02

738 117 9
                                    

Dear Readers, Happy Reading 💕

“hah hah hah” Jennie tiba dengan sangat terengah, ia memegangi lututnya yang terasa lemas.

Jisoo berjalan perlahan mendekati Jennie dengan tatapan kemenangannya, sedangkan Rosie tampak kebingungan karena dua orang yang berseteru itu hanya berlari satu putaran.

"aku menagih janjimu!" ucap Jisoo menyodorkan sebotol air di tangan kanannya, Jennie mendongak sebentar, lalu menegakkan tubuhnya dan mengambil botol minum Jisoo.

"kau curang!" ucap Jennie kemudian meminum habis air minum Jisoo.

"aku tidak curang!" balas Jisoo melipat tangannya.

"kamu berlari disaat aku belum siap, tentu saja curang!" bantah Jennie setelah selesai minum, Jisoo memicingkan matanya.

"peraturannya kan hanya siapa yang sampai lebih dulu, dan aku sudah melakukannya, jadi aku menang!" balas Jisoo tak mau kalah, Jennie hanya bisa menatap Jisoo sambil mengambil napas.

"pegang janjimu!" tambah Jisoo membuat Jennie akhirnya tak punya pilihan lain.

"baiklah, apa permintaanmu?" ucap Jennie mengalah sambil berkacak pinggang, Jisoo tersenyum licik.

"jangan pernah berkeliaran dan menggangguku lagi!" ucap Jisoo singkat, padat, dan jelas.

Jennie melongo mendengar permintaan Jisoo, sebuah permintaan yang sebenarnya sudah ia duga.

Sekilas Jennie menatap Rosie di belakang Jisoo yang juga sedang menatapnya penuh arti, seolah menyesalkan apa yang terjadi.

"bagaimana?" desak Jisoo membuat Jennie kembali menatap Jisoo, mata mereka bertemu sangat lama, yang kemudian disusul anggukan lemah Jennie.

"baiklah, kau menang, jadi aku akan mengabulkan permintaanmu" ucap Jennie membuat senyum Jisoo mengembang, akhirnya hari yang ia tunggu datang juga.
Jennie melebarkan tangannya, membuat wajah Jisoo penuh tanda tanya.

"salam perpisahan" ucap Jennie datar kemudian maju dan memeluk Jisoo, mata Jisoo melebar tanda kaget.

Tapi, tanpa curiga Jisoo membiarkan Jennie memeluknya, walaupun ada sedikit rasa canggung.

Setelah itu Jennie benar-benar berbalik dan pergi, entah perasaan apa yang menyelimuti Jisoo, ia menoleh menatap Rosie yang juga sama sepertinya, kebingungan.

Lalu menatap punggung Jennie yang berjalan menjauh, hatinya sedikit ragu, akankah Jennie menepati janjinya? Tapi keraguannya tak bertahan lama, Jennie benar-benar menepati janjinya.

.
.
.
.

Setelah perjanjian setan itu, Jennie tidak lagi mengganggu Jisoo. Tapi ternyata, ketenangan Jisoo itu hanya berlangsung sehari. Esoknya, semua berakhir.

Mata Jisoo membulat sempurna saat membuka pintu kamarnya, seseorang dengan wajah bodoh menanti di depan kamarnya seperti biasa, bahkan ia terlihat ceria seolah kemarin tidak terjadi apapun.

"kenapa kau kemari?!" ketus Jisoo tak menggetarkan nyali orang itu, ia sudah sangat kebal.

"tentu saja untuk menjemputmu, memangnya untuk apa lagi?" jawabmya enteng, Jisoo meradang.

"tapi kan kemarin kamu sudah berjanji untuk tidak menggangguku lagi, Jennie?!" ujar Jisoo mengingatkan, Jennie tersenyum simpul.

"itu kemarin kan? kemarin ya kemarin, sekarang ya sekarang, princess" jawab Jennie santai membuat pembuluh darah Jisoo serasa ingin pecah, ia mengeraskan rahangnya.

"apa?! uhh kau curang!" marah Jisoo membuat Jennie melipat kedua tangannya sombong.

"kau juga curang, jadi kita impas, princess" jawab Jennie percaya diri membuat Jisoo mendadak lemas.

CRUSH : Badminton Punya Cerita || Jensoo ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang