41. Menentukan Keputusan

5.3K 383 12
                                    

"It's not your fault I ruin everything
and it's not your fault I can't be what you need. Baby, angels like you can't fly down hell with me."
~
MILEY CYRUS
_____________________________

TING-TONG!

Bunyi bel yang ditekan dengan sengaja membuat Kanaya terpaksa menghentikan tangisannya, mengambil tisu untuk menghapus air mata sekaligus menyeka lendir yang keluar dari kedua lubang hidungnya. Sebelum berjalan menuju ke arah pintu, Kanaya menatap jam dinding yang telah menunjuk pukul 21.00. Dahinya mengerut, mempertanyakan siapakah orang yang hendak bertamu ke apartemennya semalam ini.

Cklek!

"Naya? Kamu kenapa, Nak?!"

Utami menatap Kanaya dengan raut wajah khawatir. Pasalnya, mata dan hidung perempuan itu memerah karena terlalu lama menangis.

"Tante..."

Bibir Kanaya berkedut ke bawah seiring dengan air matanya yang kembali menetes deras. Kanaya menghambur masuk ke dalam pelukan Utami ketika wanita baya itu merentangkan kedua tangannya.

"Cerita sama Tante, ya. Kita bicara di dalam aja," ujarnya sembari mengusap-usap punggung Kanaya lembut.

Pada akhirnya, kedua perempuan itu masuk dan duduk di sofa dengan posisi Kanaya yang masih memeluk tubuh Utami erat. Sebenarnya, Kanaya membutuhkan seseorang untuk mendengarkan ceritanya, ia dan Utami terbilang sangat dekat, sayangnya Kanaya merasa sungkan melakukan hal tersebut karena Utami adalah ibu dari Herzkiel.

"Maafin aku karena udah nyakitin anak Tante... aku benar-benar nggak bermaksud ngelakuin semua ini."

Utami menganggukkan kepalanya pelan sembari mengusap lembut pucuk kepala Kanaya. "Iya, Sayang. Tante tau kamu orang yang baik, mana mungkin kamu nyakitin Herzkiel dengan sengaja."

Pelukan keduanya terurai dan Utami menghapus air mata yang membasahi wajah Kanaya dengan penuh kasih sayang.

"Niat awal Tante datang ke sini karena mau jenguk Kanzel, tapi Tante bersyukur sekali bisa datang ketika kamu sedang membutuhkan seseorang seperti saat ini."

"Kanzel udah sehat dan selalu kesal sama aku karena porsi makannya dikurangin atas perintah dari dokter," jelas Kanaya sembari terisak yang membuat Utami terkekeh geli.

Keduanya tersenyum tipis sambil berpegangan tangan sebelum kembali ke topik semula.

"Ada beberapa hal yang sebenarnya pengen banget Tante sampein ke kamu sejak dulu... sewaktu kalian putus, Kiel memang nggak pernah cerita apa-apa ke Tante, tapi Tante punya firasat, ditambah lagi kamu nggak ada pas Kiel dijemput sama supir pribadinya papanya."

"Kamu mau tau sesuatu? Di dalam mobil, untuk yang pertama kalinya setelah bertahun-tahun lamanya, Kiel nangis tersedu-sedu. Tante tau itu semua dari mantan suami Tante yang dapat laporan dari supirnya. Dia benar-benar mencintai kamu, Naya... dan meninggalkan kamu adalah hal yang paling berat dan menyakitkan buat Kiel."

Air mata Kanaya tidak berhenti menetes ketika mendengarnya.

"Satu lagi, untuk membuat kamu yakin bahwa Tante nggak pernah mengada-ada. Kamu ingat dress cokelat yang pernah kamu pakai di acara makan malam keluarga kita? Itu bukan Tante yang beli, melainkan Kiel karena sebenarnya dia udah lama banget naksir sama kamu. Ehm... mungkin jauh sebelum kamu MOS pas SMA? Makanya, waktu itu pas kamu jatuh sakit, dia bersedia anterin kamu ke UKS."

"Dia suka aku selama itu?" tanya Kanaya dengan suara yang melirih karena sedih dan terkejut.

"Ya, dan sekarangpun begitu."

Herzkiel [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang