"Ibu berharap kamu bisa menjadi Sarjana muda yang sukses," kata-kata itu selalu terngiang di telingaku.
Tapi, mana mungkin itu terwujud? Aku bahkan, tidak punya uang untuk biaya kuliah.
Ibuku sudah pergi menghadap tuhan dua tahun yang lalu. Dan sekarang ini, aku tinggal bersama Paman dan Bibiku setelah kedua orang tuaku tiada.
Ayahku sendiri sudah meninggal lebih lama, saat aku baru berusia sepuluh tahun. Karena sebuah kecelakaan.
Setelah aku memutar otak, hanya inilah jalan satu-satunya yang bisa aku tempuh. Aku bekerja paruh waktu di sebuah klub malam.
Tempat yang identik dengan sesuatu yang tidak baik, tapi yang penting aku menjadi wanita baik-baik yang tetap bisa menjaga harga diri.
Karena, aku tidak mau menggantungkan hidupku sepenuhnya kepada Paman dan Bibiku ini. Meski mereka sangat baik sebenarnya.
Ada dua anak perempuan yang masih harus mereka biayai juga.
Esha delapan belas tahun, dan Keyla dua belas tahun. Mereka berdua adik sepupuku yang sangat baik, dan kami sangat dekat.
Dan disinilah aku sekarang, menjadi pelayan di sebuah klub malam.
Dengan memakai seragam, pelayan. Berupa rok yang panjangnya sedikit di atas lutut dan kaos fit berlengan indis.
"Tolong antar ke meja nomor lima," ujar seniorku, aku hanya mengangguk. Memang seperti itulah aku. Bekerja tanpa banyak bertanya.
"Selamat menikmati, semoga malam anda menyenangkan." Aku tersenyum ramah, memang seperti itu tugasku.
grep
Tiba-tiba saja, tangan pria yang sedang duduk di kursi dimana aku mengantarkan minuman untuknya mencengkram pergelangan tanganku dengan cukup kuat. Hingga aku merasakan sedikit kesakitan.
"Anda kenapa tuan! Tolong lepaskan saya!" ujarku panik, aku berusaha melepaskan cengkraman tangannya.
Tapi, ternyata sangat sulit. Aku sampai meringis, aku yakin pergelangan tanganku pasti sudah memerah.
Aku semakin panik, apalagi ketika wajah tampan itu menatapku dengan tatapan mata yang sangat tajam.
"Tuan hentikan!" ujarku lebih keras.
"Ikut denganku sekarang juga!" Dia langsung menyeretku keluar dari klub, aku panik dan berusaha meminta pertolongan.
Tapi sial, karena tidak ada yang peduli kepadaku ternyata.
Dia menyeretku masuk ke dalam mobil miliknya. Aku semakin bingung dan juga ketakutan, apalagi saat melihat raut wajah dingin dan datarnya itu.
"Anda siapa? Dan mau apa?" tanyaku dengan bingung.
Dia melirikku sekilas, auranya terasa begitu dingin dan mencekam. Membuatku semakin ketakutan, aku berusaha memutar otak. Tidak ada senyuman sama sekali.
Apa dia penculik, tapi penampilannya oke. Wajahnya paripurna, ya meski umurnya lebih tua dari aku. Aku yakin itu, dia juga tampak berwibawa dan berkuasa. Jadi pasti bukan penculik.
Aku memperhatikannya dari sejak berangkat tadi, tapi dia tidak mengeluarkan satu patah kata pun.
"Tuan anda siapa? Kenapa membawaku? Anda pasti salah orang? Ayo turunkan aku please," bahkan aku sampai merengek-rengek kepadanya.
Tapi, dia tak bergeming sedikitpun.
Sepertinya, aku harus menggunakan cara lainnya.
Ahaaa, aku dapat ide. Aku akan kabur setelah orang ini menghentikan mobilnya, yess! Aku pasti akan berhasil, aku berteriak senang dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Istri Pura-pura
RomanceAyda terkejut, ketika seorang pria yang sama sekali tidak ia kenal tiba-tiba saja membawanya paksa dari tempat ia bekerja dan memintanya untuk menikah dengannya. Hanya sekedar untuk menjadi istri kontrak, untuk terhindar dari yang namanya mantan ist...