Prolog

285K 17K 170
                                    

Altheya menatap makanannya dengan pandangan tidak nafsu, ia meletakkan kembali sendok dan garpu ke atas Meja lebih memilih kelaparan daripada memakan makanan menjijikkan itu. Kepiting mentah makanan khas Thailand yang katanya enak dan disukai banyak orang tapi, ia tidak bisa memakannya membayangkan dia akan makan makanan mentah sudah cukup untuk membuat perut sakit.

Sementara itu pria di hadapannya makan dengan lahap hidangan yang ia pesan, terlihat lebih lezat dari makanan milik gadis itu. Beef Steak dengan Saus Mentega, melihat cara pria itu makan membuat perut Altheya keroncongan, kenapa ia begitu bodoh memesan makanan Thailand, ini salahnya karena ia menunjuk Menu dengan asal.

"Kenapa tidak makan?" tanya pria itu.

Altheya tersenyum kecut. "Aku tidak lapar." Ia tidak bisa mengatakan yang sebenarnya, pasti akan malu luar biasa.

Pria itu mengehentikan suapannya, ia memanggil seorang Pelayan. "Bersihkan ini dan bawakan Menu yang sama." Ia kembali memesan.

"Baik Tuan."

Kepiting mentah itu disingkirkan dari atas meja. Altheya berseru dalam hati, ternyata Protagonis utama Novel ini adalah orang yang cukup peka.

Sembari menunggu pesanannya Altheya menatap pria di hadapannya dengan seksama. Ia memiliki mata yang tajam, bibir merah yang tipis, kulit putih mulus, alis tebal, dan yang paling mencolok di antara semuanya 3 Tahi Lalat dekat sudut matanya, itu terlihat seperti rasi Bintang.

"Kamu sangat tampan." Altheya tidak bisa menahan diri untuk tidak memujinya.

"Aku tahu dan Terima Kasih." Kepercayaan diri darimana itu.

Hidangan datang tanpa melanjutkan kata-katanya Altheya mulai menyantap makanannya, ia lapar.

"Lalu kenapa kamu lebih memilih ku daripada Meyza?" Akhirnya pertanyaan itu keluar dari bibirnya.

Pria itu berhenti mengunyah, matanya yang tajam meliriknya sekilas dengan angkuh, menerima tatapan seperti itu tanpa sadar gadis itu menelan makanannya sebelum dikunyah.

Se-mengerikan itulah tatapan mata Protagonis Pria.

Altheya meminum air hingga habis segelas, lehernya sakit sekali.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" tanyanya.

Gadis itu menarik nafas dalam-dalam kemudian membuangnya.

"Aku ingin kita putus." Diam-diam Altheya melirik ekspresi pria itu dari ujung matanya.

Pisau Daging di tusuk dengan Ganas, membuat Altheya menelan Saliva-nya.

Apa ia akan menjadi seperti Daging itu?!

"Yakin?" Dia membawa potongan Daging itu pada Altheya, menyodorkan tepat di depan mulut gadis itu. "Jika kita putus kamu tidak akan bisa makan makanan lezat ini." Dia menari-nari kan Daging itu tepat di depan bibir Altheya.

Gadis itu hampir saja tergoda, ia menggelengkan kepalanya untuk membuang pemikiran itu. "Tapi aku capek."

Alis pria itu terangkat sebelah, ia menghentakkan Pisau di atas Piring hingga menimbulkan suara yang cukup untuk menarik perhatian orang lain. "Kamu hanya perlu duduk dan makan malam dengan ku, aku bayar, apa itu melelahkan? Kamu tidak kenyang?"

Altheya menggelengkan kepalanya, merasa gemas dengan pria ini. "Tapi aku dibenci oleh banyak orang, mereka bilang aku Pelakor."

Pria itu tertawa sinis. "Eh, begitu kah?" Dia kembali menyodorkan Altheya sepotong Daging, kali ini gadis itu membuka mulutnya dan pria itu menyuapinya. "Bukanya memang seperti itu."

Altheya mengangguk, benar dia memang Pelakor.

"Siapa yang memanggil mu Pelakor?" Dia menghapus sudut bibir Altheya dengan jempol lalu menjilat bekas itu.

Pipi Altheya merona merah. "I-tu hm satu Sekolah?" Ia dibenci oleh semua orang.

"Begitu kah?" Nada suaranya khas sekali ketika mengatakan kalimat itu. "Mau Es Krim?" tawarnya.

Altheya mengangguk eh tidak ia menggelengkan kepalanya, ia harus tegas dan putus dengan pria ini sekarang juga.

"Cake?"

Altheya menggelengkan kepalanya.

"Cokelat?'

Tetap sama.

"Crepes?"

Sama juga.

"Putus?"

Sama eh tunggu!

Altheya menatap pria itu dengan mata melotot. "Kamu menjebak ku!" serunya kesal.

Pria itu menyeringai. "Kamu yang tidak mau, aku sudah bertanya."

Dasar sialan!

Dia sangat pintar dalam memanipulasi seseorang!

Argh!!!!

***

Kali ini aku janji engga akan hapus cerita ini hehehe.

Terima Kasih sudah membaca.

BAHASA KADANG BAKU, KADANG TIDAK.

AUTHOR MASIH PEMULA JADI KURANG PAHAM BAHASA BAKU DAN TIDAK BAKU.

BAGI YANG TIDAK NYAMAN PERGI AJA.

TRIMS.

Welcome New readers.

Terima kasih sudah menemukan cerita ini.

Selamat membaca hingga part terakhir 😘

Mungkin ini akan menjadi cerita teraneh, tergila dan tertidak masuk akal yang pernah kalian baca 🤣

Crazy (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang