"Sekali lagi maafkanlah karena aku cinta kau dan dia."
~
THE ROCK
_____________________________ABHIM bangun lebih pagi dari biasanya karena hari ini merupakan hari jadinya yang ke tujuh bersama Kanaya, ia ingin merayakan hal itu secepat mungkin melalui panggilan video. Namun, sebelum itu ia menyempatkan dirinya untuk meminum sebuah tablet yang selalu ia simpan di dalam nakas. Tak lama kemudian, ia keluar dari kamarnya untuk mengeluarkan sebuah kue tiramisu berukuran besar dari lemari es beserta dengan lilinnya dan korek apinya.
"Saya tidak mau tau, siang ini uang itu sudah harus ada, kalau belum juga, saya terpaksa mengusir kamu dari rumah ini. Ck, seharusnya sejak awal kamu cari saja kontrakan yang lebih murah!"
Tangan Abhim yang baru saja akan bergerak menyalakan lilin tiba-tiba saja membeku. Ia meletakkan kembali korek tersebut di atas meja, lalu keluar dari rumahnya untuk memastikan tetangganya baik-baik saja.
"Mohon perpanjangan waktunya, Bu, saya baru akan gajian minggu depan..."
Abhim menatap iba perempuan yang dulu sempat menjadi temannya. Perempuan itu terlihat memohon-mohon dengan kepala yang tertunduk sembari menahan tangis.
"Alah! Ini sudah yang ketiga kalinya kamu bicara seperti itu."
Wanita paruh baya—yang merupakan pemilik dari rumah yang lokasinya berseberangan dengan milik Abhim—menghempaskan tangan perempuan muda itu dengan kasar.
Tak tega untuk berdiam diri dan bersikap tak acuh terhadap orang yang dikenalnya membuat Abhim lantas menghampiri kedua orang itu.
"Permisi," ujarnya yang membuat kedua orang itu lantas menoleh ke arahnya.
"Ahh... Nak Abhim, ada apa?"
Sang induk semang tiba-tiba saja mengeluarkan senyuman hangatnya.
"Mohon maaf mengganggu pembicaraan kalian, tapi..."
Abhim mengeluarkan dompetnya dari kantung celana, lalu mengeluarkan semua uang yang yang ada di dalamnya untuk diberikan pada wanita paruh baya itu.
"Sisanya akan saya transfer, Bu, jadi mohon izinkan Rachel untuk tetap tinggal di sini."
Induk semang itu melirik Rachel yang tampak terkejut dengan aksi Abhim yang terbilang cukup mendadak.
"Rupanya kalian berteman. Baiklah, kalau begitu saya undur diri. Terima kasih ya, Nak Abhim."
"Iya, Bu, sama-sama."
Sepeninggalan wanita paruh baya itu, Abhim melihat Rachel meneteskan air mata. Entah itu karena merasa terharu atau hina atas tindakan yang Abhim lakukan barusan.
Ada sedikit keinginan di lubuk hatinya untuk menanyakan keadaan perempuan itu, tetapi Abhim menahan dirinya untuk bersikap optimis dan menghargai Kanaya sebagai kekasihnya. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk membalikkan badannya dan kembali ke rumah. Namun, belum sempat keluar dari perkarangan rumah itu, Rachel sudah lebih dulu mengejar dan menahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Herzkiel [TAMAT]
Teen Fiction"Dia emang cewek gue. Masalah?" Demi menyelamatkan harga diri di depan Abhim, orang yang disukainya, Kanaya membuat kesalahan besar. Ia asal menyebut nama Herzkiel sebagai kekasihnya di depan banyak orang. Anehnya, Herzkiel sama sekali tidak menyang...