Bab 24

80.1K 10K 242
                                    

Delta membawanya ke tengah-tengah Hutan. Awalnya Altheya berpikir mungkin Delta ingin melakukan hal mesum karena membawanya ke tempat yang mencurigakan namun semakin lama mereka memasuki hutan dari jauh terlihat sebuah bangunan yang disebut rumah, bagus banget, rasanya Altheya ingin tinggal disana untuk selamanya.

 Awalnya Altheya berpikir mungkin Delta ingin melakukan hal mesum karena membawanya ke tempat yang mencurigakan namun semakin lama mereka memasuki hutan dari jauh terlihat sebuah bangunan yang disebut rumah, bagus banget, rasanya Altheya ingin tin...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Orang kaya kalau punya rumah tempatnya memang terpelosok gini yah?" tanya Altheya.

"Gak, Nyokap gue aja yang gabut." Delta turun dari Mobilnya.

Altheya mengikuti Delta, ia berjalan beberapa langkah di belakangnya.

"Kalau gue foto disini engga akan kena UU kan?"

Delta menatap Altheya seakan-akan dia adalah orang paling bego sedunia.

"Yah mana tahu, ini kan rumah dan tanah pribadi." Altheya mendumel kesal. "Gue engga mau masuk Penjara karena hal sepele."

"Lo mau masuk Penjara?" Delta bertanya heran.

Altheya mengangguk kecil. "Penjara enak lo, engga perlu ngapa-ngapain di kasih makan 24/7."

"Gila." Delta menyentil dahi Altheya.

"Jangan pegang-pegang." Altheya melotot garang.

Delta tertawa kecil.

Altheya tertegun sejenak. "Lo ganteng banget kalau senyum."

"Tahu gue." Dih, dapat kepercayaan diri darimana dia?

"Lo kenapa engga bawa Kak Meyza?"

Altheya dan Delta berhenti melangkah, Alden berdiri di hadapan mereka dengan tampang yang angkuh.

"Dia sibuk Ekskul," kata Delta.

Alden menatap Altheya dari atas hingga bawah, ia memutar bola matanya kesal. "Dia ada di dalam sama Mama." Nada suaranya menyebalkan sekali untuk di dengar. "Kalau lo memang engga serius sama Kak Meyza, kenapa kemarin kalian tunangan?!"

Altheya tersentak kaget, Alden kalau marah seram juga.

"Gue udah nolak."

"Lo nolak dia engga tegas!" Alden berseru. "Lo memang gitu dari dulu." Dia tertawa mengejek. "Engga punya pendirian, plin-plan, kayak bocah." Alden kamu sendiri juga masih bocah 14 Tahun.

"Mulut di jaga." Emosi Delta mulai terpancing.

Alden tertawa geli. "Nah kan marah, kalau merasa kalah, selalu marah."

"Kalau memang lo engga serius sama Kak Meyza, lepasin dia Del! Dia itu cewek! Mama selalu mengajari kita kan? Sebagai seorang laki-laki kita harus menghargai seorang wanita, dan tingkah lo saat ini sama sekali tidak mencerminkan hal itu."

"Itu urusan gue."

"Ituh uyushhan gueh." Ejek Alden.

Altheya menahan tawanya, sumpah wajah adik Delta benar-benar lucu.

Crazy (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang