Sulit dipercaya . . .
◆◇◆◇◆◇◆◇
Malam itu, langit terdengar lebih bergemuruh dari biasanya, dan listrik pun entah mengapa padam sejak beberapa jam yang lalu. Angin yang biasanya berhembus dengan perlahan, mini terasa begitu dingin dan mencekam. Ah, sepertinya hujan lebat akan menerpa kota ini sebentar lagi.
Di tengah gemuruh yang kian membesar itu, [Name] terlihat berupaya keras menyelesaikan tugas terakhirnya, yaitu mencuci piring. Ia sebenarnya bersyukur karena masih menyimpan beberapa lauk pauk untuk makan malam barusan. Sehingga gadis tidak perlu bersusah payah memasaknya lagi di tengah-tengah pemadaman listrik.
Namun, karena di rumah BoBoiBoy tidak terdapat satupun lilin yang tersimpan. Gadis ini pun mau tidak mau harus mengerjakan semua tugas rumah tangganya dengan mengandalkan flashlight handphone saja. Ini benar-benar merepotkan, sebab [Name] harus memegang handphone nya itu di setiap saat. Ia juga terkadang bingung mau meletakkan handphone nya itu dimana.
"Hah, kapan semua ini akan selesai?"
Sementara itu di tempat yang berbeda, BoBoiBoy sedang mengobrak-abrik gudang yang ada di samping rumahnya. Ia saat ini lagi berusaha keras untuk menemukan generator lama milik ayahnya.
"Aku yakin ayah bilang ada di sini, tapi kenapa sejak tadi masih belum ketemu juga, ya?" BoBoiBoy menggaruk teguknya, bingung harus mencari ke mana lagi. Berhubung sekarang sudah hampir larut malam, pemuda ini pun akhirnya memutuskan untuk menyudahinya saja, dan kembali melanjutkannya di keesok hari. Malam ini, sepertinya ia harus tidur gelap-gelap dulu.
"Sudahlah. [Name] juga sepertinya tidak masalah tidur tanpa penerangan malam ini." Begitulah pikiran BoBoiBoy kala itu. Namun, apa yang terjadi di menit berikutnya ternyata sangat berbeda jauh dengan apa yang barusan ia pikiran.
. . .
"[Name], kau yakin ingin tidur sekamar denganku?"
[Name] diam tidak menjawab. Ia juga sebenarnya tidak ingin tidur satu kamar dengan suaminya itu. Namun apa dayanya, sekarang listrik masih padam, dan [Name] tidak terbiasa tidur dalam kegelapan. Mau tidak mau, gadis ini harus tidur satu kamar dengan pemuda itu. Ia tidak bisa bergadang malam ini, lantaran besok masih harus mengajar di sekolah.
Dengan pandangan yang sengaja dialihkan, [Name] mengangguk perlahan, dan lantas masuk ke dalam tanpa menunggu izin dari sang pemilik kamar. Ia kemudian langsung menerjang kasur BoBoiBoy, lalu membalut dirinya dengan selimut milik pemuda itu.
Karena [Name] sudah berada di kasurnya, BoBoiBoy jadi tidak bisa berkata-kata lagi. Ia sebenarnya sedikit terkejut melihat gadis itu bersedia tidur di kamarnya. Padahal selama ini, mereka memang memilih untuk pisah kamar dikarenakan [Name] yang masih belum siap untuk tidur bersebelahan dengan suaminya.
Jika saja BoBoiBoy tau lebih awal kalau gadisnya itu takut pada kegelapan, ia mungkin akan sering iseng memadamkan listrik di rumahnya.
"Pfftt– sepertinya besok listrik akan padam lagi."
◆◇◆◇◆◇◆◇
. . . ternyata [Name] tidur di kamarku malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Tsunder Wife || BoBoiBoy
FanfictionHuLotSun Project BoBoiBoy X Tsundere Fem!Reader. Bagaimana rasanya berkahwin dengan perempuan yang tsundere dan garang macam singa? Pasti menakutkan bukan? Tapi, dalam garang pun ada lembutnya. Manis seperti madu, dan hangat bagaikan mentari. Begit...