12

606 100 8
                                    

Dear Readers, Happy Reading 💕

2 days later, 09.55.

"di mana Jennie?" tanya Jack saat melihat Jisoo sedang pemanasan seorang diri. Jisoo langsung menegakkan dirinya sambil memberikan senyum terbaiknya.

"tadi dia pergi ke kantin, coach!" semangat Jisoo berbanding terbalik dengan Jack yang terlihat biasa.

"hmm kalau begitu aku akan ke kantin" balas Jack segera beranjak menuju kantin tapi lengannya keburu ditahan Jisoo.

"tidak perlu coach, mungkin dia sedang bersama Irene, nanti juga kembali" jawab Jisoo sedikit ketus, tapi Jack masih bersikeras.

"tidak apa-apa, aku juga memang ingin ke kantin" balas Jack melepaskan diri dari tangan Jisoo dan lamgsung berjalan meninggalkan Jisoo yang sudah cemberut sempurna.

"uhh dia itu gay atau bagaimana sih, dingin sekali!" gerutu Jisoo menghentakkan kakinya kesal setelah Jack jauh.

Tiba di kantin, Jack mulai mengedarkan pandangannya. Matanya menyipit saat menemukan sosok Jennie yang duduk di kursi pojok kantin.

"hei, kenapa tidak ke lapangan?" sapa Jack menepuk bahu Jennie kemudian duduk dihadapannya sambil menaruh es kopi yang dibelinya di meja.

Kaget, Jennie langsung menyembunyikan sebuah brosur yang tengah dibacanya.

"ah, coach, aku kira siapa" jawab Jennie sedikit panik kemudian kembali membaca brosur di tangannya.

"kenapa tidak latihan?" tanya Jack lagi menyedot es kopinya.

Jennie menatap ke arah Jack sambil berpikir. Sedetik kemudian, ia menyerahkan brosur ditangannya pada Jack.

"kalau coach punya pacar, mana yang akan kau berikan pada pacarmu?" tanya Jennie untuk meminta pendapat.

Jack mengambil brosur itu dengan menaikkan kedua alisnya. Agak lama mata Jack menjelajahi model gambar beberapa perhiasan beserta harganya di dalam brosur keluaran brand Blanc & Eclare tersebut, sampai akhirnya dia bersuara.

"menurut sepengetahuanku, brand ini tidak mengeluarkan perhiasan..." komentar Jack sambil membolak-balik brosur ditangannya.

Jennie mengangguk pelan sambil menyunggingkan senyumnya.

"kau tahu banyak coach, tapi tidak cukup tahu bahwa Blanc & Eclare kini mengeluarkan perhiasan yang dirancang langsung oleh ownernya" jawab Jennie, gantian kini Jack yang mengangguk pelan dengan diiringi sedikit suara tawa.

"yah, aku cukup tahu karena mendiang istriku adalah penggemar berat owner brand ini, dia selalu bertanya hal-hal aneh seperti 'bagaimana rasanya jadi model dan designer sukses seperti Krystal' atau 'bagaimana bisa Krystal begitu sempurna' dan lain-lain" ucap Jack mengenang dengan baik ingatannya sambil tersenyum bahagia, Jennie sedikit menelan ludahnya karena jadi takut salah bicara.

"ehmm istrimu dulu pasti pribadi yang ceria ya" balas Jennie berusaha memuji tulus, tapi kemudian Jack balas menggeleng cepat.

"justru mendiang istriku adalah orang yang pendiam dan dingin, sama sepertiku" cerita Jack membuat alis Jennie berkerut.

"hmm aku tidak mengerti, kau dan istrimu sama-sama pendiam dan dingin, lalu bagaimana bisa menikah?" pertanyaan Jennie terdengar menggelitik di benak Jack, kemudian dengan susah payah ia membuka semua kotak memorinya.

"jadi begini, mendiang istriku adalah seniorku di waktu kuliah, kami akrab karena sering bertemu di perpustakaan. Dia adalah pendengar yang baik, sehingga hanya padanya aku bisa bercerita mengenai banyak hal dan dengan sabar, dia selalu mendengarku. Kami akan berubah ceria dan hangat jika bersama hehe" kenang Jack.

CRUSH : Badminton Punya Cerita || Jensoo ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang