mengucapkan kata itu

Karena sudah tak tahan melihat adikya yang mulai naik darah ia berusaha mencairkan suasana "Kakak juga rindu kamu dek" dengan ketawa khasnya yang lembut

"Cukup ya bercandannya, sekarang Adiba bersih bersih dulu habis itu istirahat sejenak"

"Siapp umi, oh ya Tar tolong bawain koperku kekamar ya? Syukron" dan mendapat anggukan oleh Athar

               ~📿~

Semilir angin di sore hari terasa segar ketimbang hari hari biasanya, Adiba menyandarkan tubuhnya di kursi goyang sambil membawa kitab suci Al-Qur'an dan membukannya pada surat Al-Baqarah sambil ia baca sejenak

"Kebetulan sekali aku membuka surat Al-Baqarah ayat 165, jadi rindu dengan sosok gus yang kemarin aku kenal"

Tak lama dirinya langsung memudarkan lamunannya karena takut berdosa

"Astagfirullah, maaf kan aku yang tidak sengaja mengigat hal itu" kemudian langsung memalingkan wajahnya kearah langit

"Assalamu'alaikum, ukhti" sapa Athar

Sontak Adiba kaget melihat sang adik yang sudah berada di sampingnya "Wa'alaikumsalam, ada apa kesini?" Tanyannya bingung

"Hanya ingin ikut bersantai dan menghabiskan waktu dengan kakak, sudah lama tidak seperti ini bukan?" Jawab Atharayhan sambil mendudukan diri di kursi panjang

Yang mendapatkan anggukan dari Adiba.

"Oh ya sudah berapa juz kakak menghafal Al-Qur'an saat di sana kemarin?" Rasa penasaran seorang Atharayhan mulai muncul

"Baru sedikit yang aku hafalkan, jangan tanya sampai juz berapa. Aku akan memberi tahumu setelah aku menjadi hafiz Qur'an Juz 1-30" katanya sembari membawa tasbih dan membuka lembaran lembaran Al-Qur'an

"Iya-iya, begitu saja pelit padahal hanya memberi tahu" celoteh Athar dan tidak di gubris oleh kakaknya.

○ jangan lupa mampir di acc IG ku ridlwaafifah_ pasti di follow balik

AAMIINMU AAMIINKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang