10

111 8 3
                                    

Di langit yang gelap ini, Seorang gadis berjalan menyusuri pohon-pohon lebat dengan langkah terseok-seok akibat terjatuh dari udara beberapa saat lalu.

Angin dingin malam menyelimuti tubuh nya yang sedang lemah dan ringkih. Sesekali ia meringis karena luka yang menganga lebar itu tersentuh hembusan angin.

"Perasaan aku udah jalan cukup jauh, tapi kenapa yang ku lihat hanya hutan dan hutan?" Gerutu nya.

"Kemana lagi aku harus berjalan? kaki ku rasanya lemes banget, tangan ku argh..."

Sambil memegang lengannya, anak itu meringis untuk kesekian kalinya.

"Gia kamu dimana? Maafin aku,"
Suaranya parau. Rasanya ingin sekali menangis saat itu juga. Namun untuk apa? Air mata yang keluar pun tidak dapat mengembalikan semua nya.

Belum selesai dengan masalah dimana ia sekarang, Zu memikirkan bagaimana cara nya agar tetap kuat berjalan untuk menemukan Gia.

"Aku harus nemuin kamu Ci, gimana pun caranya, pokoknya harus!" Tekad nya, ia kembali berjalan.

Sekali lagi Zu menyusuri hutan belantara yang memiliki pohon yang cukup aneh. Penataannya sungguh rapi, batang batangnya tinggi menjulang dan berkulit kasar.

Sepertinya jika di sinari cahaya matahari, penampakannya sungguh indah, tak seseram sekarang.
Selain pohon-pohon yang tampk aneh, rumput-rumput disini juga terlihat tidak normal. Rumput nya berwarna hitam pekat, persis seperti tumbuhan yang habis terbakar. Tetapi sedari tadi tidak ada bau hangus yang terdeteksi oleh Zu.

"Tolong!!!!"

Dalam kesakitan nya, samar-samar Zu mendengar sebuah teriakan yang tidak terlalu jauh dari tempatnya berpijak saat ini.

"Siapa pun tolong aku!!!"

Lagi, suara itu terdengar lagi. Suara nya menggema di seluruh hutan. Zu celingak-celinguk, menerka nerka dari arah mana kah suara itu berasal.

"Tolong! Ku mohon tolong aku!"

Suara itu kini terkesan lemah. Zu seketika panik, ia tahu orang itu dalam keadaan sangat terancam. Zu menegakkan badannya perlahan, sambil menahan sakitnya luka di lengan.

"Heyy! Kamu dimana?"

Teriak Zu, ia menunggu jawabannya

"Aku disini! Ku mohon tolong aku, aku sudah tak kuat lagi" seru nya

Zu semakin bingung karena suara wanita itu bukan hanya di satu arah melainkan menggema di segala arah.

"Bertahanlah, aku akan datang!" Seru Zu menenangkannya. Walau nyatanya ia msih bingung arah mana yang harus ia ambil

"Gimana ini, aku harus ambil jalan yang mana?"

"Kumohon tunjukkan aku jalan, agar bisa menyelamatkan orang itu."

Selang beberapa detik, gelang ditangannya lagi lagi bersinar dan keluar sebuah titik cahaya berwarna merah melambung keudara. Zu menatapnya tanpa berkedip.

Kemudiam titik cahaya itu bergerak ke kanan dan mulai menelusuri jalan disana.

Saat baru 10 meter melayang tutik cahaya itu berhenti, seakan mengajak Zu untuk mengikutinya.
"Apakah gelang ini gelang sakti yang memiliki kekuatan?" Zu bergumam menatap gelang nya, kemudian beralih ke titik cahaya.

"Tolonglah aku tidak kuat lagi!"
Zu terlonjak mendengar suara itu lagi. Tanpa fikir panjang ia langsung berlari menuju jalan yang ditunjukkan titik cahaya.

Zu berlari menyusuri rerumputan yang menjulang tinggi, setinggi dada nya. Menyusuri malam dengan wajah cemas dan sebuah tangan yang terkulai lepas.

Agak jauh ia berlari, dirinya akhirnya keluar hutan. Ia melambatkan langkahnya, akhirnya ia melihat rembulan yang terpampang jelas. Memandang kagum dengan nafas yang terengah-engah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dragon Tiger Nunchaku'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang