18

588 103 7
                                    

Dear Readers, Happy Reading 💕

"Jisoo, aku masuk ya" ucap seorang gadis frustasi karena ribuan ketukan dan panggilannya tak membuahkan hasil, beruntung, pintu yang ada di hadapannya tersebut tak dikunci.

saat sudah masuk, gadis itu sengaja membuka lebar pintu untuk membiarkan udara luar masuk menggantikan hawa pengap yang terasa di dalam ruangan. kemudian ia menggeser gorden jendela, membuat sinar mentari berebutan memasuki tiap sudut kamar yang gelap.

"Rosie..." keluh Jisoo lemah saat merasakan silau pada kedua matanya, ia berbalik sambil menyelimuti seluruh tubuhnya.

"ck Jisoo, kenapa tidak pergi latihan hari ini?" tanya Rosie berjalan menuju kasur Jisoo, tapi Jisoo tak menjawab membuat Rosie lebih khawatir.

"kenapa? apakah kamu sakit?" tanya Rosie lagi setelah duduk di tepi kasur Jisoo, tangannya bergerak mencari kening Jisoo yang memunggunginya.

"hmm badanmu tidak panas" pancing Rosie membuat Jisoo mendengus kesal.

"aku sakit!" jawab Jisoo sedikit memaksa namun tanpa merubah posisinya.

bibir Rosie mengerucut mendengar jawaban bohong Jisoo, saat matanya menemukan sebuah benda berkilau di meja belajar samping kasur Jisoo.

"sakit hati maksudmu?" sindir Rosie mengambil benda berkilau yang ternyata sebuah kalung berbandul hati yang sangat dikenalnya.

"apa mungkin karena kalung ini, hum?" tanya Rosie lagi sambil memperhatikan kalung tersebut di tangannya.

Jisoo yang tak menjawab manapun pertanyaannya malah memancing rasa penasaran Rosie lebih jauh.

"kenapa kalung pemberian coach Jack dilepas sih? katanya kamu sangat menyukainya. apa mungkin kamu bertengkar dengannya?" tanya Rosie menggali masalah Jisoo.

tapi Jisoo enggan menjawab, terlihat dari bagaimana ia makin menyembunyikan kepalanya.

"sebenarnya ada masalah apa, Jisoo? kamu bisa cerita apapun padaku, aku akan selalu mendengarkanmu" timpal Rosie berhasil mengendorkan pertahanan Jisoo yang memang tak pernah bisa menyimpan masalah sendirian.

perlahan Jisoo yang tergoda tawaran Rosie pun membalik tubuhnya dan duduk untuk membalas tatapan penasaran Rosie.

"Rosie... ternyata Jennie tidak melupakan hari ulang tahunku" ucap Jisoo terbata mengawali ceritanya, Rosie menaikkan sebelah alisnya.

"tahu darimana?" tanya Rosie mulai bingung.

Jisoo menarik napas dalam, kemudian mengucap sebuah nama dengan setengah berbisik.

"Irene" ucap Jisoo pelan membuat kebingungan Rosie mencapai puncaknya.

Flashback on

"sudah senior jangan menangis lagi" ucap Irene menenangkan sambil mengelus bahu Jisoo dari samping, tapi bahu Jisoo belum mau berhenti dan terus saja naik turun.

"hiks.. kamu tidak tahu bagaimana rasanya dilupakan sih! hiks..." marah Jisoo disela tangisnya yang makin keras.

paham, Irene yang duduk di samping Jisoo pun memutuskan untuk tak lagi berkomentar dan hanya mengelus bahu Jisoo lebih lembut. tanpa terasa, sejam sudah Jisoo menguras habis air matanya.

sejam sudah juga Irene dengan setia mendengar keluh kesah Jisoo yang terkadang tidak jelas karena Jisoo melakukannya sambil menangis. namun hingga kini, belum juga tampak tanda-tanda Jisoo akan berhenti menangis. hal tersebut membuat Irene lebih kreatif lagi dalam menenangkan Jisoo.

"sudahlah senior, jika kau terus menangis, senior Jennie yang senior tangisi juga akan sedih" nasihat Irene lembut, namun Jisoo menggeleng cepat.

CRUSH : Badminton Punya Cerita || Jensoo ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang