Bab 5

125K 13.1K 283
                                    

Seperti saran Zehra, dua hari kemudian Altheya pergi ke belakang Sekolah dan mendatangi rumah bertingkat yang terlihat paling mencolok diantara semua rumah di sekitar sini. Setelah mengemas semua bayi-bayi milik Altheya asli dan mengirimnya kepada pembeli ia segera mengemasi barang-barangnya yang tinggal sedikit, bahkan ia hanya membawa satu Tas Ransel dan Satu Koper Dior yang tidak ia jual.

Setelah semua ini selesai ia harus membeli pakaian baru, karena banyak pakaian bermerek yang sudah habis ia jual.

"Permisa eh permisi!" Altheya menekan Bel-nya, rumah itu tidak terlalu lebar hanya menjulang tinggi ke atas.

"Iya sebentar!" Terdengar suara dari dalam, suara seorang wanita.

"Wah gadis yang imut, ada perlu apa sayang?"

Altheya bersiul kecil, Ibu Kosan nya benda-benda terlihat sangat cantik dan seksi. Gaun merah yang memamerkan belahan dadanya, rambut pirang panjang, Make-up tipis yang tidak terlalu menor dan sepatu hak tinggi berwana hitam. Altheya bertanya-tanya apakah setiap hari ia berpakaian seperti ini?

"Anu...Kak saya mau ngekos." kata Altheya.

"Aku lebih tua dari kelihatannya sayang." Dia mengerling menggoda. "Panggil Bunda Irma seperti itulah semua penghuni kos memanggil ku." Bunda Irma membuka pintu lebar-lebar mempersilahkan Altheya untuk masuk. "Masuklah, kita akan membicarakan semuanya di dalam." 

Dalam Rumah itu juga cukup bagus, daripada kosan ini terlihat seperti rumah minimalis yang ditinggali keluarga kecil. Ada banyak kamar disini dan Altheya meminta kamar di lantai satu, ia tidak mau naik-turun tangga terlalu melelehkan menurutnya dan uang Kosannya juga engga terlalu mahal, masih sanggup lah dia bayar kalau engga sanggup minta uang ke Kile aja.

"Karena kamu meminta di lantai satu, cuma kamu yang di lantai ini, yang lainnya di lantai 2 dan 3."

"Gak apa-apa Bunda Irma, capek naik-turun tangga."

"Oh yaudah gak apa-apa, saya juga tinggal di lantai satu kok." Bunda Irma tersenyum ramah. "Kamar kamu yang ini." Ia membuka pintu kamar dengan pintu berwana Putih.

" Ia membuka pintu kamar dengan pintu berwana Putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Woh!" Altheya berdecak kagum. "Ini lebih bagus daripada kosan saya sebelumnya."

"Syukurlah kamu suka, peraturan disini sangat sederhana. Semua bebas dilakukan selama kamu tidak membawa lawan jenis ke kamar." Bunda Irma memberikan tatapan tajam ketika mengatakan hal ini. "Seseorang pernah saya usir karena ketahuan membawa pria ke kamarnya, jadi jika kamu tidak ingin saya usir tepati itu...." Dia melotot tajam.

Altheya mengangguk. "Tenang aja Bunda, saya tidak akan melakukannya." Astaga menakutkan sekali.

"Baguslah, ini kunci kamarnya, selamat beristirahat dan beres-beres."

"Bunda ada Motor gak? Aku boleh pinjam mau ke Mall bentar." Izin Altheya, ia melihat beberapa Motor di Garasi sebelum masuk tadi.

"Punya, ambil kuncinya di dekat pintu masuk, setiap kali digunakan ingat harus bertanggung jawab dan jaga dengan baik."

Crazy (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang