▪︎ Happy reading
▪︎ Kalo suka like, komen, sama share, ya~~~
Di dalam ruangan, Bagas memijit bagian belakang leher yang terasa pegal. Belum lagi kepalanya yang sakit karena pagi-pagi harus menghadapi ulah sang sekretaris. Itulah sebabnya semalam dia sangat menentang jika Alesha ikut minum bir, tetapi dasar wanita keras kepala yang tidak mau kalah. Akhirnya, dia juga yang harus menerima akibatnya. Ditambah pula staf divisi yang belum paham betul mengenai cara kerja dan tanggung jawab masing-masing. Haruskan dia juga yang turun tangan langsung?
Dia meminum kopi yang sudah tersedia di meja untuk menyegarkan pikirannya lagi. Pria itu menghela napas panjang, setidaknya dia sudah berhasil menahan emosi dan tidak meledak-ledak di depan karyawan. Sambil menunggu waktu makan siang, Bagas memeriksa kembali berkas perjanjian kontrak yang akan ditandatangani bersama PT. Fajar Gemilang.
Tepat pukul dua belas siang, Bagas keluar dari ruangan dan hendak mengajak Alesha untuk makan siang bersama. Namun, dia justru mengerutkan kening ketika melihat wanita itu sedang fokus membolak-balik berkas di hadapannya. Dia memutuskan untuk mendekat dan melihat apa yang sedang dikerjakan sekretarisnya itu.
"Kamu nggak makan siang, Alesha?"
Alesha mendongak manatap bosnya yang sudah berdiri di depan meja. Dia melihat jam di ponsel dan benar saja sudah waktunya makan siang.
"Oh, iya, Pak. Sebentar lagi. Lagi tanggung soalnya."
"Kamu lagi meriksa apa?"
"Laporan keuangan dari Mira, Pak. Tadi Bapak minta, kan?"
"Iya. Terus itu kenapa? Ada yang keliru?"
"Ehm, itu, Pak. Saya ngerasa ada yang nggak wajar aja. Makanya mau saya coba periksa satu-satu."
"Nggak wajar gimana? Selama ini baik-baik aja. Saya tinggal tanda tangan."
"Saya ngerasa ada yang nggak beres, Pak. Semacam penggunaan dana tidak pada tempatnya. Terus ada beberapa yang nggak ada bukti nota. Tapi, uangnya dikeluarkan. Kan, aneh, Pak."
"Jadi, maksud kamu Mira melakukan penggelapan dana di perusahaan saya?"
Alesha berkedip dua kali karena terkejut dengan prubahan nada bicara bosnya itu. Seolah dialah yang sedang dituduh saat ini.
"Masih belum berani menyimpulkan ke arah sana, Pak. Makanya saya mau cek dulu keseluruhannya. Semoga aja cuma keliru, ya, Pak."
"Ya udah, itu taruh aja dulu. Sekarang kamu ikut saya makan siang. Daripada kamu keliru ngerjainnya gara-gara laper? Bukannya ketemu kesalahannya malah kacau semua." Bagas sudah menurunkan kembali nada bicaranya setelah menghela napas.
Alesha meringis saat perutnya berbunyi. Dia membereskan berkas laporan keuangan itu dan meletakkannya di laci.
"Iya, Pak. Ini saya ikut makan siang."
KAMU SEDANG MEMBACA
His Secretary [TAMAT] - SEGERA TERBIT
RomansaTidak selamanya menjadi putri tunggal dari orang tua kaya raya membuat hidup seseorang bahagia. Alesha Kinan Wijaya justru memilih pergi dari rumah dan hidup mandiri karena menolak untuk dijodohkan dengan putra dari sahabat ayahnya. Wanita manja dan...