Saat pertama kali melihat Tara dari belakang, jujur Karan sedikit tidak menyangka bahwa perempuan istimewa yang disukai Angelnya ternyata hanyalah seperti perempuan mungil pada umumnya, bukan seperti wanita berisi nan terlihat dewasa. Tapi ketika ia berbalik dan melihat matanya, ia langsung tahu kenapa Angel bisa nyaman di dekat Tara ... dia memiliki mata yang indah dan ramah walaupun bahasa tubuhnya melakukan sebaliknya yakni seolah dingin dan susah didekati, layaknya seperti Angel.
Ketika bersalaman, tanpa sadar Karan meremas tangan itu karena kecil, dan gemesin.Dari posisi mereka berdiri saat ini, Karan bahkan terlihat seperti om om dan Tara seperti anak SMA.
"Bisa tolong lepasin tangan saya?"
Karan sedikit terperanjat dari lamunannya. Dia sedikit mengutuk dirinya atas tindakan spontanitasnya tadi.
"Maaf," ujar Karan lalu jongkok mengalihkan perhatiannya ke Angel, demi menutupi rasa malunya barusan
Tara yang menyadari hal itu insiatif membuka suara, "Ehm, kalian sudah lama di sini?"
Karan mengangkat wajahnya, "Sudah sekitar dua puluh menit lalu, anda sendiri?" Karan berusaha tidak terlihat canggung.
"Mungkin sekitar sepuluh menit lalu,-oh ya aku lanjut lari ya," melihat kebawah-Angel, "tante lanjut lari ya Njel."
***
Setelah edisi maraton. Ketiganya ternyata berkumpul lagi dan memutuskan untuk menikmati sarapan di rumah makan sekitar sana.
"Kamu tinggal sendirian ya di apartemen itu?"
"Iya, emang ada yang aneh dengan hal itu?" jawab Tara sedikit nyolot, karena dilihat dari sisi manapun tampang-tampang spek Karan Kasih Wanes ini adalah tipe-tipe cowo playboy yang selalu bisa menaklukkan mangsanya melalui perhatian-perhatian kecil atau hal-hal manis lainnya, seperti tadi saat masih di luar sempat-sempatnya dia merayu tante-tante bahenol yang berpakaian ketat dengan mengaku mereka "body kalian sudah pas" dan tentu saja siapa pula yang tidak kesemsem dengan pujian tidak langsung cowo tampan. Apa cowo tampan?-ia Tara akui Karan memang tampan, tapi biasa saja karena sebelumnya Tara juga punya banyak kenalan yang ganteng-ganteng dan tentu Tara sudah khatam dengan cowo semacam itu semasa ia berada di bangku sekolah hingga kuliah yaitu cowo-cowo yang hanya mengandalkan pesona dan mulut manis mereka.
"Ya agak jarang aja ada cewe yang seumuran kamu tinggal sendirian," ujar Karan sebenarnya hanya bermaksud memperpanjang obrolan. Mengingat Angel masih menikmati hidangan penutup mereka.
"Nggk jarang kok, seumuran aku ini sudah wajar kali tinggal jauh dari orangtua."
Karan sedikit bergumam dalam hati, gemas dengan sanggahan yang selalu Tara utarakan.
"Oh ya, Tante Tara sibuk ga nanti?"
"Nggk, kenapa?"
Satu hal yang Karan tahu dari Tara, adalah Tara akan menurunkan nada suaranya saat berbicara dengan Angel.
"Mau ga main bareng Angel?, soalnya papa sepertinya gabakalan mau main mainan Angel, dia suka sibuk"
KAMU SEDANG MEMBACA
Embrace Heart
RandomYuliana Tara kerap dipanggil Tara adalah seorang manager di divisi tempat ia bekerja. Di usianya yang akan menginjak 24 tahun masih belum pernah mengalami yang namanya pacaran, sejauh ini belum terbesit dibenaknya untuk menjalin hubungan dengan sia...