27. Terluka

6.3K 516 39
                                    

"Giving me your love when you are down and need another. I've gotta get away and let you go. I gotta get over, but I love you so."
~
THE WALTERS
_____________________________

"~THE WALTERS_____________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"CHEL..."

Abhim menyentuh bahu Rachel yang bergetar. Tak lama kemudian, perempuan itu menjauhkan tangannya yang menutupi wajah lalu memeluk tubuh Abhim erat, menenggelamkan wajahnya di dada bidang milik pria itu sebelum kembali menangis sesenggukkan.

"Chel..."

Abhim tahu bahwa seharusnya ia menjauh. Namun, melihat kondisi Rachel yang cukup memprihatinkan, ia jadi tidak tega untuk melepas dan menolak pelukannya.

"Gue capek, Bhim... David, dia bener-bener nggak pernah cinta sama gue, satu-satunya orang yang ada di matanya cuma Kanaya. Cuma Kanaya."

Abhim mengerutkan dahinya. David. Nama itu tentunya tidak asing untuk ia dengar. Namun, apa hubungan Rachel dengan pria itu? Mengapa Rachel harus membawa-bawa nama Kanaya juga?

Rachel mengurai pelukan mereka, lalu menggenggam kedua tangan Abhim, menatap pria itu dengan mata yang memerah karena habis menangis.

"David adalah orang yang tidur sama gue selama ini, Bhim. Gue cinta sama dia. Jadi, gue berusaha ngelakuin apapun untuk dapetin perhatian dia, termasuk mencoba masuk ke dalam kehidupan lo dan Kanaya."

Perlahan-lahan Abhim berhasil mencerna apa yang dimaksud oleh Rachel. Perasaan kecewa mulai menghampirinya. Oleh karena itu, ia memundurkan langkahnya dan melepaskan tangan Rachel darinya.

"Gue minta maaf, Bhim. Gue tau gue salah, gue udah ngebuat hubungan lo sama Kanaya hancur, tapi-"

"Lo orang yang naruh diary Naya di loker gue. Iya, kan?"

Padahal, Abhim hanya asal menebak. Namun, raut wajah terkejut Rachel menjawab semuanya.

"Sialan," makinya tertuju pada Rachel.

Rachel kembali meneteskan air matanya, kepalanya menggeleng kuat, sedangkan tangannya berusaha menggapai tangan Abhim. Namun, pria itu menghempasnya dengan kasar.

"Lo satu-satunya orang yang bisa gue jadiin tempat bersandar saat ini, Bhim. Please jangan tinggalin gue sendirian..."

"Belajar berdiri dengan kedua kaki lo sendiri. Gue punya kehidupan yang perlu gue hadapin, lo nggak bisa selamanya ngeharepin orang lain untuk nyelesaiin masalah lo."

Usai mengatakan itu, Abhim memutar tubuhnya untuk segera menuju ke mobil, tangannya juga ikut bergerak untuk menghubungi nomor Kanaya. Sayangnya, nomor tersebut tiba-tiba saja tidak aktif.

***

"Ngapain lo berdua ke sini?"

Herzkiel menatap Magenta dan Tristan dengan raut wajah datar andalannya. Saat ini, mereka bertiga tengah berdiri di depan pintu ruang rawat inap Elysia. Sebelumnya, Herzkiel sudah menyuruh gadis itu untuk mengunci pintu ruangannya dari dalam agar Magenta dan Tristan tidak bisa masuk sembarangan.

Herzkiel [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang