PART XII

24.1K 1.2K 11
                                    

Curcol dikit..

Seperti saya bilang sebelumnya, story ini udah pernah saya share udah sampai part lumayan jauh (bahkan d watty ini draft nya udah nyampe 37) di salah satu group facebook tapi mandek. Nah mandeknya itu karna sesuatu..

Kalian tau lagu Adele yang someone like you itu? Pasti tau dong, dan saya yakin lumayan banyak yang suka. Begitu juga saya.. Tapi saya baru sadar kalau lagu it sangat menyakitkan setelah mengalaminya sendiri.. Sampe2 saya nggak keluar kamar berhari2, 3 minggu kena insomnia parah.. Ngenes banget deh pokoknya, jangen sampe saya ngrasa kek gtu lagi :(

Udah ah curhatnya, kite langsung ke TKP aje,
.
.
.


Hari selasa aku masuk. Tapi aku salah besar masuk hari ini. Rasanya pengen nangis, pengen mati aja. Eh..enggak ding, atau resign juga boleh. Ya tuhan...!! apa kesalahan hambamu ini?? Sehingga engkau memberi cobaan seperti ini.

Pagiku sudah hancur berantakan karena sebuah ketukan pintu.

Tok tok

“Masuk” aku mempersilahkan.

“Maaf bu, ada yang mau bertemu. Dari hotel jullian.” Yuni memberitahuku. Biasanya sih Gio yang masuk atau menelpon untuk mengabari. Tapi berhubung dia hari ini terbang ke eropa mau berbulan madu sama Naya ya gak bakalan ada sekretaris untukku eberapa hari ini. Tapi katanya dari kantor bakal ada penggantinya selama sebulan ini, kuharap dia segesit Gio.

“Yah, suruh masuk saja.” Hotel jullian? Itu adalah hotel yang kutinggali setelah aku diusir beberapa waktu yang lalu. Hmm.. Apa aku punya jani bertemu? Ahh..catatan di ponselku.. sialan.. sumpah serapah untukmu Alexander curtiz. Aku belum beli ponsel baru, rencananya sore ini sepulang ngantor.

“Masuk, silahkan du..” biasanya aku mempersilahkan tamu, menyambutnya dengan senyum hangat agar nantinya kerja sama kami.. ralat kerja sama perusahaan kami beralan dengan lancar. Well.. kadang amat susah menyambut orang yang menyebalkan, arogan, jutek, atau yang .. pokoknya orang-orang yang kadang suka semaunya sendiri, termasuk yang satu ini.

Senyumku sirna seketika seperti kota hirosima dan nagasaki yang di musnahkan oleh bom atom. Aku bahkan rela di pecat agar bisa melemparnya dengan asbak yang ada di atas meja tamu di ruanganku.

ALEX!!!!!

Kenapa dia bisa kemari?? Oh tuhan..tidakkah kau cukup membuatku menderita akhir-akhir ini, mengapa engkau menghadirkan makhluk brengsek ini ke kantorku??

“Hey..”sapanya asal, lalu duduk di sofa tamu dan meletakkan sepasang hells yang ia tenteng di atas meja?? Itu helssku?? Lalu disusulnya dengan meletakkan cluthc hitamku. “Aku ingin mengembalikan barangmu dan membicarakan sesuatu..” Alex menatapku yang berdiri mematung tak bergerak. “Apa seperti ini cara perusahaan ini memperlakukan tamunya?” tanyanya kemudian.

Aku kembali ke mejaku dan mengambil dompet, menyeset beberapa lembar uang berwarna merah. “Ini, untuk biaya ke dokter kemarin dan yang lainnya. Kalau kurang kau tinggal kirim tagihannya dan jangan datang kemari seperti ini.” Kuletakkan uang itu di sebelah heels yang nongkrong dia atas meja.

Alex tak menggubris uang itu. Dia berdiri, bersedekap dan tersenyum sinis. “Ms. Viona Anjalina K.” Dia mengeja nama yang tercetak di name tag ku. “What the meaning of ‘K’? familly name?” Ini sebenarnya kesalahan pembuatan name tag ku, kenapa mereka malah menyingkat nama keluargaku. Tapi aku tetap membiarkannya, toh sebenarnya aku tak ingin memakai nama itu lagi. Ya K adalah nama ayahku! Kamal! Dan sekarang kau membuat amarahku memuncak. Demi Tuhan apa sih maunya?!?! Niat banget ngerjain gwe sampai di kantor.

HOPELESS (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang