32 [Last Chapter]

384 70 14
                                    

Dear Readers, Happy Reading 💕

LDR life part II.

Seoul-Copenhagen.

layaknya pasangan lain, Jensoo juga pernah merasakan percecokan. mudah ditebak, siapa yang menjadi dalang dari pertengkaran tidak penting dari pasangan ini.

"sayang, kamu tidak mendengarkan ceritaku ya?" tanya Jisoo menghentikan ceritanya kemudian melihat lebih jelas sosok Jennie dalam ponselnya.

dengan kamera yang ditaruh Jennie di ujung kasurnya, Jisoo bisa menangkap penuh sosok pacarnya yang berbantalkan tangannya sendiri itu tengah memejamkan matanya.

"aku dengar kok, sayang. telingaku kan terbuka" balas Jennie namun tak membuka matanya, Jisoo menaikkan sebelah alisnya.

"benarkah? memangnya aku tadi bercerita apa?" tanya Jisoo seolah menguji kesabarannya sendiri.

"cerita panjang lebar" jawab Jennie kemudian menguap.

Jisoo mendecak kesal karena seharusnya ia lah yang menguap, mengingat Seoul sudah memasuki pukul 11 malam.

"lain kali jika kamu seperti ini, jangan menelponku!" marah Jisoo sembari memasang selimut menutupi setengah tubuh bagian bawahnya yang sudah siap tidur di atas kasur.

"nanti kalau tidak menelepon, kamu marah" balas Jennie enteng dengan posisi yang tidak berubah sehingga menambah kemarahan Jisoo.

"apa bedanya? toh kamu telepon pun membuat aku marah! sudah, tidak usah telepon lagi!" bentak Jisoo menekan tombol merah pada ponselnya tepat setelah kata-katanya berakhir.

Jisoo menatap sebal pada layar ponsel hingga beberapa saat kemudian kembali mengomel.

"selalu saja begitu, tidak pernah peduli padaku. lihat, kamu bahkan tidak menelponku lagi! yasudah!" gerutu Jisoo menaruh ponselnya di meja kemudian pergi tidur dengan hati kesal.

setelah panggilan dinyatakan berakhir, Jennie mengintip ponselnya. seutas senyum lega terukir di sudut birnya, karena kali ini Jisoo tidak akan tidur larut. bagi Jennie, akan jauh lebih baik melihat Jisoo yang marah daripada Jisoo yang bersedih. karena kesedihan Jisoo akan membuatnya jauh lebih sedih.

.
.
.
.

"halo sayang, sudah waktu istirahat ya?" tanya Jennie sambil mengganjal ponselnya menggunakan mangkok, agar layar ponsel bisa menangkap gambarnya dengan baik yang tengah sarapan di meja makan.

"iya" singkat Jisoo yang baru duduk di meja kantin sembari ikut mengaitkan ponsel pada tasnya di atas meja.

"kamu tidak makan?" tanya Jennie yang melihat Jisoo hanya berpangku dagu di atas meja.

Jisoo menggeleng sembari menonton Jennie sarapan seperti biasanya. ia tidak bisa makan saat suasana hatinya buruk seperti saat ini, ia harus mengeluarkannya dulu dengan cara bercerita.

"sayang, rasanya aku ingin jadi ibu rumah tangga saja" ucap Jisoo tiba-tiba membuat Jennie menolehkan kepalanya kaget.

"hah? maksudnya?" tanya Jennie sambil mengunyah makanannya pelan.

tapi Jisoo yang tak menjawab lagi membuat Jennie benar-benar menghentikan sarapannya, ia menaruh sendoknya kemudian mendekatkan wajahnya pada layar.

"ada apa, pacar? kenapa wajahmu juga begitu? apa terjadi sesuatu?" tanya Jennie membuat gerakan memutar di layar untuk melingkari wajah Jisoo yang sedih.

Jisoo tersenyum sedih kemudian ikut mengulurkan jari telunjuknya ke layar untuk menyentuhkan jarinya pada jari Jennie, seolah sedang membuat koneksi diantara keduanya.

CRUSH : Badminton Punya Cerita || Jensoo ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang