Bab 8

112K 12.7K 364
                                    

Kile menatap kerumunan anak orang kaya itu dengan pandangan datar, cowok dengan wajah cantik dan aura berandalan itu sedang duduk di atas Mobil Sport berwarna Hitam miliknya sembari menikmati sekaleng Bir. Arena Balapan adalah tempat yang menyenangkan untuk mencari uang, kesenangan, teman, dan kehidupan bebas yang menyenangkan.

Sebagai seorang yang sudah lahir dari keluarga berada Kile selalu menganggap bosan semua hal. Dia hebat dalam segala hal dan mampu mempelajari hal baru dengan cepat, ia didik dengan cukup keras meksipun ia anak laki-laki terakhir di keluarga kedua orang tuanya tidak memanjakannya seperti anak-anak orang kaya itu.

"Datarnya muka, mirip dada mantan gue."

Kile mendengus dingin. "Kayak lo pernah pegang aja."

"Pernah dong, asal lo tahu semua mantan gue itu pernah gue cobain." Laki-laki yang sedang berbicara dengan Kile itu tersenyum mesum. "Cewek lo mana? Sendiri mulu?"

"Hilang." jawab Kile asal.

"Diambil orang?"

"Nah tuh tahu," jawab Kile asal.

Dia tertawa. "Dibandingkan Delta lo mah kalah tapi, selera Delta rendahan banget yah."

Kile mengangguk setuju. "Tuh cewek yang lo bilang rendahan." Ia menunjuk Altheya yang baru turun dari Gojek Online dengan pakaian serba hitamnya.

" Ia menunjuk Altheya yang baru turun dari Gojek Online dengan pakaian serba hitamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ternyata begini tempat tongkrongan kesukaan Kile." Altheya menyeringai. "Gimana gue engga malu-maluin kan?" Dia menaik-turunkan alisnya, mengejek Kile.

"WTF! Lo cewek cupu kemarin?"

Altheya mengerut kesal, ia menyibakkan rambutnya. "Iya, kenapa? Pangling lo?" Gadis itu menatap laki-laki yang tidak terlalu tampan itu dengan penuh selidik. "Lo siapanya Kile?"

Kile menyeringai. "Pacar gue."

"Heh?!" seru Altheya dan laki-laki itu.

"Bukan njir! Gue Levan, teman dia bukan pacar dia! Gue normal!" seru Levan, tidak terima dikatai Homo.

Altheya melangkah mundur. "Jadi setelah putus sama gue, lo belok?" Dia menatap Kile tidak percaya.

"Iya di mimpi," jawab Kile dengan senyuman manisnya.

Ingin sekali Altheya lempar wajah itu dengan sepatu Hak tingginya. "Ada taruhan gak disini?" tanya Altheya pada Levan.

"Ada, mau join?" Levan menyeringai. "Kalau kalah bayaran mahal." Dia mendekati Altheya, berdiri di samping gadis itu.

"Oh, apa bayarannya?" tanya Altheya.

Levan sedikit merunduk untuk berbisik di telinga Altheya. "Lo."

"Oke!" Altheya tertawa lepas. "Siapa yang tanding malam ini?" Levan kira ia takut, tentu saja tidak.

Kile melempar Kaleng Bir nya hingga masuk sempurna ke dalam Tong Sampah. "Virgo dan Drian."

Crazy (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang