Take Me Home in Scotland

2.3K 108 2
                                    

Harry's POV

Aku menikmati sarapanku sambil memandangi Clayne di depan mataku yang sedang berakrab ria dengan semua crew disini. Sekali lagi aku menatapinya dengan seksama tanpa memperhatikan sekitarku. Penampilannya juga sangat menarik bagiku http://www.polyvore.com/cgi/set?id=73688546

"Harry!" Louis menepuk pundakku. Aku mengalihkan perhatianku kepada Louis sekarang. Aku langsung melihat wajah Louis yang agak kesal

"What did you say?" tanyaku

"I said 'How ya doin'?'" kata Louis 

"I feel better, Lou." 

"It means Clayne still care about you" goda Louis

Aku hanya memutar mataku "She's our doctor. Of course she care" 

"I don't think so" kata Liam sambil menunjuk seseorang menggunakan matanya. 

Aku memutarkan kepalaku ke arah yang dimaksud Liam. Betapa terkejutnya aku, saat melihat Clayne telah hadir di hadapanku. "I will checking all of you before rehearsals" 

"First..." Ia menatap kepada kami. Ugh tidak! penyakit ku kambuh lagi. Jantungku tidak berdetak secara normal ketika melihatnya. "You Harry." Great.

Ia menempelkan stethoscopenya ke tubuhku. Rasanya aku akan semakin gugup dibuatnya. Kemudian ia, mengambil senter dan mengarahkannya ke arah Kornea dan Pupil yang ada di mataku. Jarak diantaraku dan Clayne semakin dekat. Great! Aku pasti bisa menahan perasaanku. Ya aku bisa! 

"How ya doin, Doc?" Aku mencoba mencairkan suasana yang hening dilain itu bisa saja itu bisa menyampingkan rasa gugupku terhadapnya. Tapi yang kuterima adalah Ia hanya menggunakan alat pengukur suhu tubuh ke arahku tanpa menatapku yang sedang menanyakan kabarnya itu. "Good.  and... As far as i know, You can perform tonight. Done" jawabannya begitu dingin padaku. Maksudku, kemarin bukanlah masalah yang besar mengapa ia harus sedingin ini?  

Ia berjalan menuju ke arah Zayn. Ia menempelkan stethoscopenya lagi. Dahinya mengkerut. Ia seperti seorang Simon Cowel ketika mengamati penyanyi yang sedang ia nilai. 

Ia menggunakan alat pengukur suhu tubuh itu dan senternya untuk mengecheck keadaan Zayn. Ia tak henti-henti mengerutkan dahinya. "Zayn, can i have all your ciggarates?" Zayn mengambil sebuah kotak rokok di kantong celana jeansnya dan memberikannya kepada Clayne "Do you know if you're smoking, you shorter your life for 12minutes." 

Ia mengambil 2 batang rokok dan memberikannya kepada Zayn "But, because i'm a really good person. You can still smoking."

"Are you kidding me? two ciggaretes for a day?" Aku dapat melihat ekspresi Zayn yang terkejut akan peraturan Clayne buat.

"No, i'm not. Here, this candy can help you. I'm sure you can include the 7% person who success to stop smoking." 

Zayn hanya mengambil permen yang disodorkan Clayne itu sambil ogah-ogahan. Kemudian, ia beralih ke arah Niall. Ia mulai memainkan sthetoscope-nya seperti yang ia lakukan padaku. Kami hanya ingin apakah Niall ada sebuah penyakit di dalamnnya atau bagaimana. Karena akhir-akhir ini ia lebih pecicilan dari sebelumnya. 

"Good. Normal Condition." Apa?! Yang dikatakan Clayne adalah Niall Normal?! Ia tidak Normal! Ia seperti cacing kepanasan dari sebelumnya!

Sasarannya beralih kepada Liam yang sedang menikmati teh. Lagi-lagi ia menggunakan stethoscopenya. Aku yakin Liam tidak punya masalah dengan kesehatannya. "No Depressed things to thought about, Li. It's not healthy" 

"Okay, I'll be back 10minutes before the concert for Harry

Ia pergi sambil melepaskan stethoscopnya yang bertengger pada lehernya. Jika kau orang yang tidak tau bahwa ia seorang dokter, aku yakin kau pasti berfikir bahwa dia adalah perempuan yang cantik dalam rok yang ia pakai itu. 

"Owh, A special treat for Harry" kata Loui dengan nada yang ia buat-buat. Rasanya saat itu juga aku ingin mencabai mulutnya itu.

*******************************

Aku telah selesai menggunakan make up dan telah memakai costume untuk konser Take Me Home Tour ini. Tidak seperti biasanya aku secepat ini bersiap karena biasanya aku dengan yang lainnya akan mengerjai dahulu para crew disini.

Aku duduk di sebuah sofa yang telah disediakan sambil meminum air mineral untuk memastikan tenggorokanku tidak kering saat membuka konser. Aku mendengar sebuah ketukan dari pintu. Aku tidak mengharapkan itu adalah Niall yang akan menggangguku dan kentut disini. 

"Come in" aku berjaga-jaga melihat siapa yang akan masuk dan melihat bahwa clayne-lah yang masuk dengan membawa peralatannya.

"So, are you feelin good today?" tanya Clayne yang lebih memperhatikan stethoscope-nya dibanding mukaku yang menatapinya sambil berharap bahwa kita bisa bersatu seperti dulu

"A little bit yes, it's because of you. Thanks" 

Ia lagi-lagi mengerutkan dahinya sambil memakaikan alat Sphygmomanometer padaku. Ia lebih tertarik dengan sebuah alat pengukur tensi darah dibandingkan seseorang yang sedang menarik perhatiannya? come on! "A little bit yes? That's not a great answer, Styles. Tell me what you feel"

Ia melepaskan alat pengukur tensi darah itu dariku dan menyimpannya di tasnya. Dan lagi-lagi, ia memanfaatkan alat dokternya untuk menghindar dari tatapanku. Aku memegang tangannya yang memegang alat dokternya itu. Ia tak bergerak, ia hanya bediam diri menatap tanganku "Get off, Harry"

"No.." ia menengokan kepalanya ke arah kakiku dengannya. Apa susahnya ia menatapku?! "Look at me, Clayne!" aku mengguncang-guncang tangannya

Ia hanya diam dan lebih memilih tidak peduli. Aku terus mengguncang tangannya dan akhirnya aku meneriakinya "Look at me, Clayne!!"

"I can't!" akhirnya ia menatapku dengan matanya yang nanar itu. Hal itu membuat hatiku mencair saat itu juga. "Everytime, I look at you. It feels hurt, Harry" suaranya mulai serak karena tangisnya

Aku mengambil alat dokternya dan menaruhnya. Aku menariknya ke dalam pelukanku dan membiarkan ia membasahi bajuku ini dengan tangisnya. Aku tak peduli. Aku mengecup keningnya beberapa kali untuk membuatnya tenang.

Aku mulai merasakan tangannya mengelap wajahnya yang basah itu dan aku tau itulah saatnya aku harus bertanya "Why?"

Sekarang ia berani untuk menatapku walaupun aku tau itu rasanya berat baginya "Because, I feel wrong to make a relationship with you. Look.. yesterday.. i just broke up with you because just a little panic attack." aku menatapnya dan ia langsung meralat kata-katanya "Okay, a big panic attack"

Kemudian ia melanjutkan pembicaraanya "I mean.. It's not normal relationship if you with me. You can get hurt, Harry..." Aku dan Clayne saling menatap penuh. Aku sangat berharap dengan kalimat yang menggantung itu "But, I swear to god. I love you damn so much"

"We can't be normal. And I love it." aku menatapnya sambil menghapus beberapa air mata yang keluar dari matanya yang terlihat merah itu "But, I swear to god. I love you damn so much" kata-kataku sambil mengikuti cara Clayne berbicara tadi

Ia tertawa melihatku melakukan itu. Tawa lepasnya itu membuatku tenang dan membuatku mencuri kesempatan untuk menciumnya. Sungguh, tidak akan ada uang yang dapat membayar hari ini. Itulah sebuah hubungan. Setiap hubungan tidak akan berjalan begitu normal karena setiap dari hubungan itu akan selalu dihadapi masalah yang sangat aneh yang kadang akan membuat sebuah hubungan itu semakin erat. 

Papercut (One Direction Love Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang