19.Secantik Senja

58 10 0
                                    

••|Dear Sheila|••

Bel pulang sekolah berbunyi sangat nyaring,seluruh siswa (i) berhamburan keluar dari kelasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bel pulang sekolah berbunyi sangat nyaring,seluruh siswa (i) berhamburan keluar dari kelasnya.Berbeda dengan Sheila,saat ini ia masi duduk manis di bangkunya,menunggu seseorang.

Detik demi detik kini telah berubah menjadi menit.Namun,seseorang yang Sheila tunggu tak kunjung datang.

Sheila berdecak pelan,lalu menelungkupkan kepalanya pada lipatan tangan.

"ekhm"

Suara deheman,menyadarkan Sheila.Ia mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yang datang.

Sheila memonyongkan bibirnya,"Lama banget,"ucapnya.

"Itu bibir biasa aja,gausah monyong-monyong gitu,mau dicium hm?"ucap Elang sambil menaik turunkan alisnya.

"Gue mutilasi lo,kalau sampai berani cium gue!"

"Lo pikir gue takut?"tanya Elang,lalu ia mencondongkan tubuhnya ke arah Sheila.

"Ish jauh jauh sana,"ucap Sheila dengan gugup.

Elang tersenyum miring lalu semakin mendekat ke arah Sheila.

Jantung Sheila berdetak sangat cepat,ia sangat was was sekarang.

"Lang lo,lo ma mau ngapain,"ucap Sheila terbata-bata.

"Takut hm?"

"A apa sih"

Elang tersenyum lalu mencubit hidung Sheila dan menegakkan kembali tubuhnya."Mau pulang ga?,tanya Elang lalu berjalan meninggalkan Sheila yang masih terdiam kaku.

"Ya ya mau lah,"ucap Sheila.Saat ini pipinya sudah memerah seperti tomat.

"Aaaa pengen tenggelam aja rasanya!"teriak Sheila dalam hati.

Elang tersenyum lebar,"lucu banget calon istri,"ucap-nya.

Sheila bergegas menyusul Elang."Elang tungguin gue!"teriak Sheila.

Elang yang mendengar teriakan itu,menghentikan langkahnya lalu menoleh ke belakang.Terlihat Sheila yang sedang berlari menyusulnya.

"Jangan lari nanti jatuh,"ucap Elang.

"Brukkk"

Dan benar saja,Sheila jatuh tersungkur di lantai koridor.

"Awss sakit"ringis Sheila.

Elang terkekeh geli,lalu menghampiri Sheila.Ia berjongkok untuk membantu Sheila berdiri.

Sheila berusaha menutupi raut wajahnya yang terlihat memerah karena malu.Untung saja koridor ini sudah sepi,ga bisa bayangin kalau rame,mau ditaruh mana muka cantik badai milik Sheila ini.Auto jadi trending topik satu sekolah.

"Kan gue udah bilang jangan lari,"ucap Elang lembut sambil memapah Sheila untuk berjalan.

"Kan gue takut ditinggal,"cicit Sheila dengan menundukkan kepalanya.

"Jangan nunduk cantik,nanti mahkotanya jatuh,"ucap Elang,mengangkat dagu Sheila.

Sheila terdiam begitupun dengan Elang,mereka berjalan menyusuri koridor tanpa berbicara sepatah kata pun.

Setelah berjalan melewati koridor,sampailah mereka di parkiran.

"Lo masih bisa berdiri kan?"tanya Elang yang dijawab oleh Sheila dengan menganggukkan kepalanya dua kali.

"Bisa naik ga?"tanya Elang.

Sheila menggelengkan kepalanya."Kaki gue kan sakit,"cicit Sheila.

Elang mengangkat tubuh sheila lalu ia dudukkan di jok belakangnya.

Blushh

Pipi Sheila memerah,lagi dan lagi jatungnya berdetak dengan cepat.

"Jantung gue sepertinya rusak,"batin Sheila.

Elang terkekeh geli lalu mulai menancapkan gasnya meninggalkan area sekolah.

Setelah beberapa menit berkendara,mereka berhenti di taman kota.

"Sheila"panggil Elang.

"Iya Lang,kenapa berhenti?"tanya Sheila.

"Ke pantai mau ga?"Elang balik bertanya kepada Sheila.

"Serius?"

Elang menganggukkan kepalanya,"Mau ga hm?"tanya Elang sekali lagi.

"mau,mau,mau."Sheila menjawab dengan antusias.

***

Pantai itu sangat indah. Ombak selalu bertempur menghantam bebatuan. Angin berhembus tanpa henti. Pasir putih terhambar begitu saja. Terlihat beberapa karang dan penyu berjalan menuju pantai. Dan di sepanjang pantai,pohon kelapa berdiri menyambut ombak dan gelombang.

Sinar matahari yang berada di batas garis cakrawala seakan tak ingin pergi tanpa kesan yang mendalam, maka ia melukis langit senja. Awan-awan yang bentuknya tak beraturan,membentuk barisan yang artistik. Terkadang ia terlihat seperti makanan, hewan, atau wajah seseorang di mata orang yang memandangnya.

Warna biru yang biasanya mendominasi langit di siang hari pun berubah dengan cantiknya. Gradasi warna yang ada di langit begitu sempurna dan berujung dengan warna yang paling tua di bagian paling dekat dengan matahari.

Setiap senja tidaklah sama,warnanya selalu istimewa.

Di bawah langit senja sore ini,terlihat dua orang berbeda gender yang sedang menikmati indahnya pantai sembari memakan ikan bakar ditemani minuman es kelapa muda.

Mereka berbincang sangat asik,sesekali mereka juga tertawa ria. Dua orang itu tak lain dan tak bukan adalah Elang dan Sheila.

Elang memandang gadis cantik yang duduk di sebelahnya, rambut indah yang tergerai itu sesekali terbang tertiup angin ,dan hal itu semakin menambah kadar kecantikannya.

"Sheila, are you happy?"tanya Elang tanpa mengalihkan pandangannya.

Sheila tersenyum lebar lalu menjawab dengan bersemangat,"Very, very, happy,"ucapnya,masih dengan senyum manis yang tak luntur dari wajah cantiknya.

"Elang"

"hmm"

"Senja-nya cantik banget ya,"ucap Sheila.

"Iya, kaya kamu"

"Iya, kaya kamu"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DEAR SHEILA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang