7

122 8 5
                                    

Selamat Reading!

.

.

.

Suasana koridor begitu ramai, ya karena memang ini waktu istirahat. Semua murid berbondong-bondong menuju kantin untuk memberi makan cacing-cacing perut mereka yang sudah meronta sedari tadi.

Tiga gadis most famous itu pun tak lupa ikut serta dalam hal itu. Si anggun Gia, si dingin Zu, dan si rusuh Fidel. Zu sedari tadi hanya iam mendengarkan celoteh Fidel tanpa mau menanggapi. Kendati demikian, hal itu tak mematahkan semangat Fidel yang menggebu-gebu menceritakan bagaimana serunya latihannya kemarin.

"Gila ternyata gak semuda itu woy! Gue kira enteng kayak di tv-tv gitu ternyata berat banget. Hampir aje kaki gue kena tuh pedang tajem." Ujar Fidel sambil mempraktikkan bagaimana iya mengangkat pedang itu.

Tentunya dengan gaya yang absurd, ia berhenti sejenak, melebarkan kakinya lebih dari lebar bahu dan menekuk tubuhnya ke depan sambil tangan terjulur kebawah seolah-olah hendak mencabut pedang dari tanah. Itu lebih ke gerakan nungging sambil passing bawah sih!. Oh jangan lupakan dengan suara geramannya seperti orang yang sedang melakukan aktivitas panggilan alam.

Sementara Gia hanya terkekeh melihatnya, kalo menurutnya itu seperti bebek nungging. Sedangkan Zu, ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sepertinya dia malu dengan kelakuan kakak sepupunya yang sepertinya sudah tak punya malu.

Tidak sampai disitu, Fidel bertingkah seolah-olah telah berhasil mencabutnya dan langsung ia angkat kemudian menebas ke samping bawah dengan gerakan membentuk bulan sabit. Dan gerakannya di akhirnya dengan gaya menebas kesamping dengan tangan sejajar bahu, sementara tangan satunya ia taruh di pinggang. Fidel merasa dirinya paling keren sekarang.

Hiyaaa!

Hiyaaa!

Bughhhh!!!

Yaps sayangnya aksi terakhirnya tak berjalan mulus. Saat sedang mengambil gaya terakhir, tangan kanan yang ia julurkan menyentuh benda keras yang menimbulkan suara yang cukup membuat meringis.

"Auwwshhh!!!" Bukan. Bukan Fidel yang mendesis, namun seseorang yang wajah nya baru terhantam tangan Fidel yang sok keren. Anak itu terhuyung beberapa langkah ke belakang, untung saja tidak terjungkal.

"Astaga!" pekik Zu dan Gia.

"Auwh! Eh? Maaf-maaf!" Fidel yang kaget, spontan berbalik melihat apa yang ia hantam seraya mengibas-kibas kan tangannya yang terasa ngilu.

Terlihat seorang gadis berpenampilan tomboy sedang meraba tulang pipinya disertai dengan ringisan.

"Eh eh sorry ya? Gue beneran gak tau kalo ada lo dibelakang, sorry banget!" Fidel mengatupkan kedua tangan nya ke arah gadis itu.

Gadis itu hanya menatap tajam dengan mata sayu nya, seperti kesal dengan orang yang sudah membuat pipinya sedikit memar.

"Kamu sih Del! kebanyakan tingkah, liat tuh akibatnya, nyelakain orang kan jadinya." Oceh Gia yang menggelengkan kepalanya melihat tingkah Fidel.

"Iya maaf Ci, aku nggak sengaja beneran," Fidel menunduk, tak berani menatap Gia, jika sudah begini maka Gia pasti memarahinya.

"Minta maaf sana!" Perintah Gia.

Fidel mengangguk kemudian menghadap gadis itu lagi "Gue minta maaf sekali lagi, gue bener-bener nggak sengaja." Ujar Fidel
Gadis itu memasang wajah datarnya, ia hanya berdehem tanpa berminat membalasnya.

"Lo mau gue anter ke uks?" Tawar Fidel. Lagi-lagi gadis itu tak menjawab, ia hanya menggeleng.

"Dih bisu lo? Gue tanya baik-baik juga! Songong banget!" Ketus Fidel yang tak suka dihiraukan seperti itu.
Sementara gadis itu kembali menatap tajam Fidel.

Dragon Tiger Nunchaku'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang