-Glimpse of us
🦋🦊."Pagi cantik."
Yedam tersenyum, "Pagi juga ganteng." Haruto mengusak rambut Yedam pelan
Tangannya terulur untuk memberikan helm yang biasa Yedam kenakan, Haruto sekarang mulai rajin berangkat sekolah bersama Yedam. Bahkan siswa siswi jadi heran apakah mereka mempunyai hubungan special?
"Pagi ini aku mau ke ruangan osis ya." Yedam memakai helm dikepalanya.
Haruto mengangguk.
Yedam naik ke motor Haruto. Tangannya ia lingkarkan pada perut Haruto, setelah siap pun Haruto menancapkan gasnya.
Ditatapnya wajah tenang Yedam, Yedam menyender pada bahu kanan Haruto. Anak itu juga sembari melihat pemandangan yang ada disampingnya.
Yedam menarik kepalanya saat merasa sudah dekat dengan area sekolah. Tangannya terulur untuk memegang jaket yang dikenakan Haruto.
"Sampai princess."
Haruto memegang perlahan lengan Yedam guna membantunya turun. Haruto sekarang memakai motor ninja lagi, entah padahal Yedam nyaman jika memakai motor scoopy karna tidak ribet.
"Kamu mau ke perpustakaan gak? atau aku aja?." Yedam menatap Haruto antusias, sang empu melepas helmnya kemudian sedikit mengibas rambutnya kebelakang.
"Ikut, tapi Ruto taruh tas dulu ya?" Yedam mengangguk.
Setelah selesai mengunci motor, Haruto jalan berdampingan dengan Yedam dan dengan tangan Haruto yang melingkar pada pinggang ramping kekasihnya itu.
"Kalau ada yang lihat?." Yedam sedikit berjinjit, membisikkan tepat ditelinga Haruto.
"Gopublish aja, capek diam diam."
"Kan kamu tau resiko nya."
Haruto mengangguk.
•
•
•Perpustakaan tidak terlalu ramai. Kini Haruto dan Yedam sedang berada di perpustakaan dengan niat Yedam mencari buku kimia. Semalaman Yedam mencari kata kunci yang tak dipahami, karna tidak ada dibuku juga.
"Ruto, coba ambilin yang itu!." Yedam menunjuk loker paling atas, buku kimia yang sedang dicarinya ada disana!
"Coba ambil."
"Loh? aku kan minta tolong."
"Ya coba kamu ambil"
"Ih nyebelin! Balik kelas aja sana kamu!." Yedam menyubit pelan perut Haruto. Sesaat kemudian Haruto mengambil buku yang Yedam maksud.
"Nih cantik, pake cubit cubit segala." Protesnya yang masih diwarnai senyuman.
Yedam menatap wajah Haruto. "Sakit ya? Cepat ih jawab! Sakit kan?." Yedam mengelus pelan perut Haruto dimana dia mencubit nya tadi.
Haruto terkekeh gemas melihat tingkah Yedam, "Aduh aduh sakit banget." dramanya.
Yedam memukul perut Haruto, kemudian mendelik kasar. "Apasih malah drama!."
Haruto mengeluarkan tawanya, seperti bisikan. Dia masih tau tempat lah karna ini di perpustakaan.
Yedam, sama halnya dengan Haruto sedang celingak celinguk mencari meja nomor mana yang tepat untuk diduduki. "Itu aja, pojok." unjuk Yedam.
Haruto menyamakan langkahnya dengan Yedam kemudian ikut duduk didepannya. Yedam membaca bukunya, sedangkan Haruto mengerjakan tugasnya. Menatap Yedam, hehehe.
Brakkk
"Hoi!, pacaran aja."
Haruto maupun Yedam menoleh kearah orang yang menggebrak meja keduanya, Jeongwoo menyengir kuda setelah ditatap. "Iri lo jomblo!."
"Halah tai hartono," Jeongwoo duduk disebelah Haruto. "Belajar apaan kak?."
"Napa lo? demen?." sahut Haruto
"Dih! gue sadar diri kali ya."
"Tu tau."
Jeongwoo mengepalkan tinjunya kedepan wajah Haruto, tetapi ia urungkan karena Yedam menggeleng gelengkan kepalanya.
"Yhaha dimarahin pacar gua!."
"Berisik kutu!!."
"Apaan lo bilang gua kutu?."
"Sstt udah udah ih, ini perpustakaan." lerai Yedam, keduanya juga berhasil membungkan mulutnya. Tapi terjadinya adu mata, mungkin telepati? hahaha
Bermenit menit berlalu, ketiga oknum itu sudah lelah berkutat pada buku yang dibaca masing masing. Lagi pula bel jam pelajaran pertama sudah akan berbunyi, ketiganya memutuskan untuk keluar dan kembali kekelas.
"Duluan sana." Yedam membalikkan dirinya menatap Haruto dan Jeongwoo. "Makasih ya udah nganterin."
Keduanya mengangguk,
Cupp
Haruto tersenyum kemudian mengusak rambut Yedam dengan gemas. Iya, barusan Haruto mengecup pipi kekasihnya.
"Ruto ih! apa apaan sih, ada Jeongwoo tau!!." Yedam mengelap pipinya dengan lengan cardigan
"Haha gapapa kak, gue mah emang jones dari lahir."
Jeongwoo berlalu untuk kembali kekelasnya, tangannya ia taruh di saku celana. "Lanjut bucin nya inget waktu To! Udeh bel."
Haruto terkekeh, "Aku duluan ya damie."
Yedam menganggukan kepalanya, setelahnya dia melihat kekasihnya itu hilang dari pandangannya baru masuk kekelas.
"DAMM DJDBEJSBE." Doyoung memegang kedua pundak Yedam lalu menggoyangkannya
"Duhh apa sih Doy!?"
"GILA AJA LO DICIUM HARTANTO?."
Sekelas tadi sudah riuh saat melihat Haruto yang notabe nya adalah adik kelas tertampan tiba tiba saja datang kekelas mereka, untuk apa?
Ah rupanya, mengantar Yedam. Awalnya oke oke saja karena teman seangkatan Yedam memang mengakui kalau Yedam itu mempunyai paras yang menawan, ditambah lagi ia terkenal dengan kepintarannya.
Tapi kalau soal dicium? wah fans Haruto yang diam diam menyukainya itu langsung panas seketika. Mana didepan matanya.
Wah, kudu dibales.
"Diem deh, kaya ga pernah liat orang bucin aja." Yedam melepaskan pegangan Doyoung pada pundaknya, kemudian dia beranjak duduk dan membuka bukunya.
"Tadi dicium?." tanya Asahi, dia juga sedang membaca buku pelajaran.
"Hm."
"Sama Haruto?"
"Iya"
"Ditahanin dam." Yedam menoleh kearah Asahi, tapi pemuda itu hanya mengangkat bahunya acuh.
"Apasih lagian di pipi kok sa, bukan dibibir."
"Yaelah dam gua kan ngomong doang."
"Iye deh sa, iyee."
Pendek dulu ya sahabat, wekwek
Ada yg kangen gak? sibuk banget oi mau kenaikan kelas wrwrwr
Vote dan comment juseyo~
Jangan jadi readers gelap ya! tinggalkan jejak dengan vote dan comment
See you'll on next part.
KAMU SEDANG MEMBACA
Glimpse of us ; HaruDam
Novela Juvenil[Chapter berantakan akibat error] "You look angel, Damie". 'Engga. Bukan saatnya ngerasain deja vu, Dam.' -Yedam.