Tepat pada hari ini, Dion dan Harin akan melangsungkan pernikahan mereka. Kini keduanya sama sama gugup, apalagi Harin, sedari tadi dia terus saja berkeringat.
"m—mama aku takut, takut gagal." ucapnya sedikit terbata bata karena rasa gugup yang sudah membendung.
Anna segera melontarkan kata kata yang setidaknya bisa membuat Harin tenang dan sepertinya itu cukup berhasil karena Harin terlihat sedikit lebih tenang.
Setelah beberapa perhiasan menempel di kepalanya, Henry masuk untuk melihat Harin. Pria itu tersenyum ketika melihat putrinya yang terbalut dengan gaun putih yang cantik.
"papa..? Aku takut." Harin kembali mengatakan itu ketika Henry mendekatinya.
Henry tersenyum tipis kemudian menarik tangan putrinya dan menggegamnya "ga perlu takut, papa bakalan dampingin kami nanti jadi ga ada yang perlu di khawatirin."
"pak semuanya sudah siap!" lapor salah satu bawahan Henry.
Pria tua dan putrinya itu segera berdiri dan masuk ke aula pernikahan. Memang tak banyak tamu tapi Harin kembali merasa gugup karena banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka.
Bahkan 200 tamu membuat Harin bergetar, apalagi jika lebih dari itu?
Dion berdiri di ujung sana dengan kemeja hitam yang menawan dan juga dahi yang terlihat bersinar karena dia menyibakkan rambutnya ke belakang.
Perlahan rasa gugup Harin kembali menghilang karena ada Dion di sini, entah kenapa saat melihat Dion suasana hatinya berubah menjadi tenang.
Henry menggandeng putrinya berjalan menuju Dion yang ada di sana, beberapa kali flash kamera menyorot mereka. Tak ada momen yang boleh di lewatkan saat ini, bahkan Baskara saja sibuk memoto.
Sampailah Harin di hadapan Dion. Henry membawa tangan Harin kepada uluran tangan Dion, segera pria itu menggenggamnya.
"Dion, saya percaya sama kamu." bisik Henry.
Henry dengan ragu melepaskan genggamannya dari jemari Harin, sebelum tautan tangan itu benar benar terlepas Henry terlebih dahulu menarik putrinya itu ke dalam pelukannya.
Setetes air mata lolos terjatuh dari matanya "keputusan papa kali ini ga akan salah." bisiknya tepat di telinga putrinya, sekilas terukir senyuman tipis pada wajah Harin.
Harin membalas pelukan Henry dengan erat "terima kasih, papa."
Dari ujung sana Anna tersenyum bahagia melihat interaksi keduanya, kali pertama Henry memeluk Harin.
Dion ikut tersenyum melihat interaksi antara anak dan juga papanya itu, suasana berubah menjadi haru.
Menyadari bahwa upacara pernikahan harus segera di lakukan, Henry segera melepaskan pelukannya dan menarik tangan Dion dan juga Harin.
Masing masing dari mereka tersenyum menatap wajah satu sama lain lalu keduanya berjalan bergandengan menuju panggung untuk mengucapkan janji suci mereka.
Ketika keduanya siap untuk mengucap janji, tim dokumentasi segera menyiapkan kamera lalu memoto bahkan merekam momen berharga tersebut.
Dan kini keduanya sah menjadi pasangan suami istri, riuh riuh suara sorakan dan tepuk tangan menjadi satu.
"kalau kalian mau ciuman juga boleh."
Deg!
Harin langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain, dia tak berani menatap Dion saat ini. Apalagi tatapannya terlihat sangat— tidak maksudnya benar benar membuat Harin salah tingkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
when we're together | Doyoung
Narrativa generaleapa yang akan terjadi jika kita terus bersama sampai akhir? start : 9 September 2022 end : - update setiap rabu!