Lucunya ...
◆◇◆◇◆◇◆◇
[Full name], siapa yang tidak mengenal nama ini. Gadis cantik dengan tittle guru killer ini, adalah salah satu mahasiswa magang di Sekolah Luar Biasa Mahuli. Dirinya yang cantik serta berperawakan sangar, tentu membuatnya jadi lebih mudah dikenal.
Karena itulah, nama [Name] sudah tidak asing lagi di sekolah ini.
Sekarang, sang gadis masih berada di dalam kelasnya. Mengajari para anak muridnya yang selalu dipandang sebelah mata oleh masyarakat pada umumnya. Biasanya, [Name] akan mengistirahatkan kelasnya pada pukul 10 pagi seperti saat ini.
"Jalan yang benar, jangan sampai bertabrakan." [Name] mengarahkan semua anak muridnya keluar dari dalam kelas, lalu menuntun semua anak murid itu menuju orang tua mereka.
Biasanya, anak-anak didiknya memang istirahat bersama orang tua mereka.
"Terima kasih karena sudah mengantarkan Sari kemari, Bu," ucap salah seorang tua pada [Name]. Lantas, [Name] pun mengangguk sambil tersenyum memandanginya.
"Tidak masalah, Bu. Ini memang kewajiban saya."
Sang ibu hanya tersenyum ketika mendengarnya. Ia kemudian berpamitan pada [Name], lalu kemudian pergi bersama dengan anaknya.
Sekarang pekerjaan [Name] telah selesai, dan kini giliran ialah yang akan beristirahat. Sang gadis pun memutuskan untuk pergi menuju pedagang yang ada di dekat sekolah, memesan satu mangkok mie beserta teh hangat di sana.
[Name] kemudian duduk di bangku pelanggan, menunggu sang penjual sendiri yang akan mengantarkan pesanannya. Tak lama, datanglah pesanan [Name] di atas meja.
"Ini pesanannya, Bu. Selamat menikmati." Dua mangkok mie dihidangkan tepat di hadapan [Name], dan tentunya [Name] sendiri menerima hidangan tersebut.
"Terima kasih banyak, Pa." Sang gadis yang saat ini sedang bermain gawai, tidak menyadari ada yang aneh dengan pesanannya. Ia pun akhirnya memutuskan untuk memulai acara makannya, tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya dari benda canggih tersebut.
Seseorang yang telah mengantarkan makanan itu pun hanya tersenyum melihatnya. Ia kemudian memilih untuk duduk di hadapan [Name], sembari membalas perkataan Sang gadis.
"Sama-sama."
[Name] spontan tergelonjak kaget saat menyadari orang itu duduk di hadapannya. Ia kemudian menaikan salah satu alisnya, menatap tak suka pada orang tersebut.
"Apa yang kau lakukan di sini?" Pertanyaan sinis pun ia layangan. Namun anehnya, [Name] malah mendapatkan senyuman manis dari orang itu.
"Apa aku tidak boleh makan bersamamu?" Bukannya menjawab, orang itu malah bertanya balik. Membuat [Name] tanpa sadar mendecih pelan di sana.
"Pergilah. Aku tidak ingin diganggu sekarang." [Name] kembali melanjutkan acara makannya. Mencoba untuk tidak menghiraukan orang yang ada di depannya.
Namun, orang itu ternyata tidak menuruti perintah [Name]. Ia justru ikut makan di depan sang gadis, tanpa sedikitpun merasa terganggu dengan aura [Name] yang menghitam.
Menyadari hal itu, [Name] pun jadi kesal. Ia kemudian memutuskan untuk pindah tempat duduk ke tempat lain.
"Hey, kau mau kemana? Tunggu aku!" Orang itu ikut bangkit, lalu kemudian mengikuti [Name] untuk duduk di tempat yang lain.
Begitu [Name] duduk, orang tersebut pun kembali duduk di hadapan [Name]. Membuat sang gadis kembali bangkit dari tempat duduknya.
"Hey, apa kau akan pergi lagi?" [Name] tidak menjawab, dan memilih untuk kembali menjauhi orang itu. Namun, belum jauh [Name] melangkah, sesuatu yang ada di bawah kakinya berhasil membuat sang gadis berhenti. Sontak, [Name] pun membeku seketika.
Menyadari hal tersebut, orang itu pun segera pergi menghampiri sang gadis. "Hey, kau tidak apa-apa?"
Lagi-lagi [Name] tidak menjawab. Ia hanya menolehkan kepalanya dengan patah-patah, dan menatap orang itu dengan pucatnya. "BoBoiBoy, tolong aku...."
Orang yang dipanggil BoBoiBoy itu terlihat kebingungan. Ia kemudian menurunkan pandangannya, dan melihat ke arah sumber alasan sang gadis terdiam.
"Ah, ternyata kucing. Kupikir kau kenapa tadi." Kekehan kecil terdengar dari mulut sang pemuda, membuat [Name] tanpa sadar memunculkan semburat merah di pipinya.
"Di–Diamlah! Bawa saja kucing itu keluar dari sini!"
BoBoiBoy mengangkat kucing itu, dan lantas menunjukkannya pada [Name].[Name] yang memang tidak menyukai kucing pun spontan berteriak pelan di sana.
"BoBoiBoy!"
"Haha, maaf-maaf. Maafkan aku. Aku hanya tidak menduga seorang guru killer seperti [Name] ternyata takut pada seekor kucing."
[Name] mendengus kasar saat mendengarnya, ia kemudian segera duduk di kursi untuk menghindari BoBoiBoy beserta kucing yang ada di pelukannya. BoBoiBoy pun akhirnya membawa pergi kucing tersebut keluar dari tempat itu.
"Nah, kucing. Jangan kembali ke sini, ya. Pergi cari makan ke tempat lain saja." Kucing itu terlihat mengeong membalas perkataan BoBoiBoy. Lalu kemudian segera pergi dari sana.
BoBoiBoy pun hanya tersenyum memandangi sang kucing. Ia kemudian kembali masuk ke dalam, dan duduk di hadapan [Name] lagi.
Kali ini [Name] tidak menghindar, dan membiarkan sang pemuda duduk di hadapannya. Namun, semburat merah masih sedikit terpampang di wajahnya. Membuat BoBoiBoy tanpa sadar kembali terkekeh kecil di sana.
"Apa pandang-pandang? Aku tau, kalau aku cantik." Kalimat sinis kembali meluncur dari mulut [Name], membuat BoBoiBoy semakin geli tertawa mendengarnya.
"Haha, iya-iya. Kau memang cantik, karena itulah aku menyukaimu." Pelanturan tak terduga dari BoBoiBoy ternyata membuat semburat merah di wajah [Name] semakin menjadi-jadi.
Sekarang, wajah gadis itu sudah semerah tomat yang baru saja matang.
"Di-Diamlah! Dasar gombal!"
❀Bonus❀
Sebuah serbet mendarat tepat di wajah BoBoiBoy, membuat pemuda itu tanpa sengaja terjatuh dari tempat duduknya.
[Name] selaku pelemparan serbet itupun segera bangkit dari tempat duduknya, dan lantas segera pergi dari sana.
"Pa, pesanan saya akan dibayarkan oleh BoBoiBoy. Bapa tagih saja bayarannya padanya, ya," ucap [Name] sebelum benar-benar pergi dari sana.
Sang penjual yang menyaksikan kejadian itupun hanya bisa speechless melihatnya.
◆◇◆◇◆◇◆◇
... ternyata [Name] yang sangar takut pada kucing.
{9 Oktober 2022}
KAMU SEDANG MEMBACA
My Tsunder Wife || BoBoiBoy
FanficHuLotSun Project BoBoiBoy X Tsundere Fem!Reader. Bagaimana rasanya berkahwin dengan perempuan yang tsundere dan garang macam singa? Pasti menakutkan bukan? Tapi, dalam garang pun ada lembutnya. Manis seperti madu, dan hangat bagaikan mentari. Begit...