خمسة

5 3 0
                                    

Assalamualaikum happy reading 📚

Sebaik baiknya rencana adalah rencana Allah

_Yara Zoeya

Yara memasuki rumah, tak lupa mengucap salam dan menyalami kedua punggung tangan orang tuanya yang menunggunya di sofa. Baru saja Yara melangkahkan satu kakinya, dia terhenti karena di panggil ayahnya.

"Yara"

"Iya, kenapa yah?"

"Duduk sini sebentar, ada yang mau ayah sama bunda omongin" Yara menurut dia duduk di sebelah bundanya.

"Mau ngomong apa yah, Bun?"tanya Yara yang melihat kedua orangtuanya bergantian.

"Kamu akan ayah nikahkan dengan anak dari sahabat ayah"

Deg

Jantung dan darah Yara terasa berhenti mendengar perkataan ayahnya, Yara kembali memandang kedua orangtuanya bergantian.

"B-bunda"lirihnya. Bunda mengelus kedua bahu Yara dan mengangguk.

"Yara, ayah harap kamu menerimanya"ucap ayah dan melihat putrinya yang tertunduk.

"I-iya yah Yara terima, in sya Allah"ucap Yara yang masih menundukkan kepalanya.

"Alhamdulillah, makasih Yara"ucap bunda dan di angguki oleh Yara.

Bunda memeluk putrinya dan Yara pun membalasnya, tak terasa kini niqabnya basah karena air matanya.
Bunda melepaskan pelukannya lalu menangkup wajah Yara, bunda menghapus air mata Yara lembut.

"Jangan nangis Yara, udah kamu mandi dulu nanti baru kita makan ya? Bunda udah masakin makanan kesukaan kamu loh"ucap bunda dengan senyum manisnya. Yara mengangguk dan terkekeh kecil karena sekarang bundanya menampakkan wajah lucunya.

"Nah gitu dong ketawa, ini baru anak bunda"

"Hehe iya udah Yara mandi dulu ya bunda"ucap Yara dan di angguki oleh bundanya sembari tersenyum.

Yara pergi ke kamarnya lalu masuk ke kamar mandi. Selesai mandi dia duduk di pinggir kasur dan melamun memikirkan pembicaraan tadi dengan ayahnya.

'ya allah berilah hamba ke ikhlasan dalam menerima perjodohan ini, semoga laki-laki yang ayah jodohkan dengan hamba adalah jawaban dari doa-doa hamba yang selama ini hamba panjatkan setiap sujud hamba, aamiin' batin Yara.

Ceklekk

"Boncel"

Satu kata itu berhasil membuyarkan lamunan Yara, Yara menoleh ke arah suara tersebut dan yang ia dapati adalah.. ya dia melihat abangnya yang sedang berdiri di ambang pintu dengan muka yang siap untuk di tampar.

"Kenapa?"

"Makan"

"Iya bentar"

"Buruan bunda nungguin"

"He'em"ucap Yara yang kembali menyisir rambutnya, abang Nusa kembali menutup pintunya dan turun ke bawah.

go for a while (pergi sebentar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang