07

786 123 20
                                    

Dear Readers, Happy Reading 💕

Day 3, 08.13

Pagi-pagi sekali Jensoo sudah tiba di gor untuk pertandingan, mereka berjalan menuju lapangan di mana Jack sudah datang lebih dulu.

"kalian berdua kemari" suruh Jack sambil memegang papan strateginya.

Setelah menaruh tasnya, Jisoo langsung mendekat pada Jack, sedangkan Jennie memilih duduk di bangku penonton yang tak jauh dari Jack.

"baik, dengarkan. Lawan pertama kalian adalah ganda putri ranking 136 dunia, yaitu Dasha Taran dan Angelina Danilova dari Rusia. Mereka berdua 'right handed' (bermain menggunakan tangan kanan) sama seperti kalian, jadi teknik yang digunakan tidak akan jauh berbeda..." ucapan Jack terhenti saat menyadari Jennie hanya diam menunduk, seperti tak mendengarkannya.

Jack jadi terpancing.

"hei Jennie, kemari!!" bentak Jack dengan mata tajamnya.

Spontan, Jisoo langsung menoleh pada Jennie.

"kalau kau hanya ingin duduk di sana lebih baik..." ucapan Jack terpotong saat melihat Jisoo yang berlari panik ke arah Jennie.

"hei, apa itu terjadi lagi??" panik Jisoo yang sudah berlutut di hadapan Jennie, tangannya menggenggam erat tangan Jennie yang bergetar hebat.

"Ji-Jisoo.. a-aku.." ucap Jennie terbata sambil menatap bayangan dirinya dalam bola mata Jisoo.

Melihat reaksi Jennie, tangan Jisoo naik untuk menangkup wajah Jennie. Jisoo menyatukan kedua dahi mereka, kemudian memejamkan matanya.

"pejamkan matamu, pikirkan yang senang-senang saja, pikirkan yang kau suka, pikirkan yang membuatmu bahagia" bisik Jisoo berulang-ulang, perlahan Jennie pun menutup matanya, membuat de javunya kembali.

Seorang anak seumuran SMA sedang berjalan menuju gor badminton, ia menatap cemas ke arah langkah kakinya yang makin mendekat ke sebuah bangunan di ujung jalan. Ia menghentikan langkahnya tepat di depan gor yang ramai, penuh sesak dengan banyak orang. Mungkin mereka juga atlet baru badminton, sama sepertinya hanya bedanya mereka datang bersama orangtua mereka masing-masing.

Lama kelamaan melihat keramaian ternyata membuat rasa takut itu kembali muncul, rasa cemas yang menghancurkannya. Ia mulai berkeringat dingin, jantungnya berdegup kencang, tangannya gemetaran, dan paru-parunya terasa sesak. Beruntung, ada seseorang yang menyadari ketidaknyamanan yang dirasakannya.

"apa kamu baik-baik saja?" tanya seorang gadis sebaya yang menghampirinya dengan penasaran.

"a-aku.. b-baik.." jawab anak itu berusaha keras menyembunyikan perasaannya.

"ini, minumlah dulu" tawar sang gadis menyodorkan botol minumannya.

"tanganmu kenapa?" bingung si gadis saat menyadari tangan si anak gemetaran ketika menerima botol minumnya.

"a-aku.. aku.. cuma kedinginan" bohong si anak setelah meminum air pemberian gadis tadi.

Di luar dugaan, gadis tadi langsung menggenggam kedua tangan si anak sambil meniupnya pelan, membuat si anak terkejut.

"papi ku berkata ini bisa membuat kita lebih hangat" jelas sang gadis dengan terus fokus menggosok tangan si anak untuk menciptakan rasa hangat.

Anak itu tertegun, rasa hangat itu ternyata menjalar hingga hatinya.

"o iya, namamu siapa? Kenalkan aku Jisoo" ucap si gadis dengan terus menggosokkan kedua tangan mereka.

CRUSH : Badminton Punya Cerita || Jensoo ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang