14

1.1K 153 11
                                    

💔💔💔💔💔

Ketika sang ibu mendapatkan telpon dari sepupu Yunho, Jaejoong tidak bisa tidak curiga. Pria tersebut adalah salah satu orang yang Yunho curigai terlibat dalam kecelakaan yang menimpanya. Karena hal tersebut pula lah Jaejoong agak was-was ketika sang ibu mengatakan bahwa pria tersebut ingin bertemu dan bicara dengan Jaejoong.

Setelah berdiskusi dengan kedua orang tuanya dan juga Yunho, akhirnya Jaejoong menyetujui ajakan si sepupu untuk bertemu dan bicara. Lokasi yang dipilih adalah sebuah kedai kopi di dekat rumah orang tua Jaejoong. Jaejoong kesana ditemani sang ibu dan beberapa pengawal.

Begitu sampai di kedai kopi, Jaejoong sedikit terkejut karena tempat tersebut cukup ramai. Jaejoong melihat sepupu Yunho sudah duduk di salah satu kursi. Dengan keraguan didalam hatinya Jaejoong berjalan ke arah meja tersebut, duduk di hadapan pria yang dicurigai menjadi dalang kemalangan yang menimpa Yunho.

Jaejoong duduk sendirian di sana. Sang ibu dan pengawal memilih meja di sebelah agar jika terjadi sesuatu mereka bisa segera membantu Jaejoong.

"Aku tidak tahu kopi apa yang menjadi favoritmu. Kau bisa memesannya sendiri." Ucap Hyunjoong.

"Aku sedang tidak minum kopi." Jawab Jaejoong.

Hyunjoong menatap wajah Jaejoong yang dia rasa sedikit lebih berisi daripada pertemuan terakhir mereka sebelumnya.  "Apa kau takut aku akan meracuni kopimu?"

"Tidak." Jawab Jaejoong. "Ada alasan lain..."

"Oh..." Hyunjoon menyeruput kopinya sebelum bicara. "Aku berterima kasih padamu karena sudah bersedia datang menemuiku. Ketika Yunho tahu hal ini dia pasti mengamuk."

Jaejoong tidak berkomentar.

"Aku ingin mengakui sesuatu padamu." Suara Hyunjoon terdengar penuh keragu-raguan.

"Luangkan waktumu..." Jaejoong memanggil pelayan yang lewat dan memesan beberapa kue yang tersedia di list menu dan segelas jus apel.

Hyunjoon mengambil handphone dari saku jasnya, mengutak-atik benda berbentuk persegi panjang tersebut beberapa saat sebelum meletakkannya di atas meja. Pada saat bersamaan seorang pelayan membawa dan menyajikan pesanan Jaejoong beberapa waktu lalu.

"Terima kasih." Ucap Jaejoong pada pelayan tersebut yang dibalas senyuman. Jaejoong mengaduk-aduk jus apelnya tanpaa berniat meminumnya. Matanya memandang irisan kue yang ia pesan, Jaejoong merasa sayang memakan kue tersebut karena tampilannya yang cantik.

"Jika kau bukan pasangan nikah Yunho, mungkin aku akan mengejarmu dengan serius."

Jaejoong yang akhirnya dikalahkan rasa lapar dan mengiris kue dengan garpu mendadak membeku mendengar pengakuan pria yang juga sepupu Yunho tersebut.

"Kau tahu, kadang-kadang manusia akan merasa jenuh dan bosan pada rutinitas sehari-hari, bahkan merasa frustasi karena keehidupan yang monoton." Ucap Hyunjoon. Matanya terus menatap wajah Jaejoong. "Aku pernah merasakan bosan, jenuh pada kehidupanku sehingga memilih menjadi orang brengsek daripada mati bunuh diri..."

Jaejoong berhasil mengiris kuenya dan memakannya perlahan-lahan.

"Sampai aku melihatmu... Kita pernah bertemu sebelumnya."

"Aku tidak ingat pernah bertemu denganmu..."

"Saat kau sedang belanja di mall. Kau masih mengenakan seragam SMA mu..."

Jaejoong sedikit terkejut. Ia tidak memiliki kesan sama sekali.

"Pertemuan singkat yang berkesan. Aku terus mengingatmu sampai aku melihat tayangan berita hiburan. Kau dan ibumu."

Jaejoong mengangguk.

"Hari itu aku berkeinginan mendapatkan mu untuk diriku..."

Jaejoong menghentikan acara makan kuenya, ia menatap Hyunjoon penuh selidik.

"Aku tidak terlibat dalam kecelakaan mobil yang menimpa Yunho. Aku hanya mengatakan beberapa patah kata pada orang itu...."

"Biar ku tebak! Beberapa patah katamu adalah hasutan penuh kejahatan!" Ucap Jaejoong.

"Aku pikir, jika Yunho mati maka aku bisa leluasa mengejarmu. Tetapi aku berpikir lagi, hal itu akan membuatmu jijik dan membenciku." Hyunjoon mencemooh dirinya sendiri. "Untuk urusan perusahaan, aku bersedia menjadi saksi dengan kemungkinan terburuk aku akan masuk penjara tetapi bukankah hal itu hanya pengalaman hidup? Menurutku tidak begitu mengerikan seperti yang orang bayangkan..."

"Jadi, apa yang sebenarnya ingin kau sampaikan padaku?"

"Tidak ada yang penting... Hanya, kadang-kadang uang, kekuasaan dan kemewahan tidak bisa membuat seseorang mendapatkan apa yang benar-benar ia inginkan." Hyunjoon menatap Jaejoong, tersenyum dan menghela napas panjang. "Begitupun kaitannya dengan cinta dan kekasih..."

Hyunjoon tampak putus asa namun pada saat bersamaan enggan dikasihani. Apa yang ingin ia sampaikan sudah ia katakan.

"Banyak yang membenci Yunho, kau harus berhati-hati..." Ucapnya sebelum pergi.

Jaejoong merasa bingung namun tidak memanggil Hyunjoon untuk menanyakan hal-hal yang ia rasa belum selesai dibicarakan oleh sepupu Yunho tersebut.

Yunho mencari keberadaan Hyunjoon tetapi pria tersebut justru dengan leluasa bicara dengan Jaejoong.

Nurani Jaejoong ingin mengasihani Hyunjoon namun tidak ia lakukan. Hyunjoon bukan orang baik tetapi mungkin juga bukan orang jahat. Jaejoong tidak bisa menghakimi Hyunjoon karena ia tidak pernah merasakan seperti apa rasanya menjadi sepupu Yunho tersebut.

"Hidup memang tidak mudah... Semua orang memiliki kesulitan masing-masing dan bagaimana cara menyelesaikannya." Junsu meremas bahu putranya. Begitu Hyunjoon pergi, ia segera bergegas menghampiri Jaejoong untuk menanyakan kondisinya.

"Mari pulang, Bu... Tiba-tiba aku merasa sedikit lelah..."

💔💔💔💔💔

💔💔💔💔

TBC

💔💔💔

💔💔

14 Oktober 2022, 19:41 WIB

NaraYuuki

Divorce [YunJae] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang