40-Azam menjemput Ayda

440 15 0
                                    


[P o v Author]

Rombongan Ayda tiba di lokasi yang sudah ditentukan. Mereka mulai berhamburan turun, menuju tempat yang akan mereka tempati sesuai arahan.

berhubung menjelang malam, mereka akan mulai pekerjaan sosial mereka besok paginya. Menggantikan sebagian para relawan yang akan pulang. Jadi silih bergantian.

Ayda tidak bisa tidur nyenyak malam ini, bukan karena berada di lokasi dan tempat yang tidak nyaman saat ini. Tapi, lebih pada pikirannya sendiri yang terus memikirkan Azam suaminya itu.

Hari berganti hari, dan minggu berganti minggu. Tak terasa Ayda sudah hampir sebulan di lokasi ini, dia benar-benar putus kontak dengan Azam. Hanya sesekli, meghubungi paman, bibi dan sepupunya.

"Hari ini kita akan pulang," ujar Dion sambil membereskan semua barangnya.

Ayda memang sedang berada di samping Dion, membantunya berkemas.

"Hm, ah malas rasanya mau pulang," ujar Ayda.

"Jangan begitu, kamu punya suami. Maaf jika yang akan aku katakan in menyinggung hatimu Ay," ujar Dion. Dia menghentikan aktivitasnya, menatap Ayda lekat sebagai seorang sahabat.

"Memangnya kamu mau bilang apa?" tanya Ayda heran. Tapi dalam hati, dia sudah bisa menduga kalau Dion akan mengungkit Azam.

"Ada apa antara kamu dengan Azam? Apa kalian bertengkar? Sebagai sahabatmu, aku tak tega melihatmu bersedih, kamu mengerjakan banyak hal dan aku yakin itu untuk menghalau kesedihanmu itu," ujar Dion masih menatap Ayda lekat.

Ayda pun menundukkan kepalanya, menyembunyikan buliran bening yang tiba-tiba saja menetes begitu derasnya.

"Jika kamu percaya padaku, kamu bisa mengatakan kesedihanmu itu padaku," lanjut Dion, dia semakin sedih melihat Ayda yang selalu ceria, kini tampak begitu sedih.

"Hik hik," akhirnya tumpahlah sudah air matanya di hadapan Dion. Air mata yang selama hampir sebulan ini dia sembunyikan sendirian.

"Azam akan menikah lagi, hik hik huwaaaa," akhirnya Ayda menangis sampai tersedu sedan membuat Dion kaget dan panik.

Ya kagetnya dobel. Sudah kaget, dengan apa yang Ayda katakan, eh ditambah kaget dengan tangisan keras Ayda.

"Ayda kenapa?" tanya seorang relawan wanita yang memang kebetulan juga berada di tempat yang sama.

"Hah, hehehe." Dion hanya tertawa kecil dengan kebingungannya, tidak tau harus menjawab apa.

"Tidak usah dipikirkan, dia memang cengeng. Tadi baru dapat telepon dari suaminya, mungkin dia kangen gitu," jawab Dion asal.

Mendengar jawaban asal Dion, Ayda jadi kesal. Dengan cepat, dia menyeka pipinya yang basah dengan air mata.

Beberapa orang relawan yang berada disana pun hanya ber ooh ria, menganggap apa yang dikatakan oleh Dion benar adanya.

"Ish, kamu asal deh." Ayda mencebikkan bibirnya.

"Habis aku bingung juga mau jawab apa," sahut Dion diiringi kekehannya.

"Tapi, apa bener Azam mau nikah lagi?" tanya Dion tak percaya.

Bab selengkapnya cek di platform sebelah, informasi baca di deskripsi atau blurb

Bersambung...

Karya mirastory lainnya 👇

Terima kasih sudah nyimak ceritanya

Salam
Mirastory

Bukan Istri Pura-puraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang